5 Langkah Mendominasi NBA ala Golden State Warriors

GSW punya koleksi tiga gelar juara sejak 2015

Golden State Warriors kembali ke Final NBA pada 2022 ini setelah absen selama 2 musim beruntun. Lolosnya tim asal San Fransisco ke gelaran puncak kompetisi bola basket terbesar sedunia itu sekaligus menegaskan lagi kejayaan mereka.

Warriors memang bukan tim sembarangan. Mereka merupakan pemegang enam gelar juara NBA sejak 1947. Tiga di antaranya direngkuh pada 2015, 2017, dan 2018. Namanya bertambah masyhur karena mampu mendominasi NBA selama setengah dekade ke belakang.

Warriors bahkan menjadi tim percontohan. Permainan mereka merevolusi permainan bola basket secara global. Warriors adalah bukti kalau olahraga permainan satu ini selalu bisa berkembang ke tingkat yang hampir tidak pernah terbayangkan.

Lantas, bagaimana manajemen Golden State Warriors membentuk jati diri mereka sebagai tim yang dominan selama ini? Itu sebenarnya bukan rahasia lagi. Mereka setidaknya punya lima langkah penting agar menjadi salah satu tim terhebat sepanjang masa.

1. Melalui transisi dengan penelitian yang cukup

5 Langkah Mendominasi NBA ala Golden State WarriorsStephen Curry menjadi pencetak tripoin terbanyak sepanjang masa pada Desember 2021. (nba.com)

Joe Lacob, seorang pebisnis asal Amerika Serikat, menjadi salah satu dalang di balik kehebatan Golden State Warriors. Dia termasuk sosok penting yang ikut menaruh fondasi waralaba ini.

Lacob memulai gebrakannya dengan membeli Warriors bersama rekan-rekannya pada 2010. Mereka membayar 450 juta dolar AS (kini setara Rp6,5 triliun) kepada pemilik sebelumnya untuk menebus waralaba yang saat itu tengah jatuh.

Warriors pada 2000-an memang jauh dari kata sukses. Mereka bukan seorang pesaing di NBA. Warriors lebih mirip tim papan bawah dengan rekor-rekor yang buruk.

Kedatangan Lacob dkk tentu menjadi angin segar. Apalagi mereka serius membenahi tim agar memiliki masa depan cerah. Lacob sampai mencari peluang sukses lewat berbagai penelitian. Mereka ingin punya data yang cukup demi mengembangkan sesuatu yang besar. Ia dan timnya kemudian menganalisis berbagai kemungkinan. Salah satunya kemungkinan memanfaatkan tembakan tripoin sebagai senjata mutakhir.

Lacob dkk akhirnya menemukan fakta bahwa frekuensi tembakan yang dilepas di sekitar depan garis tripoin dengan di belakang garis tripoin tidak berbeda jauh. Padahal sebuah tim bisa menambah peluang poin sekitar 43 persen seandainya mampu memanfaatkan tembakan di belakang garis tripoin.

Tembakan tripoin sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Garis tripoin juga sudah diterapkan di NBA sejak 1979. Namun, tembakan tripoin tidak langsung populer. Pada awal milenium baru, proporsinya hanya 22 persen dari seluruh tembakan di NBA.

Penelitian Lacob dkk kemudian menjadi secercah harapan. Mereka yakin tembakan tripoin bisa sangat berguna di NBA. Transisi Warriors dari tim papan bawah ke papan atas pun bermula dari sini.

2. Mengumpulkan kepingan penting

https://www.youtube.com/embed/8SoOwnEX6OE

Dengan dasar penelitian tentang potensi tembakan tripoin, Golden State Warriors perlahan-lahan membentuk tim yang bisa mewujudkan sistem yang ideal. Mereka mengandalkan Manajer Larry Riley untuk mengumpulkan kepingan-kepingan penting dari berbagai peluang. Salah satunya dengan mengorbitkan Stephen Curry, pemain yang mereka dapatkan pada 2009, sebagai aktor utama.

Stephen Curry saat itu dianggap potensial walau belum sepenuhnya meyakinkan. Warriors baru berusaha percaya kalau sang pemain bisa fit bersama tim saat itu. Kebetulan Curry punya kemampuan menembak jarak jauh yang mumpuni.

Stephen Curry seorang tentu belum cukup. Warriors menginginkan tandem yang pas untuknya. Mereka pun mencari pemain yang tidak hanya piawai menembak dari jarak jauh, tetapi juga mampu bertahan dengan baik.

