Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Istilah Penting dalam Dunia Lari, Pemula Wajib Tahu!

ilustrasi berlari (pexels.com/Gustavo Fring)
Intinya sih...
  • Pace lari merupakan tolok ukur kecepatan dan kemampuan seorang pelari, mempengaruhi program latihan dan strategi dalam lomba.
  • Cadence atau frekuensi langkah penting untuk efisiensi gerakan dan mengurangi risiko cedera, disarankan 170-180 langkah per menit.
  • Long run, interval training, dan cross training adalah metode latihan penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan performa lari.

Apakah kamu baru mulai belajar berlari? Dunia lari memiliki banyak istilah teknis yang mungkin membingungkan bagi pemula. Dengan memahami makna dan konteks penggunaan istilah tersebut, pemula bisa menjalani latihan dengan lebih efektif dan menghindari kesalahan umum yang sering terjadi.

Selain itu, pengetahuan ini juga membantu dalam membaca program latihan atau mengikuti komunitas lari dengan lebih percaya diri. Banyak istilah teknis yang sering muncul dalam program pelatihan, panduan nutrisi, hingga diskusi di media sosial. Berikut lima istilah penting dalam dunia lari yang perlu kamu pahami.

1. Pace lari

ilustrasi berlari (pexels.com/Leandro Boogalu)

Pace mengacu pada waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kilometer atau satu mil dalam berlari. Istilah ini sangat penting karena menjadi tolok ukur kecepatan dan kemampuan seorang pelari. Misalnya, jika seseorang berlari dengan pace 6:00 menit/km, artinya ia membutuhkan enam menit untuk menyelesaikan satu kilometer. Pelari sering menggunakan aplikasi atau jam tangan khusus untuk memantau pace secara real-time saat berlari.

Mengetahui dan memahami pace sangat berguna dalam menyusun program latihan, terutama saat ingin meningkatkan performa. Pelari pemula disarankan untuk fokus pada kestabilan pace dibandingkan kecepatan tinggi, karena lari dengan pace yang konsisten membantu mengembangkan daya tahan tubuh secara bertahap. Selain itu, dengan mengenali pace pribadi, seseorang dapat mengatur strategi dalam lomba atau long run dengan lebih bijak.

2. Cadence atau frekuensi langkah

ilustrasi berlari (pexels.com/Daniel Reche)

Cadence adalah jumlah langkah kaki per menit saat berlari, dan sering kali menjadi indikator efisiensi gerakan. Semakin tinggi cadence, biasanya semakin ringan langkah seorang pelari. Idealnya, cadence yang disarankan bagi pelari adalah sekitar 170 hingga 180 langkah per menit, meskipun ini bisa berbeda tergantung tinggi badan, gaya lari, dan tingkat kebugaran masing-masing individu.

Pelari pemula sering kali memiliki cadence yang rendah karena langkah yang terlalu panjang atau teknik yang kurang tepat. Padahal, cadence yang baik dapat mengurangi risiko cedera karena menurunkan tekanan pada sendi. Latihan meningkatkan cadence, seperti lari di tempat atau menggunakan metronom lari, bisa membantu membentuk pola gerakan yang lebih efisien dan hemat energi.

3. Long run

ilustrasi wanita yang sedang jogging (pexels.com/Tirachard Kumtanom)

Long run merujuk pada sesi lari jarak jauh yang dilakukan dengan intensitas ringan hingga sedang. Tujuan utama dari latihan ini adalah meningkatkan daya tahan aerobik dan membiasakan tubuh terhadap stres lari dalam waktu lama. Biasanya, long run dilakukan satu kali dalam seminggu dan jaraknya lebih jauh dari sesi latihan lainnya, terutama jika sedang mempersiapkan lomba seperti half marathon atau marathon.

Latihan ini juga melatih mental pelari agar terbiasa menghadapi rasa lelah yang muncul di kilometer-kilometer akhir. Long run bukan tentang kecepatan, melainkan konsistensi dan kemampuan menjaga ritme dalam waktu yang panjang. Bagi pemula, penting untuk memulai dengan jarak yang realistis dan meningkatkan secara bertahap sesuai kemampuan tubuh.

4. Interval training

ilustrasi berlari (pexels.com/Nur Andi Ravsanjani Gusma)

Interval training adalah metode latihan dengan pola bergantian antara lari cepat dan fase pemulihan. Misalnya, berlari cepat selama satu menit, lalu dilanjutkan dengan jogging ringan selama dua menit, dan diulang beberapa kali. Latihan ini dirancang untuk meningkatkan VO2 max, atau kapasitas maksimal tubuh dalam menggunakan oksigen, yang sangat berpengaruh terhadap performa lari.

Selain memperkuat jantung dan paru-paru, interval juga membantu meningkatkan kecepatan dan ketahanan otot. Namun, karena intensitasnya tinggi, interval training sebaiknya dilakukan maksimal dua kali seminggu dan diselingi dengan hari istirahat atau lari ringan. Untuk pemula, penting memulai dengan durasi dan intensitas rendah agar tubuh dapat beradaptasi secara bertahap tanpa mengalami overtraining.

5. Cross training

ilustrasi bersepeda (pexels.com/Luan Gonçalves)

Cross training adalah latihan silang dengan aktivitas lain selain lari, seperti bersepeda, berenang, atau latihan kekuatan. Tujuannya adalah memperkuat otot-otot pendukung, mengurangi risiko cedera akibat repetisi gerakan yang sama, serta memberikan variasi agar latihan tidak membosankan. Cross training juga sangat berguna saat pemulihan dari cedera, karena tetap menjaga kebugaran tanpa membebani otot yang bermasalah.

Banyak pelari profesional dan pelatih merekomendasikan cross training sebagai bagian dari rutinitas mingguan. Latihan ini tidak hanya melatih fisik, tapi juga membantu menjaga keseimbangan mental karena memberi ruang untuk eksplorasi gerakan berbeda. Bagi pemula, memasukkan satu atau dua sesi cross training dalam seminggu bisa membuat program latihan menjadi lebih seimbang dan menyenangkan.

Memahami istilah-istilah penting dalam dunia lari dapat membuat proses belajar menjadi lebih terarah dan menyenangkan. Pelari pemula yang memahami konsep seperti pace, cadence, dan interval akan lebih siap menjalani latihan dengan optimal. Pengetahuan ini bukan hanya meningkatkan performa, tetapi juga meminimalkan risiko cedera dan membantu mencapai target lari dengan lebih efektif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us