Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Perbedaan Bulu Tangkis Indonesia Dulu dan Sekarang

Instagram.com/yuni.kartika73

Jakarta, IDN Times - Mantan atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia, Yuni Kartika, memaparkan perbedaan atlet tunggal putri ketika dirinya masih menjadi atlet dengan yang atlet putri bulu tangkis masa kini. 

Menurut Yuni, banyak perbedaan yang muncul sehingga sulit jika harus membandingkan era mana yang lebih baik. Namun ia menilai performa atlet bulu tangkis putri saat ini sudah cukup baik.

“Penampilan tim putri pada dasarnya sudah cukup baik,” kata Yuni ketika dihubungai IDN Times, Senin (3/9).

1. Sistem poin dalam pertandingan bulu tangkis yang berbeda

Instagram.com/@yuni.kartika73
Instagram.com/@yuni.kartika73

Yuni mengatakan ada perbedaan sistem poin dalam pertandingan bulu tangkis. Dulu, kata Yuni, berlaku sistem pindah bola. “Kalau dulu sistem permainannya pindah bola, kalau sekarang kan reli poin,” kata Yuli.

Dalam sistem reli poin, Yuli melanjutkan, yang dipentingkan hanya pemain dapat mencetak poin tanpa memperdulikan siapa yang melakukan service sebelumnya.

2. Dulu banyak bertahan, sekarang harus bisa menyerang

Instagram.com/yuni.kartika73

Dengan sistem permainan yang berbeda, tuntutan untuk atlet bulu tangkis di era Yuni dengan atlet bulu tangkis masa kini pun berbeda. Jika dulu pemain dituntut untuk dapat bertahan, kini mereka harus bisa menyerang dengan sama baiknya. “Sekarang harus lebih komplit,” kata Yuni. 

3. Dulu bermain play hard, sekarang play smart

ANTARA FOTO/INASGOC/Nafielah Mahmudah/tom/18.

Sistem permainan pindah bola membuat keringat atlet lebih banyak menguras keringat. Stamina pun lebih terkuras. Sehingga mereka harus benar-benar menyiapkan stamina. Kini, dengan sistem reli poin, pemain tidak lagi bermain selelah zaman Yuni. 

Namun kini para atlet bulu tangkis harus jeli melihat peluang karena setiap kali mereka gagal mengembalikan kok maka poin lawan akan bertambah. “Zaman dulu adu fisik,” kata Yuni. "Sistem reli poin yang kini diterapkan, para atlet dituntut untuk beradu strategi agar dapat mencetak banyak poin. “(Sekarang) berganti strategi dalam 2-3 poin,” kata Yuni.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us