Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

GP Australia 1986, saat Alain Prost Pecundangi Duo Williams

GP Australia 1986. (adelaidegprix.com)

Seri penutup Formula 1 musim 1986 menjadi salah satu yang paling dramatis dalam sejarah. Saat itu, terdapat tiga pembalap, yakni Alain Prost, Nigel Mansell, dan Nelson Piquet yang masih punya peluang untuk menggenggam titel juara dunia. 

Kala itu, Mansell sebenarnya punya keuntungan paling besar dibanding dua pembalap lainnya. Namun, yang terjadi justru Alain Prost yang memenangkan balapan sekaligus merebut titel juara dunia keduanya. Lantas, apa yang terjadi hingga Mansell kehilangan gelarnya yang sudah di depan mata?

1. Persaingan ketat antara Alain Prost, Nigel Mansell, dan Nelson Piquet

Nelson Piquet, Alain Prost, dan Nigel Mansell. (f1cfa.com)

Sejak awal musim ketiga pembalap tersebut memang sudah dijagokan meraih gelar juara dunia. Prost merupakan juara bertahan bersama Mclaren, Piquet adalah dua kali juara dunia pada 1981 dan 1983, sementara Mansell masih mengincar gelar pertamanya.

Keduanya menggeber Williams yang saat itu begitu tangguh dengan mesin buatan Honda. Seperti yang diduga, ketiganya secara bergantian mampu memenangi balapan.

Sebelum GP Australia Prost mengoleksi 3 kemenangan, Piquet 4 kemenangan, dan Mansell 5 kemenangan. Hanya Ayrton Senna yang membela Lotus dan pembalap Benetton, Gerhard Berger yang mampu mencuri kemenangan dari mereka.

2. Mansell punya keuntungan ketika datang ke Adelaide

Nigel Mansell (autosport.com)

Memasuki seri terakhir di GP Australia, Mansell punya keunggulan enam poin atas Prost dan tujuh poin dari Piquet. Pembalap Inggris itupun hanya butuh finis di posisi tiga untuk mengunci gelarnya.

Sementara Prost dan Piquet mau tak mau harus meraih kemenangan. Pada sesi kualifikasi duo Williams terbukti menguasai dengan menempati posisi satu dan dua.

Mansell mengunci pole position diikuti oleh Piquet di belakangnya. Sementara Prost harus puas memulai balapan dari posisi keempat, satu tangga di belakang Ayrton Senna. Hasil itu semakin membuat asa juara Mansell semakin terbuka.

3. Keke Rosberg mengambil alih pimpinan balapan

GP Australia 1986. (adelaidegprix.com)

Meskipun hanya start dari posisi ketujuh, performa brilian diperlihatkan oleh juara dunia musim 1982, Keke Rosberg. Pembalap McLaren tersebut secara tak terduga mampu menyodok ke posisi terdepan.

Hal itu merupakan sesuatu yang tak terduga, karena Rosberg banyak mengalami masalah sepanjang musim tersebut.Di sisi lain, posisi Piquet dan Mansell justru melorot saat awal start. 

Namun, dengan cepat kedua pembalap Williams tersebut kembali merangsek ke barisan depan. Sementara Alain Prost terus membuntuti keduanya. 

4. Drama terus terjadi di sisa balapan

Nelson Piquet dan Nigel Mansell pada GP Australia 1986. (formula1.com)

Piquet yang akhirnya kembali ke posisi kedua mengalami spin pada lap ke-23 yang membuatnya turun dua posisi. Tak lama berselang, Prost mengalami pecah ban yang membuatnya kehilangan beberapa posisi karena harus masuk pit untuk mengganti ban baru.

Pada lap ke-63, giliran Keke Rosberg yang mengalami pecah ban ketika tengah memimpin. Sayang, nasibnya tak sebaik Prost dan ia harus rela gagal meraih kemenangan pada balapan terakhirnya. Kini pimpinan lomba diambil alih oleh Piquet.

Drama ternyata tak selesai sampai di situ, kali ini giliran Mansell yang mengalami pecah ban. Padahal, ia tengah nyaman berada di peringkat ketiga yang sudah cukup untuk membuatnya mencicipi gelar pertamanya.

Williams yang tak ingin hal serupa terjadi pada Piquet kemudian memanggilnya masuk ke pit. Hal ini membuat Prost memimpin balapan.

Piquet yang tak ingin kehilangan kemenangan berusaha sekuat tenaga mendekati Prost. Namun, hingga balapan berakhir ia tak mampu menyalip pilot McLaren tersebut.

5. Gelar juara dunia kedua Prost

Alain Prost menjadi juara dunia musim 1986. (planetf1.com)

Dengan hasil tersebut membuat Alain Prost mengkudeta posisi Mansell di klasemen akhir dengan selisih dua poin. Ini juga merupakan gelar juara dunia keduanya

Ia menjadi pembalap pertama setelah Jack Brabham pada 1960 yang mampu meraih gelar juara dunia secara back to back. Piquet sendiri berhasil membalaskan kekalahannya semusim berselang dengan menggondol gelar juara dunia ketiganya.

Sementara Mansell harus menunggu hingga 1992 untuk mencicipi gelar pertamanya. Prost pun juga menambah gelarnya pada 1989 dan 1993.

 

Formula 1 memang kerap kali menampilkan balapan yang sangat dramatis dan tak terduga. GP Australia 1986 menjadi buktinya, ketika Mansell yang diunggulkan di awal lomba justru harus tertunduk di akhir balapan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Genady Althaf
EditorGenady Althaf
Follow Us