Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asal-usul Nomor Pembalap MotoGP 2025, Punya Makna

ilustrasi motor MotoGP (commons.wikimedia.org/NickeldimeC)
ilustrasi motor MotoGP (commons.wikimedia.org/NickeldimeC)
Intinya sih...
  • Jorge Martin memilih nomor 89 setelah nomor 88 sudah digunakan
  • Francesco Bagnaia kembali menggunakan nomor 63 di MotoGP 2025
  • Marc Marquez tetap setia menggunakan nomor 93 sejak awal karier balapnya
  • Marco Bezzecchi menggunakan nomor 72 karena mirip dengan nomor favoritnya, yaitu 12
  • Pedro Acosta kembali menempelkan nomor favoritnya, yaitu 37, di motornya untuk MotoGP 2025
  • Alex Rins tetap memakai nomor 42 yang mirip dengan inisial namanya

Di MotoGP, nomor adalah sebuah status. Bagi juara dunia, misalnya, nomor 1 adalah hak yang bisa digunakan sebagai tanda pembalap terbaik. Sementara itu, pembalap lainnya memilih nomor favorit yang mereka tempelkan pada motor.

Menariknya, setiap nomor yang dipilih punya makna dan kisah tersendiri. Beragam nomor tersebut bisa saja mewakili nomor idola, tanggal lahir, tahun lahir, atau alasan praktis lainnya. Apa saja asal-usul nomor yang digunakan pembalap MotoGP 2025? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

1. Jorge Martin (1) dan Marco Bezzecchi (72) dari tim Aprilia Racing

Dalam karier balapnya, awalnya Jorge Martin memilih nomor 88 di Moto3. Saat naik ke kelas premier, sayangnya nomor ini sudah digunakan Miguel Oliveira. Martin lantas menambahkan angka 1 pada 88 sehingga menjadi 89.

Nomor 89 inilah yang mengantarkannya merebut titel juara dunia MotoGP 2024. Pada 2025, Martin memilih nomor 1 untuk ditempelkan pada motor Aprilia. Sebagai seorang juara, Martinator memang berhak menyematkan nomor keramat tersebut.

Rekan setim Martin di tim Aprilia Racing, Marco Bezzecchi, menggunakan nomor 72. Awalnya Bezzecchi memilih nomor 12 saat awal berkarier di Grand Prix. Namun, nomor ini dipakai Thomas Luthi saat ia berlaga di Moto2. Sejak itulah Bezzecchi menggunakan 72 karena nomor ini mirip dengan 12.

2. Francesco Bagnaia (63) dan Marc Marquez (93) dari tim Ducati Lenovo Team

Francesco Bagnaia melepas nomor 1 usai 2 musim menggunakannya. Pada 2025, ia bakal kembali menggunakan nomor 63. Nomor inilah yang ia gunakan saat pertama kali mengaspal di kelas premier.

Bagnaia awalnya memilih nomor 21 kala berlaga di Moto3. Saat naik ke Moto2, nomor ini sudah digunakan Franco Morbidelli sehingga Bagnaia melipatgandakan nomor 21 menjadi 42. Sayangnya, nomor 21 dan 42 sudah ada yang punya di MotoGP. Bagnaia lantas melipatgandakan tiga kali nomor 21 menjadi 63.

Marc Marquez yang mulai musim ini berstatus pembalap pabrikan Ducati Lenovo tetap setia menggunakan nomor 93. Nomor andalan ini memang telah ia gunakan sejak awal karier balapnya. Nomor 93 berasal dari tahun kelahiran Marquez, 1993.

3. Brad Binder (33) dan Pedro Acosta (37) dari tim Red Bull KTM Factory Racing

Pada saat memulai kariernya, Brad Binder menggunakan nomor 41. Namun, saat naik ke kelas premier, nomor ini dimiliki oleh Aleix Espargaro. Binder lalu memilih 33 karena bentuk nomor ini menyerupai inisial huruf namanya.

Bagi Pedro Acosta, nomor 37 adalah favoritnya. Nomor inilah yang menemaninya meraih titel juara dunia Moto3 dan Moto2. Ia sempat beralih ke nomor 51 dan 31 saat nomor 37 digunakan oleh Augusto Fernandez. Untuk MotoGP 2025, Acosta akan kembali menempelkan nomor 37 di motornya.

4. Fabio Quartararo (20) dan Alex Rins (42) dari tim Monster Energy Yamaha

Fabio Quartararo memilih nomor 20 karena sesuai dengan tanggal ulang tahunnya pada 20 April. Sampai sekarang, nomor 20 inilah yang ia gunakan. Saat menjadi juara dunia pada 2021 pun El Diablo tetap memakai nomor ini.

Pembalap tim Monster Energy Yamaha lainnya, Alex Rins, tetap memakai nomor 42. Rins memilih nomor ini karena bentuknya yang mirip dengan bentuk huruf inisial namanya. Sebelumnya, Rins pernah menggunakan nomor 14, 24, dan 40.

5. Joan Mir (36) dan Luca Marini (10) dari tim Repsol Honda

Joan Mir mempertahankan nomor 36. Nomor ini digunakan Mir sejak awal karier balapnya. Penggunaan nomor ini terinspirasi dari nomor sepupunya, Joan Perello, saat berkompetisi di kelas 125cc.

