Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kaleidoskop 2024: Ironi Bulu Tangkis Indonesia

Gregoria Mariska Tunjung menembus semifinal Olimpiade 2024 Paris (dok.PBSI/Badmintonphoto/Yohan Nonotte)
Intinya sih...
  • Bulu tangkis gagal bawa medali emas dari Olimpiade 2024 Paris
  • Medali emas disumbang oleh panjat tebing dan angkat besi
  • Peringkat Indonesia di klasemen Olimpiade naik dari ke-55 ke-39

Jakarta, IDN Times - Bulu tangkis kerap menjadi cabang olahraga kebanggaan Indonesia di panggung Olimpiade. Sejak edisi 1992 Barcelona, cabor ini acap menciptakan tradisi emas Olimpiade.

Tercatat, cerita kelam hanya tercipta pada edisi 2012. Kala itu, Indonesia gagal membawa pulang satupun medali di cabor bulu tangkis.

Namun, siapa sangka ironi besar yang nyaris serupa kembali berulang 12 tahun kemudian? Tim bulu tangkis Indonesia gagal membawa pulang medali emas Olimpiade. Beruntung, masih ada medali perunggu yang berhasil diamankan.

Dua cabang olahraga lain tak diduga-duga jadi penyelamat wajah Indonesia di panggung Olimpiade 2024 Paris. Panjat tebing dan angkat besi Indonesia berhasil menaikkan ranking Indonesia.

1. Rapor wakil Indonesia sepanjang turnamen 2024

Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memenangkan gelar juara di Kumamoto Masters 2024 (dok.PP PBSI)

Dilansir laman resmi BWF, ada 42 turnamen utama BWF yang berlangsung sepanjang 2024, termasuk Piala Thomas dan Uber serta Olimpiade 2024 Paris. Namun, rapor wakil Indonesia sepanjang tahun tak bisa dibilang baik.

Wakil tanah air hanya mampu mengunci gelar juara dari 14 turnamen. Berikut daftar turnamen yang dimenangkan wakil Indonesia sepanjang 2024:

  • Indonesia Masters 2024 (Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin)
  • Orleans Masters 2024 (Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose)
  • All England 2024 (Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto)
  • Swiss Open 2024 (Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto)
  • Spain Masters 2024 (Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari)
  • Australian Open 2024 (Febriana Dwipuji Kusuma Amalia Cahaya Pratiwi)
  • Kaohsiung Masters 2024 (Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum)
  • Korea Open 2024 (Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana)
  • Indonesia Masters I 2024 (Moh Zaki Ubaidillah (non Pelatnas), Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu)
  • Taiwan Open 2024 (Febriana Dwipuji Kusuma Amalia Cahaya Pratiwi)
  • Vietnam Open 2024 (Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil)
  • Indonesia Masters II 2024 (Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah dan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi)
  • Korea Masters 2024 (Putri Kusuma Wardani)
  • Kumamoto Masters 2024 (Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto)

2. Susah payah punya wakil lengkap di Olimpiade

Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari gugur di fase grup Olimpiade 2024 Paris (dok.NOC Indonesia/Naif Muhammad Al’as/Canon Indonesia)

Tim bulu tangkis Indonesia juga pontang-panting mengejar poin untuk ke Olimpiade 2024 Paris lalu. Alih-alih meraih banyak prestasi, wakil-wakil tanah air kesulitan bersaing di level tertinggi.

PBSI lalu membentuk tim Ad Hoc untuk Olimpiade yang dipimpin M. Fadil Imran. Kala itu, dia masih menjabat sebagai sekretaris jendral PP PBSI.

Tim Adhoc lalu melibatkan para legenda bulu tangkis untuk turun gunung mendampingi para atlet sebagai mentor di tiap sektor.

Sektor tunggal putra aman karena memiliki dua wakil yakni Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Sementara, tunggal putri memiliki Gregoria Mariska Tunjung.

