Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Liem Swie King: Latihan Atlet Badminton Kini Kurang Keras

Legenda tunggal putra Indonesia, Liem Swie King (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Legenda tunggal putra Indonesia, Liem Swie King (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Intinya sih...
  • Latihan di era Liem jauh lebih keras, dengan menu latihan fisik yang sangat berat, seperti lari jarak jauh hingga 25 kilometer.
  • Tetapi tetap ada keunggulan generasi masa kini yang tak dimiliki Liem dahulu, yaitu memiliki teknik permainan ciamik sejak usia muda.
  • Disiplin tetap jadi kunci keberhasilan atlet, karena banyak atlet sekarang curi-curi kilometer saat latihan lari, yang memberi dampak tersendiri bagi mereka.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Legenda bulu tangkis Indonesia, Liem Swie King, menyebut latihan yang dilakoni atlet-atlet bulu tangkis zaman sekarang, tidak sekeras atlet-atlet pada era 1970 sampai 1980-an. Hal itu memberi efek tersendiri.

Ketika masuk level dunia, para atlet Indonesia kerap kehabisan tenaga. Mereka tancap gas sejak awal, tetapi pada akhirnya harus terpaksa melakoni rubber game. Ini adalah akibat dari latihan fisik yang intensitasnya tak keras.

"Latihannya kurang keras ya. Saya sekarang dengar kalau rubber set, pemain Djarum atau pemain nasional kita juga banyak habis fisiknya. Itu artinya kurang keras latihannya," kata Liem di Kudus, Minggu (21/9/2025).

1. Latihan di era Liem jauh lebih keras

Legenda Bulu Tangkis Liem Swie King melakukan pencoblosan di TPS yang sama dengan Jusuf Kalla. (IDN Times/Margith Juita Damanik)
Legenda Bulu Tangkis Liem Swie King melakukan pencoblosan di TPS yang sama dengan Jusuf Kalla. (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Liem pun membandingkan dengan metode latihan yang dia jalani saat aktif sebagai atlet. Saat itu, menu latihan fisik sangat berat. Para atlet rutin melakoni lari jarak jauh sampai 25 kilometer.

"Dulu saya seminggu sekali itu lari 25 kilo kok. Terus dites 12 menit itu berapa puter stadion ya. Dulu delapan setengah puter, sekarang saya rasa nggak ada yang bisa segitu," ujar Liem.

2. Tetapi tetap ada keunggulan

WhatsApp Image 2025-09-21 at 10.15.25 (1).jpeg
Suasana pertandingan Polytron Superliga Junior 2025. (Dok. Megapro)

Liem mengungkapkan, meski latihan fisik kurang, ada keunggulan generasi masa kini yang tak dia miliki dahulu. Para atlet sekarang, bahkan sejak usia 15 tahun, sudah memiliki teknik permainan ciamik.

"Aduh, gila pemain umur 15-an kok sebagus ini. Padahal, saya sendiri dulu nggak sebagus ini gitu lho. Sekarang menurut saya sudah bagus banget. Cuma pertanyaannya, kenapa dewasanya nggak bisa muncul jadi juara dunia?" ucap Liem.

3. Disiplin tetap jadi kunci bagi atlet

WhatsApp Image 2025-09-20 at 10.04.57 (2).jpeg
Suasana pertandingan Polytron Superliga Junior 2025. (Dok. Megapro)

Lebih lanjut, Liem mengungkapkan disiplin tetap jadi kunci keberhasilan atlet. Dia mengambil contoh, para atlet acap curi-curi kilometer saat latihan lari. Hal tersebut memberi dampak tersendiri baginya.

"Pokoknya jangan takut capek, jangan takut menyerah. Banyak pemain sekarang dikasih program sekian kilo, ada yang nyuri-nyuri. Ya jangan begitu, soalnya kita latihan buat kita sendiri," ujar Liem Swie King.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in Sport

See More

Crystal Palace yang Belum Terkalahkan di 4 Ajang pada 2025/2026

22 Sep 2025, 07:34 WIBSport