Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lin Jarvis Sebut Mesin Inline-4 Masih Kompetitif di MotoGP

Fabio Quartararo (motogp.com)

Hanya ada dua motor Yamaha di grid MotoGP 2023. Jumlah tersebut sekaligus mencerminkan populasi motor bermesin inline-4 di ajang Grand Prix. Dengan tak adanya Suzuki, pabrikan Iwata otomatis jadi satu-satunya pabrikan yang menggunakan mesin berkonfigurasi ini.

Fakta itu tak membuat Yamaha gentar. Dikeroyok Ducati, Aprilia, KTM, dan Honda yang bermesin V4, pabrikan motor berlogo garpu tala tetap optimis tampil kompetitif.

1. Yamaha tampil cepat di Sepang meski catatan waktu buruk

Franco Morbidelli (motogp.com)

Dalam tes pramusim di Sepang, Yamaha tak mampu mencatatkan waktu yang apik. Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli terlempar dari urutan sepuluh besar.

Kendati begitu, mesin Yamaha yang digeber Quartararo mampu mencapai top speed 335,4 km/jam. Selisihnya hanya 2 km/jam dari top speed terbaik milik penggeber Ducati, Francesco Bagnaia.

Bagi Lin Jarvis, Managing Director Yamaha Motor Racing, hasil tes yang kurang maksimal masih bisa diperbaiki. Hal terpenting adalah mesin yang berfungsi sempurna.

“Menurutku itu terjadi karena kurangnya perhatian terhadap detail dalam mempersiapkan tes. Pada dasarnya, tidak ada yang salah. Akan tetapi, jika mesin berfungsi dengan sempurna, banyak elemen harus bekerja sama,” kata Jarvis dilansir Speedweek.

2. Mesin tetap jadi komponen terpenting

Lin Jarvis (motogp.com)

Secara performa mesin, Yamaha berhasil meningkatkan kemampuannya. Mesin terbaru mereka lebih bertenaga dibandingkan musim sebelumnya.

“Pada akhirnya, itu akan tergantung dari mesin Yamaha. Karena keputusan akhir soal mesin dibuat di Jepang. Kami juga punya sekelompok spesialis di sana yang menangani desain, pengembangan, pengujian mesin, dan manufaktur,” ujar Jarvis.

Dalam setahun terakhir, mesin Yamaha dikembangkan dengan bantuan Luca Marmorini, insinyur mesin Formula 1 yang pernah mengembangkan mesin Ferrari dan Toyota. Marmorini dan enam teknisi lainnya telah meramu mesin 1000cc YZR-M1 jadi lebih mumpuni.

3. Inline-4 bisa bersaing dengan V4

Fabio Quartararo dan Marc Marquez (motogp.com)

Di tengah gempuran mesin V4, Lin Jarvis menganggap mesin inline-4 masih bertaji di MotoGP.  Ia optimis motornya masih bisa bersaing untuk memperebutkan kemenangan.

“Karena pada 2022, 2 dari 3 balapan terakhir dimenangi dengan mesin inline. Yamaha juga menempati peringkat ke-2, ke-1, dan ke-2 di klasemen kejuaraan dunia dalam 3 tahun terakhir,” beber Jarvis dikutip Speedweek.

4. Tes pramusim hanya simulasi

Fabio Quartararo (motogp.com)

Mengenai hasil tes Sepang, Lin Jarvis pun tak ingin menjadikannya sebagai patokan performa Yamaha. Bagaimanapun, tes pramusim hanyalah simulasi.

“Kita tak boleh melebih-lebihkan hasil tes (Sepang) ini. Karena hasil tes sangat bergantung dari apa yang kamu coba pada jam berapa hari itu,” ungkap Jarvis.

5. Tes pramusim bukan penentu hasil balapan

Fabio Quartararo (motogp.com)

Sebaik apa pun catatan waktu saat tes pramusim, hasil balapan ditentukan saat perlombaan. Banyak faktor yang menentukan kemenangan selain waktu putaran yang cepat.

“Tentu saja hampir semua pembalap mengejar waktu (tercepat). Namun, kamu tak memenangkan balapan MotoGP dengan time attack yang sukes pada tes musim dingin,” kata Lin Jarvis dilansir Speedweek.

Yamaha masih mengandalkan mesin inline-4 pada MotoGP 2023. Dengan YZR-M1, bisakah Fabio Quartararo atau Franco Morbidelli bersaing dan merebut kemenangan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ryan Budiman
EditorRyan Budiman
Follow Us