Luca Marini tetap memilih nomor 10 yang berasal dari tanggal kelahirannya, 10 Agustus. Awalnya ia menggunakan nomor 97 yang merupakan tahun kelahirannya. Hanya saja, saat tampil di Moto2, nomor ini sudah digunakan Xavi Vierge.

6. Fabio Di Giannantonio (49) dan Franco Morbidelli (21) dari Pertamina Enduro VR46 Racing Team

Fabio Di Giannantonio menyukai nomor 21 dan 4. Nomor-nomor ini yang ia gunakan saat memulai kariernya di dunia balap. Sayangnya, saat naik ke kelas premier, kedua nomor itu sudah ada yang punya. Diggia lantas memilih 49 karena nomor ini tersedia.

Franco Morbidelli menggemari nomor 1 dan 2. Karena itulah saat memulai kariernya di dunia balap, ia memakai nomor 12. Hanya saja, saat beraksi di Moto2, nomor ini sudah digunakan Thomas Luthi. Morbidelli lalu membaliknya menjadi nomor 21 yang ia gunakan hingga kini.

7. Alex Marquez (73) dan Fermin Aldeguer (54) dari tim Gresini Racing

Nomor 23 jadi favorit Alex Marquez. Namun, saat memulai balapan di ajang Grand Prix, nomor ini sudah digunakan Niccolo Antonelli sehingga Alex memilih 12. Di Moto2, kedua nomor itu sudah ada yang punya. Untuk menggantinya, Alex mengurangi tahun kelahirannya (96) dengan nomor 23. Sampai sekarang, nomor 73 inilah yang ia pasang pada motornya

Sementara itu, rookie Fermin Aldeguer menggunakan nomor 54. Nomor ini sudah ia gunakan sejak berlaga di kategori sebelumnya. Nomor 54 berasal dari tanggal dan bulan lahirnya, 5 April.

8. Maverick Vinales (12) dan Enea Bastianini (23) dari tim Red Bull KTM Tech3

Maverick Vinales pernah menggunakan nomor 25. Karena alasan sponsor, ia sempat memakai nomor 40. Saat beraksi bersama Suzuki MotoGP hingga kini, Vinales memilih nomor 12 karena saat kecil ia pernah mengalahkan Marc Marquez dengan nomor ini.

Awalnya Enea Bastianini menggunakan nomor 33 yang mengacu pada usianya saat mulai balapan, yaitu 3 tahun 3 bulan. Saat naik ke kelas MotoGP, nomor ini dipakai Brad Binder. Bastianini lalu memilih nomor yang mendekati 33, yaitu 23.

9. Jack Miller (43) dan Miguel Oliveira (88) dari tim Prima Pramac Racing

Jack Miller memakai nomor 543 saat awal berlaga di motocross. Ketika masuk road race, ia memilih nomor 43 karena nomor tiga digit tak diizinkan. Ia beralih ke nomor 8 saat memasuki ajang Grand Prix karena nomor sebelumnya dipakai pembalap lain. Di kelas premier, nomor 8 sudah ada yang punya sehingga Miller kembali ke nomor 43.

Miguel Oliveira menyukai nomor 41 saat memulai karier balapnya. Namun, ia lalu menggantinya menjadi 44. Di MotoGP, nomor ini sudah dipakai Pol Espargaro sehingga Oliveira melipatgandakan nomor 44 menjadi 88.

10. Raul Fernandez (25) dan Ai Ogura (79) dari tim Trackhouse Racing

Sejatinya nomor keberuntungan Raul Fernandez adalah nomor 3. Saat berkarier di dunia balap, ia ingin menggunakan nomor 23. Sayangnya, ia hanya bisa menggunakan nomor 25. Nomor inilah yang ia gunakan sampai sekarang.

Nomor pertama yang Ai Ogura gunakan di atas sepeda motor adalah 19. Saat itu Ogura mengendarai pocket bike pada usia 3 tahun. Namun, Ogura beberapa kali mengganti nomor balapnya. Di Asia Talent Cup ia memakai nomor 9, lalu nomor 79 di Red Bull Rookies Cup. Ia juga pernah memakai nomor 32 di ajang CEV Moto3. Di ajang Grand Prix dari Moto3 hingga kini rookie MotoGP, Ogura menggunakan nomor 79.

11. Johann Zarco (5) dan Somkiat Chantra (35) dari tim LCR Honda

Johann Zarco menggunakan nomor 14 pada awal kariernya. Namun, ia kemudian lebih memilih nomor 5 untuk menghormati Laurent Fellon. Fellon adalah mantan manajernya yang merupakan pembalap aktif tahun 1980-an.

Rookie Somkiat Chantra menyukai nomor 35. Nomor ini sudah ia gunakan sejak balapan di ajang CEV Moto3. Selain itu, nomor 35 punya makna tersendiri. Jumlah dari nomor 3 dan 5 adalah 8. Di Thailand, nomor 8 berarti konsisten dan keberuntungan yang tak ada putusnya.

Nomor yang dipilih pembalap selalu mempunyai makna. Meski mengendarai motor berteknologi paling canggih sejagat, pembalap bisa saja memilih nomor yang dianggap memiliki keberuntungan. Pada MotoGP 2025, pembalap bernomor berapakah yang bakal jadi juara?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us