Golden State Warriors lantas menggunakan hak pilih mereka untuk memilih Klay Thompson di urutan ke-11 pada NBA Draft 2011. Thompson kebetulan memiliki potensi yang dibutuhkan Warriors saat itu.

Baca Juga: 5 Catatan Menarik setelah Golden State Warriors Tembus Final NBA 2022

3. Melakukan pertaruhan yang terukur walau dapat tentangan dari fans

5 Langkah Mendominasi NBA ala Golden State WarriorsMonta Ellis bersama Stephen Curry (bluemanhoop.com)

Larry Riley membantu Golden State Warriors merekrut Kepala Pelatih Mark Jackson pada tahun yang sama dengan perekrutan Klay Thompson. Sebab, dia percaya sang pemain bisa berkembang di bawah filosofi bertahan sang pelatih.

Upaya Riley tentu tidak berhenti di situ. Dua pemain seperti Stephen Curry dan Klay Thompson belum cukup untuk membentuk tim yang hebat. Dia lantas melakukan pertaruhan.

Riley menukar wajah utama Warriors, Monta Ellis, bersama sejumlah pemain ke Milwaukee Bucks pada 2012. Sebagai gantinya, Warriors mendapatkan Andrew Bogut dan Stephen Jackson.

Pertaruhan ini mendapat tentangan dari fans. Mereka tidak rela melihat wajah utama sekelas Monta Ellis dilepas begitu saja. Apalagi Andrew Bogut tidak bisa langsung bermain bersama Warriors karena cedera. Sementara itu, Stephen Jackson ditukar lagi ke San Antonio Spurs untuk mendapatkan Richard Jefferson.

Fans menganggap pertukaran ini tidak wajar. Mereka pun mencemooh keputusan manajemen Warriors. Namun, manajemen bergeming. Riley dan jajarannya merasa keputusan itu penting.

Keputusan manajemen Golden State Warriors untuk menyingkirkan beberapa pemain, termasuk wajah utama mereka, rupanya berbuah baik. Sejak kepergian Monta Ellis, Stephen Curry mengambil alih peran aktor utama tim, sementara Klay Thompson sukses mengisi slot kosong.

Keduanya tumbuh menjadi dua pilar yang menyangga tim. Pasangan yang kemudian dikenal sebagai Splash Brothers itu menjadi sosok sentral reformasi Warriors. Perjalanan fantastisnya makin tampak kala memecahkan berbagai rekor di NBA.

4. Memercayai manajer untuk menentukan keputusan yang dianggap penting

5 Langkah Mendominasi NBA ala Golden State WarriorsBob Myers (nba.com)

Golden State Warriors tidak berhenti melakukan manuver. Setelah melakukan pertaruhan dengan bongkar pasang pemain, mereka mengangkat Larry Riley sebagai direktur pencari bakat, sementara posisi manajer digantikan Bob Myers yang sebelumnya berperan sebagai asisten manajer.

Myers banyak menentukan keputusan untuk Warriors. Salah satunya ketika memilih pemain di NBA Draft 2012. Saat itu, dia berhasil memilih sedikitnya dua pemain penting yang membawa Warriors ke tempat yang lebih tinggi. Pemain itu adalah Harrison Barnes dan Draymond Green.

Myers juga berani mengajukan perpanjangan kontrak Stephen Curry senilai 44 juta dolar AS (saat ini sekitar Rp640 miliar) untuk 4 tahun. Padahal saat itu banyak pihak meragukan Curry. Apalagi sang pemain memiliki riwayat cedera yang berulang. Mereka tidak percaya kalau Curry bisa memimpin tim.

Meski begitu, Curry berhasil menjawab keraguan banyak pihak. Dia dan Warriors tampak fit. Mereka bahkan mampu menembus playoff untuk pertama kalinya setelah absen selama 6 tahun. Sayangnya, langkah Warriors terhenti pada babak semifinal wilayah karena kalah dari San Antonio Spurs.

5. Melakukan evaluasi yang tepat sasaran

5 Langkah Mendominasi NBA ala Golden State WarriorsStephen Curry meraih berbagai penghargaan di NBA bersama Golden State Warriors sejak 2009. (nba.com)

Kekalahan dari San Antonio Spurs tidak lantas membuat Golden State Warriors terpuruk. Kekalahan itu justru menjadi pelecut untuk tampil lebih baik lagi. Sejak kalah pada babak semifinal wilayah, Warriors melakukan evaluasi agar bisa mendominasi.

Dari hasil evaluasi, Bob Myers melihat timnya belum memiliki pemain veteran yang bisa membimbing pemain-pemain muda mereka. Dia pun berusaha mencari solusinya. Solusi itu terwujud melalui sosok Andre Iguodala.

Untuk merekrut Iguodala, Warriors mesti melepas beberapa pemainnya. Namun, Myers sukses menambal kekurangan pemain dengan rekrutan lainnya.

Sayangnya, kedatangan Iguodala tidak serta merta membuat Warriors juara. Mereka memang makin tangguh, tetapi masih harus tumbang di playoff. Warriors pun melakukan evaluasi lagi.

Dari hasil evaluasi, Warriors memutuskan berpisah dengan Kepala Pelatih Mark Jackson. Sebab, tahun terakhirnya cukup bermasalah. Jackson  dianggap gagal menjalin hubungan yang baik dengan manajemen. Dia bahkan bermasalah dengan stafnya sendiri di jajaran kepelatihan.

Untuk menggantikan Mark Jackson, Bob Myers memilih Steve Kerr sebagai suksesor. Meski begitu, perekrutannya dianggap kontroversial. Sebab, Kerr tidak punya pengalaman sebagai kepala pelatih tim NBA.

Untungnya, Myers tetap percaya kepada Steve Kerr, mengingat sosoknya yang cukup berpengalaman di dunia bola basket. Kerr adalah salah satu murid pelatih legendaris, Gregg Popovich. Dia juga sempat menjadi presiden sekaligus manajer umum Phoenix Suns.

Sebagai pemain, Steve Kerr pernah juara bersama Chicago Bulls (3) dan San Antonio Spurs (1). Dia terkenal sebagai salah satu penembak jitu terbaik sepanjang masa. Perspektifnya dibutuhkan untuk mengembangkan Stephen Curry dkk.

Kehadiran Kerr rupanya juga berbuah baik. Dia mampu membimbing Warriors menjadi juara pada 2015. Kerr berjasa mengubah Stephen Curry menjadi mesin poin. Begitu pun dengan Klay Thompson. Draymond Green, yang hanya terpilih pada putaran kedua di NBA Draft, malah jadi pemain kaliber All-Star. Ketiganya masih bertahan hingga dewasa ini.

6. Buah dari kegigihan Golden State Warriors

https://www.youtube.com/embed/0Boo7L854f8

Dalam waktu 8 tahun sejak perekrutannya, Steve Kerr sukses mengantarkan Golden State Warriors ke Final NBA sebanyak enam kali, termasuk pada 2022 ini. Pada periode yang sama, mereka keluar sebagai juara sebanyak tiga kali.

Warriors tidak terkalahkan dalam 2 musim beruntun saat juara pada 2017 dan 2018. Mereka saat itu tidak hanya punya Stephen Curry, Klay Thompson, Draymond Green, dan Andre Iguodala, tetapi juga Kevin Durant, salah satu pemain terbaik di NBA. Durant bahkan keluar sebagai Finals MVP pada dua kesempatan juara.

Warriors sendiri sebenarnya sempat jatuh selama 2 musim (2020—2021) karena para pemain bintang cedera. Belum lagi ditambah kepergian Kevin Durant dan Andre Iguodala. Namun, Warriors mampu bangkit dengan berbagai upaya.

Steve Kerr sebagai pelatih rupanya cukup tangguh menangani tim dalam suka maupun duka. Berkat langkah-langkah yang tepat bersama manajemen, dia juga jadi bisa memilih pemain yang fit untuk mengisi tim dan mengembangkannya sehingga tidak jatuh selamanya.

Pada 2022 ini saja Warriors punya wajah-wajah segar. Salah satunya Jordan Poole. Pemain muda satu ini sukses menjadi bagian dari Splash Brothers versi paling baru. Warriors jadi tidak selalu mengandalkan pemain yang itu-itu saja.

Nah, untuk menjadi sebuah waralaba yang besar seperti Golden State Warriors, tentu dibutuhkan banyak upaya seperti di atas. Warriors sendiri mengawalinya dengan data. Meski langkah-langkah selanjutnya tampak seperti pertaruhan, mereka melakukannya dengan terukur. Siapkah tim-tim bola basket melakukan hal yang sama agar bisa menyamai Warriors?

Baca Juga: 5 Fakta Unik Jordan Poole, Mesin Pencetak Poin Golden State Warriors

G.N. Putra Photo Verified Writer G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya