Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gregg Popovich, Pelatih Legendaris San Antonio Spurs

ilustrasi bola basket NBA (unsplash.com/TJ Dragotta)

Gregg Popovich akhirnya meninggalkan kursi kepelatihan San Antonio Spurs karena ingin pensiun. Meski begitu, dia masih menjadi bagian dari Spurs dengan jabatan sebagai presiden operasional.

Popovich sendiri merupakan sosok yang sangat berjasa bagi tim asal Texas tersebut. Dia telah lama melatih Spurs dan sukses membawa timnya bersaing hingga merengkuh gelar juara NBA.

1. Hampir 3 dekade melatih San Antonio Spurs

Perjalanan Gregg Popovich bersama San Antonio Spurs dimulai pada 1988. Popovich kala itu diboyong untuk menjadi asisten pelatih. Setelah 4 musim, Popovich justru hengkang ke Golden State Warriors. Akan tetapi, kiprahnya di GSW juga tidak berlangsung lama, yaitu hanya 2 musim.

Popovich kemudian kembali bergabung dengan Spurs pada 1996. Bukan lagi sebagai asisten pelatih, melainkan meningkat menjadi kepala pelatih. Meski sempat kesulitan pada awalnya, Popovich tetap mampu mengemban tugas dengan baik. Spurs bahkan memberinya kepercayaan penuh sehingga Popovich bisa bertahan lama di kursi kepelatihan. Tak tanggung-tanggung, Popovich melatih Spurs selama 29 musim.

Popovich pun menjadi pelatih dengan masa jabatan terlama dalam satu tim. Sebuah capaian yang tidak akan terjadi tanpa disertai konsistensi. Rekor tersebut juga sulit dipecahkan pelatih lain. Saat ini, pesaing terdekatnya ialah Erik Spoelstra. Dia telah 17 musim melatih Miami Heat dan masih akan berlanjut jika tidak dipecat.

2. Sukses mempersembahkan 5 trofi NBA dan 3 Coach of the Year

San Antonio Spurs tentu punya alasan tersendiri mengapa mempertahankan Gregg Popovich dalam jangka waktu yang sangat lama. Sebab, Popovich berhasil memberikan kesuksesan besar bagi Spurs. Lima trofi NBA yang dikoleksi Spurs semuanya diraih pada era Popovich.

Popovich mempersembahkan trofi perdana untuk Spurs pada 1999, musim ketiganya bertugas sebagai pelatih. Kemudian, tiga trofi lagi didapat dalam waktu yang berdekatan, yaitu 2003, 2005, dan 2007. Sempat absen lama, Spurs akhirnya meraih trofi kelima pada 2014.

Karena kehebatannya dalam meracik strategi, Popovich juga mendapat penghargaan individu sebagai Coach of the Year NBA sebanyak tiga kali. Itu terjadi pada 2003, 2012, dan 2014. Popovich lantas sejajar dengan Don Nelson dan Pat Riley yang juga mengoleksi tiga gelar Coach of the Year.

3. Faktor usia dan kesehatan menjadi penyebab pensiunnya Gregg Popovich

San Antonio Spurs memang harus rela melepas Gregg Popovich sebagai pelatih. Bukan tanpa alasan, usia Popovich sudah tergolong uzur, 76 tahun, serta kondisi kesehatannya mulai terganggu. Dia tentu akan kesulitan apabila terus mendampingi tim di tengah padatnya jadwal pertandingan NBA.

Bahkan, pada awal musim 2024/2025, Popovich terpaksa berhenti mendampingi tim karena menderita stroke ringan. Dia pun absen untuk menjalani proses pemulihan dan menepi hingga batas waktu yang belum ditentukan. Situasi itu tentu menyulitkan bagi Spurs yang sedang mengarungi liga.

Setelah beberapa bulan berlalu, kondisi Popovich sebenarnya berangsur-angsur membaik. Namun, agar masalah serupa tidak terulang lagi, dia memilih mundur dari kursi kepelatihan. Untuk meneruskan tugas Popovich, Spurs kemudian mengangkat Mitch Johnson sebagai kepala pelatih.

Era Gregg Popovich sebagai pelatih San Antonio Spurs resmi berakhir pada Mei 2025. Meski begitu, namanya tidak akan terlupakan begitu saja. Sebab, selama 29 musim menangani tim, Popovich berhasil memberikan memori manis. Sebanyak lima trofi NBA telah Popovich persembahkan untuk Spurs.

Selain itu, Popovich juga masih membantu Spurs meski tidak lagi dari pinggir lapangan. Dia kini akan fokus bertugas di front office sebagai presiden operasional bola basket Spurs. Jabatan itu juga menjadi bukti betapa besarnya penghormatan yang diberikan Spurs kepada Popovich.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Faisal Ramadhan
EditorMuhammad Faisal Ramadhan
Follow Us