Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap Repsol Honda Team MotoGP Marc Marquez mempersiapkan diri turun ke lintasan saat hari pertama tes pramusim MotoGP 2022 di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Jumat (11/2/2022). Sesi tes pramusim di sirkuit Mandalika tersebut akan berlangsung hingga Minggu (13/2/2022) (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)

Jakarta, IDN Times - Masa depan Marc Marquez masih menjadi tanda tanya. Si Bayi Alien memang tak menampik pindah ke tim lain, termasuk Red Bull KTM Factory Racing.

Marquez masih mempertimbangkan masa depannya dengan hati-hati. Sebab, pembalap Spanyol itu mengaku ada tiga rencana terkait masa depannya di MotoGP.

"Saya punya tiga rencana, tiga ide yang sangat jelas tentang apa yang perlu dilakukan," kata Marquez dilansir Crash.

1. Ditentukan setelah seri Jepang?

tampak atas Twin Ring Motegi (motogp.com)

Repsol Honda berpotensi ditinggal Marquez karena performa pabrikan asal Jepang itu yang tak kunjung menjanjikan. Bahkan, pria 30 tahun itu bakal mengumumkan masa depannya dalam waktu dekat.

"Ya sudah pasti ada tenggat waktu (soal masa depan saya). Sekitar MotoGP India dan Jepang, saya akan memutuskan hal itu," ujar Marquez.

2. KTM tertarik juga sama Marquez?

Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Manajer KTM, Francesco Guidotti pun tidak menutup pintu andai Marquez mau kembali ke tim pabrikan asal Austria tersebut. Namun, masih terlalu dini bagi Guidotti untuk kembali bereuni dengan Marquez musim depan.

"Marc (Marquez) punya masih punya kontrak di Honda. Bagi kami, mencanangkan kampanye pencarian rider lain masih prematur. Kami masih fokus untuk musim ini dan baru akan memikirkannya pada 2025," ujar Guidotti dilansir La Gazzetta dello Sport.

3. Honda harus berbenah kalau gak mau kehilangan Marquez

Marc Marquez dalam pekan balap GP Valencia 2022 (motogp.com)

Bos Repsol Honda, Alberto Puig, turut menanggapi rumor mengenai masa depan Marquez. Dia menyebut, pabrikan asal Jepang itu sudah diliputi ketakutan jika kelak sosok asal Spanyol itu pergi.

"Honda bukan perusahaan yang memaksa orang untuk balapan bersama. Hidup itu apa adanya, dan ketika ada yang pergi, kami harus terus melangkah. Memang, kadang motor kami tak bikin semua orang senang," ujar Puig.

Editorial Team