Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gotong Royong Kementerian RI Demi Salip Australia di Olimpiade 2032

Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali ke Pelatnas PBSI bertemu Greysia Polii (IDN Times/PBSI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, meminta dukungan atau kerja sama lintas kementerian dan lembaga untuk persiapan Olimpiade 2032. Sebab, saat ini Indonesia masih berupaya agar bisa menjadi tuan rumah di Olimpiade 2032 tersebut.

Tugas Indonesia memang cukup berat dalam mewujudkan impian menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Sebab, Komite Olahraga Internasional (IOC) sudah lebih condong ke Australia demi menyelenggarakan pesta olahraga terbesar dunia itu pada 2032 mendatang.

Australia sudah memasuki tahap targeted dialogue, yang menjadi penentu. Kalau lolos dari fase ini, bisa dipastikan, Australia jadi tuan rumah dengan Brisbane sebagai host city Olimpiade 2032.

"Nah ini butuh dukungan pendanaan , dukungan infrastruktur, dukungan kerja sama antara kementerian dan lembaga, BUMN, perusahaan swasta, serta yang paling penting adalah dukungan dari daerah," kata Zainudin dalam keterangan persnya yang disiarkan langsung di channel YouTube Sekretariat Presiden, Senin (15/3/2021).

1. Pemerintah akan keluarkan desain besar soal olahraga prestasi untuk dukung Olimpiade 2032

Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali ke Pelatnas PBSI bersama ganda tunggal putra Indonesia(IDN Times/PBSI)

Menpora menyebut target pemerintah adalah Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Oleh karena itu, pemerintah akan membuat desain besar mengenai olahraga prestasi agar Indonesia bisa masuk posisi 10 besar pada Olimpiade 2032.

"Kami menargetkan untuk 2032 itu kita berada pada posisi 10 besar, baik untuk olimpiade, untuk paraolimpiade atau atlet-atlet disabilitas kita, itu juga pada ranking yang tidak terlalu jauh," jelas Zainudin.

2. Jokowi mau keluarkan Keppres demi tingkatkan prestasi olahraga nasional

Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas di Istana Merdeka pada Senin (19/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Terkait kerja sama lintas kementerian dan lembaga itu, kata Zainudin, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memerintahkan kementeriannya untuk merumuskan kembali. Nantinya, Jokowi juga akan mengeluarkan Keputusan Presiden soal kerja sama lintas kementerian dan lembaga ini terkait olahraga yang berorientasi pada prestasi di Olimpiade.

"Desain besar ini akan kami dorong, karena ini adalah suatu perencanaan tentang prestasi olahraga yang bersifat jangka panjang dan tersusun dengan bagus. Tidak ada prestasi yang kita dapatkan dengan keberuntungan. Prestasi harus kita dapatkan dengan lewat perencanaan matang," tutur Zainudin.

3. KOI optimistis Indonesia masih bisa berpeluang jadi tuan rumah Olimpiade 2032

Kunjungan Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali ke Pelatnas PBSI bersama tunggal putri Indonesia(IDN Times/PBSI)

Sebelumnya, kabar mengejutkan sempat dilontarkan oleh IOC. Mereka lebih berpihak kepada Australia untuk menjadi tuan rumah, dengan Brisbane sebagai pusat pesta olahraga terbesar dunia tersebut. Hal ini mengancam peluang Indonesia yang juga mengincar posisi serupa.

Namun, optimisme masih digaungkan oleh Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Ferry Kono. Dia menyebut terlepas dari posisi Brisbane yang lebih unggul, Indonesia masih punya peluang untuk menjadi tuan rumah.

"Masih (Indonesia berpeluang jadi tuan rumah), jadi kalau pada akhirnya mereka (Brisbane) lolos dari targeted dialogue, kemudian diputuskan jadi tuan rumah 2032, dalam perjalanannya masih bisa batal (jadi tuan rumah)," ujar Ferry saat dihubungi IDN Times, Kamis (25/2/2021).

Lebih jauh, Ferry menjabarkan bahwa ada aturan baru soal pencalonan tuan rumah Olimpiade ini. Jadi, ada tiga fase yang harus dilalui oleh negara yang berminat menjadi tuan rumah, yaitu interested party, continous dialogue, dan targeted dialogue.

"Brisbane, posisinya karena dia sudah jadi interested party sejak 2019, dalam dua tahun langsung masuk continous dan Future Host Commission (komisi yang memverifikasi syarat-syarat negara calon tuan rumah) merekomendasikannya masuk ke targeted dialogue," ujar Ferry.

Dari pemaparannya, tampak Brisbane, Australia, memang sudah start terlebih dulu untuk mendaftar menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Meski begitu, dalam perjalanannya nanti, Brisbane masih bisa gugur.

"Sementara Indonesia, hari ini (Kamis (25/2/2021) baru masuk dalam tahapan continous dialogue, setelah sebelumnya masuk interested party, setelah 3 Februari kami presentasi," ungkap Ferry.

Ferry menyebut, Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari Brisbane ini. Toh, Brisbane juga masih berpotensi gagal menjadi tuan rumah, jika dalam perjalanannya menuju 2032 sesuatu menimpa mereka. Caranya, mereka harus selalu aktif berkomunikasi dengan IOC.

"Jadi kalau kami cepat, memberikan apa yang diminta, dipresentasikan terus semua keunggulan, dalam satu atau dua bulan ke depan bisa saja mereka (IOC) memutuskan Indonesia masuk ke targeted dialogue," ungkap Ferry.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Teatrika Handiko Putri
EditorTeatrika Handiko Putri
Follow Us