KOI Petakan Tantangan Indonesia di SEA Games 2021

Jakarta, IDN Times - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bergerak cepat memetakan tantangan Indonesia di SEA Games 2021. Pemetaan itu akan dirumuskan dalam buku saku yang bakal didistribusikan kepada cabang olahraga (cabor).
Sekjen KOI, Ferry Kono, mengatakan bahwa banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan menuju SEA Games 2021, seperti pemetaan klaster pertandingan, penegasan protokol kesehatan, hingga hal-hal yang berkaitan dengan regulasi yang menjadi pertanyaan pengurus cabang olahraga (cabor).
“Kami berencana mengirimkan buku saku yang berisi regulasi selama di Vietnam. Termasuk mapping kluster venue, mengingat SEA Games ke-31 tersebar di beberapa kota,” kata Ferry dalam keterangan resminya, Kamis (24/3/2022).
1. Ada 12 klaster pertandingan di SEA Games 2021

Berdasarkan hasil pertemuan terakhir Chef de Mission (CdM), Vietnam menyampaikan ada 12 kluster yang menjadi tempat pertandingan SEA Games 2021. Hanoi jadi pusat pertandingan.
Mendampingi Hanoi, ada 11 kota pendukung yang sudah disiapkan, yakni Hoa Binh, Bac Giang, Quang Ninh, Bac Ninh, Vinh Phuc, Hai Phong, Ninh Binh, Nam Dinh, Phu Tho, Ha Nam, dan Hai Duong.
“Dengan lokasi yang terpencar ini, kami mencoba bekerja efektif dan memanfaatkan KBRI di Vietnam. Termasuk WNI yang berada di sana untuk membantu, sehingga kontingen Indonesia dan Headquarter bisa ramping dan efisien,” ujar Ferry.
2. SEA Games 2021 akan terapkan semi-bubble

Terkait protokol kesehatan, kata Ferry, panitia penyelenggara SEA Games Vietnam (VIESGOC) menetapkan penyelenggaraan dengan sistem semi-bubble yang dihadiri penonton. Atlet akan dites setiap hari sebelum bertanding.
“Aturan prokesnya ada tes antigen setiap hari, tetapi kami belum mendapat jawaban pasti dari VIESGOC terkait detailnya. Misalnya, apakah atlet didiskualifikasi atau pertandingan ditunda apabila di tengah laga ada atlet yang positif,” ujar Ferry.
Di sisi lain, KOI juga sudah menerima technical handbook untuk masing-masing cabang olahraga. Materi tersebut dapat diakses secara langsung oleh para pengurus federasi nasional di situs resmi nocindonesia.id sejak awal Maret.
3. Perbasi minta kejelasan terkait naturalisasi

KOI juga menerima pertanyaan lanjutan dari federasi, seperti dari Perbasi yang meminta kejelasan terkait ketentuan pemain naturalisasi. Ferry berujar, itu sudah dijawab langsung oleh VIESGOC, tetapi KOI juga dituntut menjalankan aturan sesuai Piagam Olimpiade.
Merujuk Ayat 2 Aturan 41 Piagam Olimpiade tentang Nationality of Competitor menekankan, kompetitor yang merepresentasikan satu negara di Olimpiade, termasuk kontinental atau regional atau dunia serta kejuaraan regional yang diakui oleh Federasi Internasional (IF), dan pindah kewarganegaraaan atau mendapat kewarganegaraan baru, bisa merepresentasikan negara barunya di Olimpiade setidaknya setelah tiga tahun sejak kompetitor tersebut mewakili negara sebelumnya.
Periode tersebut dapat dikurang atau dibatalkan dengan kesepakatan antara NOC dan Federasi Internasional, yang disetujui Dewan Eksekutif IOC.
“Perbasi menanyakan terkait regulasi pemain naturalisasi di SEA Games 2021. Kami sampaikan dan telah dijawab VIESGOC, yakni mereka tidak memiliki batasan, tetapi ada pertimbangan lain yakni Piagam Olimpiade dan ini akan kami sampaikan kepada cabor,” kata Ferry.