Lewis Hamilton Sarankan F1 Gunakan AI untuk Ambil Keputusan Penalti

Pemanfaatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan kini semakin masif. Sejumlah sektor dalam keseharian hidup manusia sudah menggunakan teknologi tersebut. Kondisi tersebut rupanya menarik perhatian pembalap Mercedes, Lewis Hamilton.
Hamilton menyerukan ide agar Formula 1 memanfaatkan AI dalam kejuaraan. Pemikiran itu didasari atas kinerja steward yang baru-baru ini mendapat sorotan. Pasalnya, steward tak memberi hukuman kepada Max Verstappen saat pekan balap di GP Singapura.
1. FIA mengakui Max Verstappen seharusnya mendapat penalti posisi start di GP Singapura

Menjelang pekan balap GP Jepang yang digelar pada 22–24 September 2023, FIA menyampaikan hal yang menjadi sorotan tim-tim Formula 1. Mereka mengakui bahwa Max Verstappen seharusnya mendapat hukuman penalti turun tiga posisi start untuk satu dari tiga pelanggaran yang dilakukannya saat sesi kualifikasi. Namun, Verstappen justru hanya mendapat teguran dan lolos dari hukuman penalti grid.
Verstappen melakukan tiga pelanggaran yang semuanya adalah menghalangi pembalap lain. Pertama, Verstappen menghalangi Yuki Tsunoda. Kemudian, pembalap asal Belanda itu juga menghalangi Logan Sargeant. Selain itu, Verstappen juga kedapatan menunggu di ujung pitlane yang menyebabkan antrean mobil di belakangnya saat ingin membuat jarak.
Saat sesi kualifikasi rampung, Verstappen sudah menduga dirinya bakal dijatuhi hukuman penalti grid setidaknya satu posisi start. Bahkan, ia bertanggung jawab atas insiden menghalangi laju Tsunoda. Namun, tidak adanya pesan lewat radio tim terkait posisi Tsunoda dianggap sebagai aspek yang meringankan bagi Verstappen.
“Ya, itu tidak bagus. Aku tak melihatnya karena aku sedang berbicara di radio tentang apa masalahnya. Kemudian, aku tidak mendapat panggilan hingga dia berada di belakangku. Itu merangkum sesi kualifikasi yang sangat sibuk dan kacau,” jelas Verstappen dilansir Motorsport.com.
2. Serba-serbi panel steward Formula 1 yang ditunjuk dalam setiap pekan balap

Formula 1 tidak memiliki steward tetap dalam setiap pekan balap. Susunan panel mengalami perubahan karena komitmen yang diperlukan oleh satu perangkat steward untuk menghadiri setiap seri balap. Adapun, panel steward dalam setiap pekan balap terdiri dari empat orang.
Mengutip Autosport, FIA menunjuk tiga orang dengan salah satu di antaranya akan dipilih sebagai ketua. Ketiga steward tersebut dipilih FIA dari kumpulan kandidat pemegang FIA Super Licence yang diperlukan. Perlu diingat, FIA Super Licence untuk steward berbeda dengan superlicence pembalap.
Sementara itu, satu steward dicalonkan oleh otoritas olahraga nasional dari negara tuan rumah penyelenggara seri balap. Ada juga mantan pembalap di antara empat steward guna memberikan pemikiran terhadap hal-hal yang dipikirkan pembalap dalam sebuah insiden. Ini dimaksudkan agar sudut pandang pembalap bisa dipertimbangkan saat memutuskan hukuman apa yang layak dijatuhkan.
3. Lewis Hamilton sarankan Formula 1 gunakan AI dalam pengambilan keputusan

Susunan panel yang tidak permanen menciptakan peluang bagi Formula 1 untuk merekrut steward tetap pada masa mendatang. Akan tetapi, Hamilton memiliki pandangan berbeda dari kondisi semacam itu. Alih-alih melakukan perekrutan, Hamilton menyarankan Formula 1 untuk mempertimbangkan penggunaan teknologi AI. Ia juga penasaran dengan kinerja AI apabila teknologi itu benar-benar diterapkan oleh kejuaraan.
“Sudah berapa tahun kita bahwa aturan tetap sama dalam waktu yang lama. Aku pikir kami perlu mulai memahami AI untuk hal semacam ini sehingga kami mendapatkan keputusan bagus. Aku ingin melihat apakah AI bisa melakukan pekerjaan baik atau tidak,” kata Hamilton dikutip Racing News 365.
Saran Lewis Hamilton terkait penggunaan AI dalam pengambilan keputusan terhadap insiden balap masih sebatas ide. Namun, bukan tidak mungkin pada masa mendatang Formula 1 menerapkan teknologi tersebut. Lantas, apakah peran steward akan tergantikan andaikata teknologi AI benar-benar diterapkan Formula 1?