DNV Equestrian, Bentuk Kasih Sayang Berbalut Tempat Latihan Bagi Dinov

- DNV Equestrian, tempat latihan bagi atlet berkuda potensial Indonesia, Nusrtdinov Zayan Fatih
- DNV merupakan singkatan dari nama anaknya sendiri, Dinov. DNV Equestrian memiliki luas dua hektare dan 16 kuda berasal dari Eropa
- DNV Equestrian memiliki paddock untuk kuda merumput dan tidak terbuka untuk umum, hanya untuk latihan Dinov
Jakarta, IDN Times - Jumat (27/6/2025) pagi WIB, suasana di Megamendung, Bogor, sedang sejuk-sejuknya. Matahari menyembur dari balik pepohonan, dan di sana, ada sebuah stable kuda yang tengah bergeliat, yaitu DNV Equestrian.
Para pekerja stable menjalani rutinitas paginya. Ada yang sedang bersih-bersih, ada yang tengah mengurusi kuda, dan ada juga yang sedang memberikan pakan kepada para kuda. Asri dan hangat, itulah DNV Equestrian pagi itu.
IDN Times berkesempatan mengunjungi stable ini secara langsung, bersama beberapa awak media yang lain. Siapa sangka, di balik keasrian dan kehangatan yang ada, terselip satu sosok yang intens berlatih di sana.
1. Jadi kawah Candradimuka bagi Nusrtdinov Zayan Fatih

Rupanya, DNV Equestrian ini jadi kawah Candradimuka bagi atlet berkuda potensial Indonesia, Nusrtdinov Zayan Fatih. Pagi itu, kami diperbolehkan menilik langsung seperti apa sesi latihan yang dia lakoni.
Perawakan Dinov sangat tampan. Dia memiliki hidung mancung, khas orang Eropa. Untuk anak yang masih berusia remaja, tinggi badannya sudah terhitung ideal. Pagi itu, dia mengenakan celana warna gelap, berbalut baju polo biru langit bertuliskan DNV.
Dinov pun melakoni aktivitas latihan dengan penuh semangat. Dia memacu kudanya sedemikian rupa melewati beberapa rintangan, dan itu tidak dia lakukan sekali, tetapi beberapa kali.
2. Kenapa dinamai DNV Equestrian?

Ibunda Dinov, Riyanti Kutty Nurinda, menjelaskan kenapa tempat ini dinamai DNV Equestrian. DNV merupakan singkatan dari nama anaknya sendiri, Dinov. Sang anak jadi inspirasinya sendiri membangun tempat ini.
"Jadi awalnya DNV itu berasal dari nama Dinov. Sesimple itu. Sesuai tebakan saya, sesuai perkiraan kita. Nah, karena kita semua stable, ini semua sebenarnya inspirasinya dari anak-anak kami," ujar Riyanti kepada para jurnalis.
Tidak cuma itu, DNV ini juga memiliki filosofi tersendiri. Seiring dengan tuntutan agar stable-nya berbadan hukum, DNV ini memiliki singkatan tersendiri, yaitu dari Dewananda, Nawasena, dan Victory.
"Jadi, Victory itu kemenangan, Dewananda itu hadiah dari Tuhan, karunia dari Tuhan, lalu Nawasena itu masa depan yang cerah. Ini suami saya yang berhasil mencari filosofinya," ujar Riyanti
3. Kenapa Megamendung, berapa luasnya, dan berapa kudanya?

DNV Equestrian ini memiliki luas dua hektare, dengan total tiga tempat latihan di indoor, outdoor, dan tempat lounging. Untuk pelatih ada tiga, dengan total kuda mencapai 16 yang kebanyakan berasal dari Eropa.
Untuk harga kuda sendiri memang terhitung lumayan. Karena didatangkan dari Eropa, kuda-kuda tersebut berada di kisaran harga Rp800 juta sampai Rp3 miliar.
"Sekarang itu ada 16 kuda, dan semua kudanya ini warm blood berasal dari Eropa, ada dari Belgia, Belanda, Jerman, Prancis, dan Italia. Untuk luas di sini sendiri total dua hektare," ujar Riyanti.
Riyanti juga memiliki alasan tersendiri kenapa memilih Megamendung sebagai tempat DNV Equestrian. Ternyata, hal itu ada kaitannya dengan kesejahteraan kuda. Megamendung memiliki udara yang pas untuk kuda.
"Untuk juda kita lebih memilih kesejahteraan kudanya dulu ini, bukan orangnya. Kalau di Jakarta panas, sementara ada beberapa stable di dataran tinggi, itu terlalu dingin dan itu tidak baik buat kuda karena jadi gampang dehidrasi," ujar Riyanti.
"Kalau di Megamendung ini matahari dapat, tetapi udaranya dingin gitu. Misal seperti di Eropa kan kuda tetap butuh sinar UV, nah di sini enak, matahari dapat, tapi dingin. Tidak panas juga, sehingga kuda rileks dan santai. Ini sudah masuk tahun ketiga kita di sini," lanjutnya.
4. Apa yang membedakan DNV Equestrian dengan stable lain?

Riyanti bercerita, satu hal penting yang membedakan DNV Equestrian dengan stable lain di Indonesia adalah kehadiran paddock untuk kuda. Paddock inilah yang membuat kuda bisa merumput.
"Itu yang mungkin harus difokuskan nanti. Bahwa kita memiliki paddock yang cukup. Pada dasarnya kan kuda itu merumputkan dia naturalnya. Nah kalau di Eropa, untuk stabil yang tidak punya pedok itu dibanned (dilarang). Jadi kami taruh kuda di paddock untuk merumput," ujar Riyanti.
5. Akankah ke depan DNV Equestrian terbuka?

Usai menjadi kawah Candradimuka bagi Dinov, sempat ada beberapa permintaan dari teman-teman Riyanti dan Dinov untuk ikut berlatih di DNV Equestrian. Namun, dia mengkhususkan stable ini untuk Dinov.
"Ya memang ini sebenernya private, jadi awal mula kami mendirikan ini itu full private. Tapi karena banyak sekali permintaan dari teman-teman kita tetap tidak buka untuk public, tidak buka riding school," ujar Riyanti.
"Hanya apabila ada teman yang kami seleksi ya artinya kami seleksi dengan ketat itu boleh menitipkan. Tapi sangat ketat seleksi karena kan namanya orang punya ekspektasi berbeda-beda," lanjutnya.
Dari DNV Equestrian inilah, Dinov berlatih dan menjadi salah satu atlet berkuda potensial Indonesia. Hasilnya, dari 2022 sampai 2025, total Dinov sudah meraih 165 medali emas, 90 medali perak, dan 50 medali perunggu untuk kompetisi di Indonesia. Untuk pertandingan di luar Indonesia itu total medali yang diperoleh ada 66 medali, 17 medali emas, perak, dan perunggu.