Guenther Steiner Resmi Berpisah dengan Haas

Pencinta Formula 1 boleh jadi tidak asing lagi dengan sosok satu ini. Apalagi sejak penampilannya di serial Netflix, Formula 1: Drive to Survive. Pria ini terkenal karena karakternya yang blak-blakan dan sering mengumpat. Namanya Guenther Steiner.
Steiner dikabarkan tidak lagi menjadi team principal MoneyGram Haas F1 Team. Dia cabut pada awal Januari 2024 ini. Haas menggantinya dengan mengangkat jabatan Ayao Komatsu menjadi team principtal.
Guenther Steiner sendiri mulai menjadi team principal Haas pada 2014. Saat itu, Haas sedang melakukan pengembangan mobil untuk terjun perdana ke Formula 1 pada 2016. Namun, karier Steiner ternyata tidak dimulai dari ranah F1. Dia justru memulai karier sebagai mekanik di World Rally Championship.
1. Mengawali karier sebagai mekanik di World Rally Championship

Pria berkebangsaan Italia/Amerika Serikat ini pindah ke Belgia pada 1986 untuk memulai kariernya di dunia reli. Dia menjadi mekanik Mazda Rally Team Eropa untuk mengikuti World Rally Championship. Guenther Steiner berada di tim ini sampai 1988 dan memutuskan untuk pindah.
Suami dari Gertraud Steiner ini lalu bekerja sebagai asisten manajer di tim reli asal Italia, Top Run Srl. Dia berada di tim ini selama setahun. Setelahnya, Steiner pindah ke Jolly Club dengan menjabat sebagai manajer teknis. Jolly Club dikenal sebagai produsen mobil Ford Escort RS Cosworth dan Lancia Delta Integrale.
Banyak kesuksesan diraih selama menjadi manajer teknis. Tim yang dia kelola mampu menjadi juara di World Rally Championship Italia 1994 dan 1996 secara beruntun. Tidak sampai di situ, kesuksesan Guenther Steiner berlanjut saat pindah ke Inggris. Dia mampu menjuarai reli di Eropa pada tahun perdananya sebagai manajer Allstar Rally Team. Berkat prestasinya tersebut, dia dilantik sebagai direktur teknik M-Sport yang dihuni pembalap reli legendaris, Carlos Sainz Sr dan Colin McRae.
2. Terjun ke dunia Formula 1 bersama Jaguar Racing

Berkat segudang prestasinya di tim reli Ford, pabrikan ini meminta Guenther Steiner pindah ke tim Formula 1 milik mereka pada 2001. Ford kebetulan mempunyai proyek di sana dengan nama Jaguar Racing. Pria yang lahir pada 7 April 1965 itu lantas ditunjuk sebagai direktur pelaksana tim. Namun, mereka gagal menemukan peforma terbaiknya pada 2002.
Setelah itu, Jaguar Racing dibeli perusahaan produk minuman asal Austria, Red Bull. Tim ini secara resmi berganti nama menjadi Red Bull Racing dan melakukan debutnya di F1. Guenther Steiner ditunjuk sebagai direktur teknis pada 13 Januari 2005.
Namun, kariernya di Red Bull Racing tidak berlangsung lama. Saat tim ini membajak direktur teknis McLaren, Adrian Newey, Steiner diperintahkan pemilik Red Bull untuk mengelola tim NASCAR milik mereka. Dia pun pindah ke North Carolina, Amerika Serikat, untuk memulai babak baru bersama tim NASCAR.
3. Kembali ke Formula 1 bersama Haas

Saat berada di Amerika Serikat, Guenther Steiner bertemu dengan Gene Haas. Dia merupakan seorang pengusaha yang tengah mengembangkan proyek tim Formula 1. Pengusaha ini meminta Steiner untuk memimpin proyek tersebut. Sosoknya dinilai ideal untuk memimpin tim, mengingat segudang pengalaman pada masa lalu dalam mengelola sebuah tim F1.
Akhirnya, Haas F1 Team debut di ajang bergengsi tersebut pada 2016. Tim ini menempati posisi ke-8 klasemen akhir konstruktor dengan mengoleksi 29 poin pada tahun pertamanya. Itu merupakan perolehan poin terbanyak sepanjang sejarah tim debutan. Puncak prestasi Haas sendiri terjadi pada 2018 dengan bertengger di posisi ke-5 klasemen akhir konstruktor.
4. Guenther Steiner resmi digantikan Ayao Komatsu
MoneyGram Haas F1 Team resmi menunjuk Ayao Komatsu sebagai team principal baru menggantikan Guenther Steiner. Kabar ini dirilis situs resmi tim pada 10 Januari 2024. Ayao Komatsu sendiri sebelumnya menjabat sebagai direktur teknis tim ini.
Pria berumur 47 tahun asal Jepang itu bergabung dengan Haas pada 2016. Komatsu akan mengambil alih semua tugas Steiner yang bertanggung jawab atas keseluruhan strategi tim dan menjaga efisiensi kinerja tim. Dia gembira mendapat kesempatan menjadi team principal.
“Setelah bergabung dengan tim sejak debut di trek pada 2016, aku jelas sangat berinvestasi dalam kesuksesan mereka di Formula 1. Aku menantikan untuk memimpin program kami dan berbagai operasi kompetitif secara internal untuk memastikan kami dapat membangun struktur yang menghasilkan peningkatan kinerja di jalurnya,” ujar Ayao Komatsu seperti dikutip situs resmi Haas.
Para pencinta Formula 1 boleh jadi akan merindukan sosok Guenther Steiner di garasi. Namun, tidak menutup kemungkinan dia akan kembali ke Formula 1 dengan tim lain. Layak untuk dinantikan.