Franco Morbidelli Semringah Kembali Tampil Kompetitif di GP Argentina

Franco Morbidelli membuat persaingan MotoGP 2023 di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina (2/4/2023), makin seru. Pembalap berjuluk Franky ini melahap sirkuit sepanjang 4,81 km dengan sangat ganas.
Penampilan tersebut mengingatkan pencinta balap kepada masa-masa emasnya pada 2020. Ia saat itu menjadi pesaing terberat Joan Mir dalam perebutan gelar juara dunia.
Sayangnya, performa fluktuatif dalam 2 musim terakhir bersama tim pabrikan Yamaha membuat namanya meredup. Untungnya, ia seperti bangkit musim ini, terutama di Argentina.
Berikut perjalanan Franco Morbidelli hingga di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, pada 2023.
1. Musim-musim berat Franco Morbidelli

Dua musim terakhir adalah masa-masa sulit bagi Franco Morbidelli. Selepas didera cedera lutut pada 2021 lalu, performanya naik-turun.
Alih-alih berjuang memperebutkan podium, bersaing untuk posisi ke-10 saja sulit baginya. Tak sedikit orang yang kecewa dengan performa Morbidelli. Karier bersama Yamaha pun dipertanyakan.
2. MotoGP 2023 jadi pembuktian Franco Morbidelli

MotoGP 2023 adalah pembuktian Franco Mordbidelli jika ingin mempertahankan posisinya sebagai pembalap Monster Energy Yamaha. Apalagi kontraknya akan berakhir musim ini sehingga mau tak mau harus menunjukkan potensi terbaik.
Sejak musim lalu, ada beberapa nama yang digadang-gadang cukup mumpuni untuk mengisi posisi pembalap pabrikan Yamaha, seperti Toprak Razgatlioglu. Bahkan, pembalap intermediate, Alonso Lopez, masuk radar Lin Jarvis.
3. Kompetitif di GP Argentina

Sepanjang gelaran GP Argentina 2023, Franco Morbidelli membuat takjub para penghuni garasi MotoGP. Pasalnya, pembalap bernomor motor 21 itu meliuk-meliuk di baris terdepan.
Lolos free practice (Q2), Morbidelli berhasil mencatatkan waktu keempat terbaik. Itu artinya ia bisa memulai dari grid kedua. Torehan ini jadi torehan kualifikasi terbaik sepanjang membalap dengan tim pabrikan Yamaha.
Pada sesi sprint race, Morbidelli pun sempat memimpin balapan. Sayangnya, ia harus mengakui kepiawaian Brad Binder dan dua rekan akademi VR46, Marco Bezzecchi dan Luca Marini, yang tampil menggila.
4. Hampir mencicipi podium lagi

Saat sesi balapan Minggu, Franco Morbidelli sejak awal bergabung dengan grup terdepan setelah lampu start padam. Ia bertarung ketat bersama Alex Marquez dan Francesco Bagnaia dalam perebutan podium kedua.
Kesempatan terbuka lebar kala rekan senegaranya, Bagnaia, mengalami lowside. Ia merangsek ke posisi ketiga di belakang Alex Marquez. Namun, serangan tak terduga muncul dari Johann Zarco yang berhasil mengejarnya. Di atas motor YZR-M1, Morbidelli harus mengakui keganasan motor Desmosedici GP yang dikendarai Zarco.
Morbidelli mengakui jika paket motor YZR-M1 miliknya bekerja dengan sangat baik dan sesuai harapan. Namun, sangat disayangkan, jelang akhir balapan, grip ban motor miliknya makin menurun. Itulah mengapa ia tak bisa bertarung ketat dengan Johann Zarco.
5. Berharap dapat kembali tampil kompetitif

Dua musim terakhir memang jadi musim terberat Franco Morbidelli. Performanya menukik dan kehilangan arah.
Torehan impresif di Argentina tentu membuatnya kembali bersemangat. Ia berharap bisa kembali tampil kompetitif pada balapan selanjutnya di Amerika Serikat.
“Aku tak sabar membalap di Austin (Amerika Serikat). Aku akan tetap sadar jika dikategori ini (MotoGP) sangat mudah untuk tertinggal. Oleh karena itu, aku ingin tetap membumi,” pungkas Morbidelli dikutip MotoGP.
Franco Morbidelli pernah meraih kemenangan di Circuit of the Americas (COTA) kala membalap di kelas Moto2 2017. Saat membalap di kelas utama, torehan terbaiknya adalah urutan kelima pada 2019. Apakah ia bisa kembali tampil kompetitif di sana?