Gregoria jadi tunggal putri Indonesia kedua yang berhasil menembus panggung Olimpiade sebanyak dua kali. Pada edisi 2020 Tokyo lalu, Gregoria pun tampil mewakili kontingen tanah air.

Tunggal putri Indonesia terakhir yang mampu menorehkan catatan tersebut adalah Susi Susanti pada edisi 1992 Barcelona dan 1996 Atlanta.

Sektor ganda putra hanya mengirimkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sebagai satu-satunya wakil di Olimpiade 2024 Paris. Keduanya menempati peringkat ketujuh dari ranking kualifikasi.

Sektor ganda putri diwakili juara bertahan, Apriyani Rahayu yang kali ini tampil bersama Siti Fadia Silva Ramadhanti. Pada Olimpiade 2020 Tokyo lalu, Apriyani meraih medali emas bersama Greysia Polii.

Sektor ganda campuran jadi yang paling akhir memastikan tiket Olimpiade. Ada tiga wakil Tanah Air yang sama-sama punya peluang terbuka hingga akhir kualifikasi namun hanya satu wakil yang mampu lolos yakni pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

3. Tanpa emas Olimpiade

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung meraih medali perunggu di Olimpiade 2024 Paris (dokPBSI/Badmintonphoto/Mikael Ropars).

Skuad bulu tangkis Indonesia pulang tanpa medali emas dari Olimpaide 2024 Paris. Satu-satunya medali yang diraih tim Merah Putih adalah perunggu dari sektor tunggal putri yang diamankan Gregoria Mariska Tunjung.

Hasil akhir ini menginatkan pada tragedi 12 tahun lalu. Pada Olimpiase 2012 London. Kala itu, skuad Garuda terpaksa memutus tradisi emas Olimpiade untuk bulu tangkis Indonesia. Bahkan, kala itu skaud bulu tangkis Indonesia pulang tanpa medali.

Hasil ini menjadi hujaman keras untuk bulu tangkis Indonesia. Tradisi emas terputus, PBSI dituntut punya PR besar untuk mengembalikan tradisi itu pada Olimpiade 2028 Los Angeles.

4. Bukan penyelamat wajah Indonesia di Olimpiade

Veddriq Leonardo dalam acara Locker Room by IDN Times pada Selasa (20/8/2024). (IDN Times/Alya Achyarini)

Bulu tangkis bisa dibilang kerap jadi penyelamat wajha Indonesia di panggung Olimpiade. Namun, kali ini tradisi tersebut tak dapat berjalan.

Tapi kontingen Indonesia tidak pulang dengan tangan hampa. Skuad Indonesia bahkan meraih dua medali emas Olimpiade dari dua cabang olahraga berbeda.

Panjat tebing dan angkat besi menyumbang medali emas pertamauntuk Indonesia di panggung Olimpiade 2024 Paris. Panjat tyebing diwakili oleh Veddriq Leonardo (speed putra sementara angkat besi diwaikili Rizki Juniansyah (73kg putra).

Veddriq dan Rizki membawa Indonesia naik peringkat di klasemen Olimpiade. Pada edisi 2020, Indonesia berada di peringkat ke-55 dengan capaian total lima medali (satu emas, satu perak, dan tiga perunggu.

Sementara pada edisi 2024, Indonesia hanya meraih tiga medali yakni dua emas dan satu perak namun finis pada peringkat ke-39.

5. Tutup 2024 tanpa gelar

Tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie di fase grup BWF World Tour Finals 2024 (dok. PP PBSI)

Skuad tepok bulu Indonesia menutup 2024 tanpa gelar. Indonesia meloloskan enam wakil untuk berlaga di BWF World Tour Finals 2024. Namun, tiga diantaranya tumbang di fase grup ajang tutup tahun BWF tersebut.

Indonesia masih punya tunggal putra Jonatan Christie dan dua ganda putra, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang diharapkan mampu melangkah jauh.

Namun, Jonatan, Fajar/Rian, dan Sabar/Reza angkat koper usai dikalahkan di laga semifinal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us