PON XX Papua: Disambut Prokes Ketat Sejak Mendarat di Jayapura

Sambutan hangat dari masyarakat Papua

Jayapura, IDN Times - Gelaran ajang multievent Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2020 sudah dibuka dua hari lalu oleh Jokowi, tepatnya pada 2 Oktober 2021. Perbedaan paling kentara dari ajang-ajang sebelumnya, tentu penerapan protokol kesehatan yang ketat pada edisi kali ini.

Maklum, PON Papua di helat saat pandemik COVID-19 masih berlangsung di Indonesia. Berbagai upaya pun dilakukan pihak penyelenggara untuk meminimalisasi penularan virus corona tersebut.

IDN Times yang memberangkatkan saya, yakni Ilyas Listianto Mujib (reporter) dan Muhammad Firza Bawenti (videografer) pun merasakan begitu ketatnya prokes yang diterapkan, mulai dari Satgas COVID-19, pihak maskapai, hingga panitia pelaksana.

Sejatinya, kami kami dijadwalkan berangkat dari Jakarta pada Sabtu 2 Oktober 2021. Namun, rencana itu urung terlaksana, karena kami tak memenuhi satu syarat untuk terbang ke Papua, yakni swab PCR. Kami malah melakukan tes antigen, yang ternyata tak berlaku di Jayapura.

Sehingga, kami tak mendapatkan lampu hijau untuk berangkat. Tanpa rekomendasi tim Satgas yang berjaga di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, mustahil kami bisa terbang ke Jayapura.

“Maaf, ini sudah sesuai dengan standar yang berlaku. Kami tak berani memberikan izin walau dengan kepentingan apapun pergi ke Jayapura tanpa membawa hasil PCR,” kata salah satu Satgas COVID-19 yang tak mau disebutkan namanya itu. 

Niat untuk meliput pembukaan PON XX Papua pun gagal. Kami hanya bisa merasakan kemeriahan opening ceremony ajang tersebut melalui layar televisi di rumah saja.

Baca Juga: Kepala BNPT: Intelijen Terus Monitor Potensi Ancaman selama PON Papua 

1. Menunda keberangkatan ke Papua akibat tak memenuhi syarat prokes

PON XX Papua: Disambut Prokes Ketat Sejak Mendarat di JayapuraIlustrasi uji swab PCR.IDN Times/GrabHealth

Kami pun harus menunda keberangkatan ke Jayapura dua hari. Kami baru bisa mendapatkan jadwal kembali pada Senin (4/10/2021). Hal itu tak lepas dari sibuknya jam penerbangan ke wilayah tersebut selama PON. Hampir seluruh maskapai penerbangan kebanjiran penumpang. 

Di waktu yang tersisa, kami pun langsung melakukan tes PCR yang menjadi syarat wajib terbang ke Papua, selain sudah menjalani dua kali vaksinasi. Hasilnya cukup baik, kami dinyatakan negatif dan siap kembali untuk pergi meliput PON XX Papua.

Pada waktu keberangkatan, seperti biasanya penerapan prokes di Bandara Soekarno-Hatta begitu ketat. Namun, kami tak kesulitan, karena sudah mengantongi semua persyaratan untuk terbang ke sana. Take off pukul 03.00 WIB dini hari, perjalanan panjang pun dimulai.

Tak ada hal yang aneh selama perjalanan menggunakan pesawat. Sama halnya seperti bepergian ke tempat lainnya. Perjalanan kami pun berjalan lancar. Mungkin, hanya durasi waktu saja yang cukup lama, karena ternyata kami harus melakukan transit lebih dulu di Makassar pada pukul 07.00 WITA.

Tak lama berselang, kami melanjutkan perjalanan dari Makassar menuju Papua. Tak banyak yang dilakukan selain melihat pemandangan indah di arah jendela dan sesekali termenung hingga ketiduran. Sampai akhirnya, kami tiba di Bandara Sentani, Jayapura pukul 12.30 WIT.

2. Prokes ketat menyambut di Bandara Sentani

PON XX Papua: Disambut Prokes Ketat Sejak Mendarat di JayapuraSuasana di Bandara Sentani Jayapura. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Masuk menuju pintu kedatangan, ternyata Bandara Sentani begitu ramai dipadati pelancong, baik wisatawan, kontingen provinsi yang tampil di PON XX, hingga jurnalis seperti kami yang ingin meliput ajang empat tahunan itu.

