Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Tatap Perburuan Tiket Olimpiade Paris 2024

Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu memperlihatkan medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Pebulutangkis ganda Putri Indonesia Greysia Pollii (kiri) dan Apriyani Rahayu memperlihatkan medali emas yang berhasil mereka raih untuk nomor bulutangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Senin (2/8/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Jakarta, IDN Times - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Raja Sapta Oktohari, meminta federasi setiap cabang olahraga untuk lebih jeli memilih turnamen yang akan diikuti atlet-atletnya. Hal ini mengingat beberapa cabor akan memulai kualifikasi Olimpiade 2024 Paris pada Mei 2022.

"Pembinaan olahraga tidak bisa sepotong-sepotong, tetapi bisa didapat dengan proses. Kita tak boleh terjebak dengan banyaknya event, sehingga lupa fokus utama yaitu Olimpiade Paris 2024 yang sudah masuk fase kualifikasi pada bulan depan," kata Okto dalam keterangan tertulis, Senin (18/4/2022).

1. KOI ingatkan beberapa cabor bakal mulai kualifikasi

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (Dok. NOC Indonesia)
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (Dok. NOC Indonesia)

KOI mencatat beberapa cabor sudah ada yang melaksanakan kualifikasi sejak Mei 2022 mendatang. Contohnya, judo dan triathlon. Okto bahkan mengatakan ada jadwal perburuan poin Olimpiade yang bersamaan dengan Asian Games 2022, Hangzhou.

"Ini akan terjadi di balap sepeda, saat Asian Games bertepatan dengan World Cup yang sudah mulai perburuan poin Olimpiade. Tentu, jadwal yang berbenturan ini menjadi tantangan fundamental, karena kami harus paham mana agenda prioritas. Setiap federasi harus memilih, atlet potensi lolos Olimpiade itu harus mulai difokuskan ke kualifikasi," kata Okto.

2. Bukan waktunya lagi mengejar ranking multi-event

Ilustrasi. Replika medali Asian Games (ANTARA FOTO/INASGOC/Widodo S Jusuf)
Ilustrasi. Replika medali Asian Games (ANTARA FOTO/INASGOC/Widodo S Jusuf)

Pada awal bulan ini, Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyetujui kriteria dan jadwal kompetisi untuk Paris 2024. IOC mengumumkan 32 cabang olahraga yang masuk dalam program resmi Paris 2024.

"Kami tidak boleh sibuk mengejar ranking multi-event, tetapi target utama menuju Olimpiade justru terlewat. Sehingga, federasi harus tahu betul. Termasuk cabor dan nomor yang mendapat keutamaan di multi-event. Kami harus bisa memanfaatkannya," ujar Okto.

3. Indonesia cari celah peluang jadi tuan rumah kualifikasi tinju untuk Olimpiade

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (Dok. NOC Indonesia)
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari (Dok. NOC Indonesia)

Selain itu, Okto juga mengatakan telah menjalankan komunikasi dengan Asosiasi Tinju Internasional (IBA) terkait peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk menjadi tuan rumah kualifikasi cabang olahraga tinju.

Cabor tinju rencananya memulai kualifikasi Olimpiade Paris mulai 1 Januari 2023 hingga 31 Mei 2024. Ada 124 kuota untuk enam nomor event putri dan 124 kuota untuk tujuh nomor event putra akan diperebutkan di masa kualifikasi ini.

"Ada beberapa event menarik yang ingin kami bawa juga ke sini, yaitu kualifikasi tinju. Ini masih dalam tahap negosiasi dan kami tengah mencoba bidding agar bisa digelar di Indonesia," kata Okto.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us