Asian Games 2018: Eko Yuli, Atlet Angkat Besi Kebanggaan Indonesia

Persembahkan emas sejak tahun 2007

Jakarta, IDN Times - Berasal dari keluarga sederhana, Eko Yuli Irawan menjadi atlet angkat besi Indonesia dengan segudang prestasi. Berbagai prestasi tingkat dunia juga sudah diperolehnya.

Eko lahir di Lampung, 24 Juli 1989. Pria 29 tahun ini dulunya hanya pengembala kambing. Ayahnya bekerja sebagai tukang becak sedang sang ibu menjadi penjual sayur.

Sejauh ini eko tercatat memiliki total angkatan tertinggi dengan 132 kg.

1. Tak masalah tak punya fans garis keras

Olahraga angkat besi bukan merupakan cabang olah raga yang populer di Indonesia. Prestasi prestasi para atletnya tak jarang tanpa diisi riuh yel-yel dan teriakan penonton.

Eko sendiri mengaku tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Ia tidak pernah mempermasalahkan sangat jarangnya fans garis keras yang menonton para atlet mempersembahkan medali untuk bangsa.

Saat berlaga di luar negeri, Eko tidak pernah khawatir tidak akan memiliki pendukung. Menurutnya di luar negeri dukungan terhadap atlet dan cabang olah raga lain cukup besar.

2. Punya segudang prestasi

Asian Games 2018: Eko Yuli, Atlet Angkat Besi Kebanggaan IndonesiaInstagram/@ekopower26

Setelah mendapat izin dari orangtuanya, Eko rutin ikut berlatih angkat besi di sasana Yon Haryono. Segudang prestasi telah dimiliki Eko.

Prestasi pertamanya bermula di tahun 2007. Eko berhasil mempersembahkan medali emas dari Kejuaraan Dunia Yunior. Tahun sebelumnya (2006), di kejuaraan dunia ia berhasil lolos sebagai urutan kedelapan di Santo Somingo, Republik Dominika.

Prestasi lain yang sudah dipersembahkan Eko antara lain medali Emas Universiade, China, 2011; medali Emas Sea Games, 2013; medali Perunggu Olimpiade London 2012; medali Emas Dunia Angkat Besi di Almaty, Kazakhstan 2014; dan medali Perak Olimpiade Rio, Brazil 2016.

3. Tak halangi anak jadi atlet

Asian Games 2018: Eko Yuli, Atlet Angkat Besi Kebanggaan IndonesiaInstagram/@ekopower26

Eko telah menikah dan memiliki buah hati. Istri Eko juga merupakan seorang lifter. Eko dan istri mengaku tidak akan menghalangi buah hati mereka jika kelak ingin menjadi lifter.

Tidak ada pekerjaan yang akan dipaksakan kepada buah hati mereka. Naicilla Salsabila Irawan, puteri Eko dibebaskan memilih apapun menjadi pekerjaannya kelak.

4. Terbiasa dengan cedera

Asian Games 2018: Eko Yuli, Atlet Angkat Besi Kebanggaan IndonesiaInstagram/@ekopower26

Menjadi seorang atlet tentu akan biasa terkena cidera. Hal itu disadari betul oleh Eko. Ia memilih untuk berteman drngan cidera.

Dalam ajang Olimpiade 2012 di London, Eko bahkan tampil dengan kondisi tulang kering yang retak. Menjelang Olimpiade 2016 Rio, Eko kembali alami cedera, kali ini dibagian lutut. Tahun 2008 Eko alami cidera pada hamstring nya.

5. Ingin bangun rumah untuk ibunda dan keluarga

Asian Games 2018: Eko Yuli, Atlet Angkat Besi Kebanggaan IndonesiaInstagram/@ekopower26

Sebagai seorang atlet, Eko juga memiliki ambisi. Meraih medali emas pada ajang Olimpiade menjadi ambisi dan obsesi Eko.

Baginya dengan memenangkan emas pada olimpiade, bonus yang diterimanya juga akan besar. Bonus yang didapatkan biasanya digunakan Eko untuk membantu keluarganya.

Hal yang paling ingin dilakukan Eko adalah membangun rumah dan membeli tanah untuk sang bunda dan keluarganya. Hal itu yang membuatnya tetap giat berlatih untuk berhasil dapatkan emas di ajang olimpiade nantinya.

Baca Juga: Asian Games 2018: Aries Susanti, Spider Woman Indonesia!

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya