5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan Profesor

Kemampuan balapnya brilian!

Alain Prost merupakan salah satu pembalap terbaik yang pernah berlaga di Ajang Formula 1. Terbukti dengan 4 gelar juara dunia serta 51 kemenangannya membuatnya layak menjadi salah satu legenda Formula 1. Prost sempat membela empat tim selama kariernya, yakni Renault, McLaren, Ferrari, dan Williams.

Berkat performa gemilangnya, ia pun mendapat julukan Profesor karena kepiawaiannya dalam mengendalikan mobilnya. Persaingan Prost dengan sejumlah pembalap hebat macam Nelson Piquet, Nigel Mansell, dan Ayrton Senna juga sangat ketat waktu itu. Apalagi nama terakhir sering dianggap sebagai rival terbesar Prost. Namun, lima balapan ini membuktikan bahwa Prost layak mendapat julukan Profesor.

1. GP Belanda 1981

5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan ProfesorProst vs Jones pada GP Belanda 1981 (motorsportmagazine.com)

Tahun 1981 yang merupakan musim kedua Prost di Formula 1 berlangsung cukup impresif. Setelah kemenangannya pada GP Prancis di depan pendukungnya sendiri, Prost menatap GP Belanda dengan percaya diri. Prost meraih waktu tercepat pada sesi kualifikasi mengungguli rekan satu timnya, Rene Arnoux.

Ketika balapan berlangsung Prost mendapat perlawanan sengit dari pembalap Williams, Alan Jones yang merupakan juara dunia pada musim sebelumnya. Jones yang start keempat langsung menyodok ke posisi kedua begitu balapan dimulai. 

Namun, Prost begitu superior dengan mobilnya dan semakin menjauh dari pembalap asal Australia itu lap demi lap. Hingga akhirnya, Prost pun menyentuh garis finis pertama diikuti Nelson Piquet dan Alan Jones. Musim ini menjadi awal mula Alain Prost dianggap sebagai calon juara dunia.

2. GP Australia 1986

5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan ProfesorAlain Prost pada GP Australia 1986 (formula1.com)

Seri terakhir di musim 1986 yang berlangsung di sirkuit Adelaide, Australia menjadi penentu siapa yang akan meraih gelar juara dunia. Duet Williams, Nigel Mansell dan Nelson Piquet berada di atas angin waktu itu. Piquet butuh kemenangan sedangkan Mansell hanya perlu finis ketiga untuk menjadi juara dunia. 

Prost pun harus mengawali start di posisi keempat dibelakang duet Williams serta Ayrton Senna. Masalah terjadi saat memasuki lap ke-32, ia mengalami masalah pada bannya sehingga membuatnya kehilangan banyak waktu. Hal tersebut sempat membuatnya kehilangan harapan meraih gelar juara dunia.

Namun, nasib baik menghampiri Prost, Piquet tergelincir pada lap ke-23 yang membuatnya turun posisi. Sedangkan Mansell yang berada di posisi ketiga mengalami pecah ban pada lap ke-65 yang membuatnya gagal finis. Piquet yang finis kedua pun tak berhasil mengamankan gelar juara dunia, sebab titel tersebut diraih Prost yang berhasil memenangkan balapan.

Baca Juga: 10 Julukan Paling Unik Pembalap Formula 1, Ada Gorilla hingga Carwash

3. GP Jepang 1987

5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan ProfesorAlain Prost pada GP Jepang 1987 (scuderiafans.com)

Prost memang tidak menang pada gelaran GP Jepang tahun 1987 di sirkuit Suzuka, namun perjuangan tak kenal menyerah yang membuat balapan ini menjadi salah satu yang terbaik baginya. Meskipun start di posisi kedua, ia mengalami pecah ban pada lap kedua yang membuatnya masuk pit stop lebih awal. Hal itu membuatnya tertinggal hingga dua lap.

Namun, Prost tak menyerah dan terus memacu mobil McLaren miliknya. Ia bahkan lebih cepat 1,7 detik dibanding siapapun di lintasan. Sayang, jarak yang terlampau jauh membuat ia hanya finis di posisi ketujuh dan gagal mendapat poin. Meski begitu balapan ini menjadi salah satu yang terbaik bagi Prost.

4. GP Meksiko 1990

5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan ProfesorAlain Prost pada GP Meksiko 1990 (f1experiences.com)

Balapan ini mungkin diingat saat Mansell menyalip Gerhard Berger secara brilian. Namun, jangan lupakan penampilan sang pemenang, Alain Prost yang tampil luar biasa. Prost menjalani sesi kualifikasi tak terlalu baik dan hanya mampu berada di posisi ke-13, start terburuk dalam tujuh tahun terakhir baginya.

Namun, pada saat balapan berlangsung penampilan Prost sangat gemilang, ia menyalip satu demi satu pembalap hingga saat balapan tersisa 15 lap Prost sudah berada di posisi kedua dibelakang Ayrton Senna. Masalah ban pada Senna membuatnya semakin didekati Prost, keputusan Senna yang tak masuk pit stop untuk mengganti bannya pun berakhir bencana ketika ban tersebut pecah beberapa lap kemudian. Hal tersebut membuat Prost mengamankan kemenangan keduanya musim itu.

5. GP San Marino 1993

5 Balapan Ini Buktikan Alain Prost Layak Diberi Julukan ProfesorAlain Prost pada GP San Marino 1993 (espn.co.uk)

Musim 1993 menjadi ajang comeback bagi Prost setelah melewatkan musim 1992. Kali ini bersama Williams yang mempunyai mobil terbaik Prost pun tak terhentikan. Salah satunya pada GP San Marino di sirkuit Imola. Meskipun meraih pole position Prost dilewati Damon Hill dan Ayrton Senna begitu balapan dimulai.

Namun, ia kemudian menyalip kedua pembalap tersebut beberapa lap berselang. Masalah yang mendera mobil Hill dan Senna pun semakin membuat Prost nyaman di posisi terdepan. Prost pun tak terkejar dan menyentuh garis finis pertama diikuti Michael Schumacher dan Martin Brundle. 

 

Dengan empat gelar juara dunia, tentunya tak seorang pun meragukan kemampuan pembalap asal Prancis ini. Selain itu, kemampuannya melewati berbagai macam kondisi dan masalah saat balapan membuatnya layak dijuluki sebagai Profesor.

Baca Juga: 10 Pembalap Formula 1 Terhebat yang Tak Pernah Menjadi Juara Dunia

Genady Althaf Photo Verified Writer Genady Althaf

berbagi dengan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya