Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Khaman Maluach, Rookie Phoenix Suns di NBA Draft 2025

lapangan basket 2.jpg
ilustrasi bola basket (IDN Times/Mardya Shakti)
Intinya sih...
  • Khaman Maluach lahir di Sudan Selatan, pindah ke Uganda untuk menghindari konflik, dan terlibat dalam olahraga basket setelah tinggi badannya bertumbuh pesat
  • Maluach bermain di Basketball Africa League (BAL), menjadi pemain termuda di FIBA World Cup 2023, dan turut serta di Olimpiade 2024
  • Maluach dipilih Houston Rockets pada urutan 10 di NBA Draft 2025, tetapi akan membela Phoenix Suns sebagai bagian dari paket untuk mendapatkan Kevin Durant

NBA Draft selalu menjadi momen yang penting bagi para pebasket muda di seluruh dunia. Jika nama mereka disebut, maka segala perjuangan dan kerja keras menjadi tidak sia-sia. Mereka akhirnya dipercaya untuk menjadi bagian dari masa depan NBA.

Tiap tahunnya, ada sejumlah prospek yang menyimpan kisah inspiratif demi mencapai panggung NBA Draft. Tahun ini, Khaman Maluach adalah salah satunya. Pemain berdarah Sudan Selatan dengan tinggi 218 cm ini telah melalui berbagai tantangan dan pengorbanan yang luar biasa untuk menjadi prospek yang solid. Lantas, seperti apa perjalanan hidup Maluach hingga berhasil mencapai titik ini?

1. Hidup dan dibesarkan sebagai seorang imigran

Khaman Maluach telah menjalani hidup yang berat sejak kecil. Lahir pada 14 September 2006 di Rumbek, Sudan Selatan, ia dan keluarganya terpaksa pindah ke Uganda demi menghindari peperangan. Maluach akhirnya menghabiskan masa mudanya sebagai seorang imigran di sana.

Maluach awalnya tidak memiliki ketertarikan terhadap bola basket. Ia lebih menyukai sepak bola. Manchester United adalah tim andalannya. Namun, saat menginjak usia remaja, tinggi badan Maluach bertumbuh pesat. Ia akhirnya beralih ke basket setelah mendapat rekomendasi dari orang yang terpukau dengan tinggi badannya ketika berpapasan di jalan.

Potensi Maluach kemudian menarik perhatian Luol Deng, mantan pemain NBA yang juga berasal dari Sudan Selatan. Setelah mengikuti kamp pelatihan Deng, Maluach diundang untuk mengasah kemampuannya di NBA Academy Africa di Senegal. Pada momen itu, ia telah membangun fondasi utamanya untuk bermain di NBA.

2. Jadi pebasket termuda di Olimpiade 2024

Setelah mengikuti NBA Academy Africa, Khaman Maulach diberi kesempatan untuk bermain di Basketball Africa League (BAL). Ia bermain selama 3 tahun di sana. Dengan performanya yang terus berkembang, Maluach akhirnya dipercaya untuk membela Tim Nasional Sudan Selatan.

Maluach dan Sudan Selatan turut berkompetisi di FIBA World Cup 2023. Ia merupakan pemain termuda dalam ajang tersebut. Dengan rekor 3-2, Maluach dan Sudan Selatan berhasil menjadi tim Afrika terbaik di FIBA World Cup tahun itu. Hal tersebut kemudian membuat mereka terkualifikasi untuk berlaga di Olimpiade 2024. Ini juga merupakan kali pertama Sudan Selatan berkompetisi di Olimpiade dalam cabang bola basket.

Berusia 17 tahun, Maluach menjadi pemain termuda di lapangan Olimpiade 2024. Dalam pertandingan persahabatan melawan Amerika Serikat, Maluach berhasil mengumpulkan 7 poin, 3 rebound, dan 1 blok. Sudan Selatan secara mengejutkan hampir mengalahkan Amerika Serikat dengan skor 101-100. Maluach juga turut berkontribusi dalam meraih kemenangan pertama Sudan Selatan di Olimpiade 2024 saat berhadapan dengan Puerto Riko pada fase grup.

3. Dilirik salah satu kampus basket terbesar di Amerika Serikat

Perkembangan Khaman Maluach yang pesat sebagai seorang pemain telah membuat kagum banyak orang. Bahkan, potensinya berhasil mencuri perhatian para pencari bakat Duke University. Maluach akhirnya terbang ke Amerika Serikat untuk bermain bersama prospek-prospek ternama, mulai dari Tyrese Proctor, Sion James, Kon Knueppel, hingga Cooper Flagg.

Maluach mencatat rataan 8,6 poin, 6,6 rebound, dan 1,3 blok dalam 21,2 menit waktu bermain pada 2024/2025. Ia turut berkontribusi dalam membawa Duke menjadi juara ACC 2025 dan mencapai semifinal di turnamen nasional NCAA atau March Madness. Dominasinya di paint area terbukti telah membuahkan kesuksesan untuk Duke.

Maluach akhirnya dipilih Houston Rockets di urutan sepuluh NBA Draft 2025. Namun, ia akan membela Phoenix Suns sebagai bagian dari paket pertukaran Kevin Durant. Dengan demikian, Maluach menjadi pemain pertama dari NBA Academy Africa dan pemain Duke ketiga setelah Flagg dan Knueppel yang terpilih di urutan sepuluh besar di NBA Draft 2025.

Maluach telah melalui perjalanan yang panjang untuk menjadi seorang pemain NBA. Namun, semua itu hanyalah permulaan dari perjuangan yang sesungguhnya. Bersama Suns, Maluach masih memiliki banyak waktu untuk memaksimalkan potensinya hingga menjadi salah satu bintang NBA pada masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us