Walau ramai, pihak bandara sudah mengantisipasinya dengan baik. Protokol kesehatan, mulai dari cek suhu, hingga semprotan disinfektan pun ikut menyambut kami. Petugas pun dengan cekatan membagi kami dalam beberapa baris untuk bisa keluar bandara dengan tertib.

Mereka membagi barisan jadi beberapa bagian. Kontingen PON yang akan bertanding, tentu dibedakan jalurnya, tapi prokes yang diterapkan tetap ketat.

Ketika saya akan masuk, petugas bandara meminta saya membuka Aplikasi Peduli Lindung, sama halnya dengan yang sudah sering dilakukan di berbagai tempat di Jakarta. 

Bedanya, di sini kami harus wajib menggunakan Electronic Health Alert Card (e-HAC), yang juga terdapat di Aplikasi Peduli Lindung. Saya mengisi satu demi satu data, mulai dari nama, asal kedatangan dan tujuan, nomor penerbangan, hingga tujuan kami berada di Jayapura.

Tak sulit untuk mengisi hal itu, sehingga kami pun dengan lancar bisa bergegas untuk mengambil bagasi. 

Baca Juga: Anggota DPR: PON XX Bukti Papua Tak Dianaktirikan dalam Pembangunan

3. Kemeriahan PON dirasakan pelancong

PON XX Papua: Disambut Prokes Ketat Sejak Mendarat di JayapuraSuasana di Bandara Sentani Jayapura. (IDN Times/Ilyas Mujib).

Usai melakukan seluruh prosedur dengan benar, salah seorang pelancong bernama Doni Setiawan (24 tahun) pun kami aja bicara. Ia merupakan pendatang yang sengaja mendarat di Jayapura untuk mengadu nasib. 

Doni sempat geleng-geleng dengan pokes ketat dan padatnya Bandara Sentani di siang bolong. Ia tak menyangka gelaran PON ini ternyata melibatkan banyak pihak hingga membuat Bandara Sentani sibuk. Ia sebelumnya hanya memperkirakan warga lokal saja yang memeriahkan ajang ini.

“Saya baru datang mas, menggunakan penerbangan dari Makassar. Tapi saya sebetulnya dari Jakarta Minggu (3/9/2021). Transit satu hari, saya pun melanjutkan perjalanan hingga sampai siang ini,” kata Doni kepada IDN Times.

“Ramai sekali ternyata. Saya pikir PON ini tak banyak melibatkan orang. Bahkan protokol kesehatannya pun sangat ketat ya. Saya hampir gagal berangkat gara-gara prokes ini,” lanjut dia, mengungkapkan pengalamannya.

Ia pun antusias, bisa menyaksikan salah satu pertandingan di PON XX ini. Walau disibukkan dengan mencari pekerjaan, ia ingin setidaknya merasakan euforia ajang multievent paling elite di Indonesia.

4. Warga lokal merasakan dampak positif dari PON XX Papua

PON XX Papua: Disambut Prokes Ketat Sejak Mendarat di JayapuraPekerja bersiap memasang fasilitas penerangan di kawasan Venue PON XX Papua, Kampung Harapan, Jayapura, Papua, Selasa (22/6/2021). (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)

Usai berbicang sebentar, saya pun melanjutkan perjalanan menuju penginapan di daerah Yabansai, Heram, Kota Jayapura. Kami bedua berangkat menggunakan taksi online yang dipesan melalui aplikasi. 

Sambil mengantar kami, sopir taksi bernama Sukin Wely pun mengajak kami berbincang soal gelaran PON ini. Ia cukup senang, dengan adanya ajang tersebut, pendapatannya meningkat cukup besar. Hal itu berbeda dengan beberapa pekan sebelumnya.

“Sebelumnya selama pandemik sepi sekali. Saya bersyukur PON XX membuat Jayapura ramai, karena saya kena untungnya. Saya berharap ini bisa berjalan sukses. Agar Papua dikenal baik dalam menjamu tamu-tamunya,” ujar Sukin.

Perjalanan hampir 45 menit pun tak terasa dilalui. Sambutan Sukin yang begitu hangat ke warga pendatang, membuat kami semakin antusias untuk memulai petualangan.

Prokes yang ketat dan sambutan baik sudah kami rasakan sejak kedatangan kami ke Jayapura. Namun, itu baru awal dari cerita kami meliput ajang PON XX Papua. Sebab, masih banyak laporan dan pengalaman menarik yang akan kami berikan selama menjalani liputan di Tanah Papua.

Baca Juga: PON XX Bawa Dampak Positif buat Ekonomi Masyarakat Papua

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib
  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya