Mengenal Sejarah Tenis Meja, Dari Meja Makan ke Panggung Dunia

Bermula dari permainan sederhana di atas meja makan, kini tenis meja menjadi cabang olahraga bergengsi di Olimpiade. Sebelum populer seperti sekarang, sejarah tenis meja terbilang unik dan panjang. Seperti apa sebenarnya perjalanan tenis meja dimulai? Telusuri bagaimana permainan ini lahir dan terus berkembang dari masa ke masa.
1. Terinspirasi dari tenis lapangan kaum bangsawan Inggris
Pada akhir abad ke-19, tenis meja awalnya muncul sebagai hiburan dalam ruangan bagi kalangan elite di Inggris. Permainan ini merupakan adaptasi dari tenis lapangan yang saat itu sedang populer. Alih-alih dimainkan di lapangan rumput, masyarakat menggunakan meja makan sebagai arena permainan. Jadi, buku-buku ditumpuk sebagai net, sedangkan bola dan raket digantikan dengan benda seadanya, seperti tutup botol atau kotak rokok.
Pada 1890, David Foster mematenkan permainan bernama Parlour Table Games, bentuk awal dari tenis meja yang menggabungkan unsur tenis lapangan, kriket, dan sepak bola dalam versi meja. Ini menyusul Ralph Slazenger yang sudah mendaftarkan paten untuk jaring khusus di atas meja pada 1883. Kedua hal ini menandai dimulainya eksperimen serius untuk menjadikan tenis meja sebagai olahraga tersendiri.
2. Evolusi tenis meja dari gossima hingga ping pong
Seiring berjalannya waktu, berbagai nama dan bentuk permainan muncul, termasuk gossima yang diluncurkan perusahaan Jaques of London pada 1891. Namun, permainan ini belum menemukan bentuk terbaiknya karena keterbatasan peralatan, terutama bola. Bola karet terlalu melambung tinggi, sedangkan bola gabus terlalu ringan.
Perubahan signifikan terjadi pada 1900 ketika bola berbahan seluloid diperkenalkan. Pantulannya lebih stabil dan menyenangkan untuk dimainkan. Nama ping pong mulai populer karena bunyi khas bola ketika memantul di meja. Perusahaan-perusahaan seperti Jaques dan Hamleys mulai memproduksi peralatan secara massal. Dua organisasi di Inggris juga sempat berdiri, yakni Table Tennis Association dan Ping Pong Association, sebelum akhirnya melebur menjadi The United Table Tennis and Ping Pong Association pada 1903.
3. Sempat hilang pamor hingga adanya pengakuan dunia
Setelah sempat kehilangan pamor pada 1904, tenis meja kembali mendapatkan perhatian pada 1920-an. Puncaknya terjadi pada 1926 saat Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) dideklarasikan di Berlin. Tahun yang sama juga menjadi saksi digelarnya Kejuaraan Dunia pertama di London. Sejak saat itu, olahraga ini mulai menembus berbagai belahan dunia, termasuk Asia, melalui jalur perdagangan.
Eropa mendominasi kompetisi internasional pada awal perkembangannya. Akan tetapi, peta kekuatan berubah pada 1950-an ketika atlet dari Asia, terutama Jepang, mulai unjuk gigi. Hiroji Satoh dari Jepang menjadi juara dunia pertama dari luar Eropa pada 1952 dengan raket spons yang revolusioner. Setahun kemudian, China mulai berpartisipasi. Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk menjadi kekuatan utama dalam tenis meja global.
Tenis meja benar-benar mendapatkan pengakuan global saat masuk dalam cabang olahraga Olimpiade pada 1988 di Seoul, Korea Selatan. Sejak itu, olahraga ini makin populer. Ia berkembang pesat, terutama di Asia.
4. Mengikuti teknologi dan aturan yang sesuai perkembangan zaman
Pada era modern, tenis meja mengalami berbagai transformasi signifikan. Bola seluloid yang rentan terbakar digantikan bola plastik demi keamanan. Sistem skor pun diubah dari 21 menjadi 11 poin untuk meningkatkan intensitas permainan. Selain itu, peraturan raket dan pelapisnya diperketat agar tetap adil dan kompetitif.
Teknologi kini menjadi bagian penting dari dunia tenis meja. Pelatih serta pemain memakai analisis video agar strategi permainan makin efektif. Raket dengan desain khusus, latihan berbasis data, dan peningkatan teknik juga menjadi bagian dari persiapan atlet profesional. Bahkan, di level amatir, tenis meja tetap diminati karena mudah diakses dan cocok dimainkan di berbagai tempat.
Tenis meja bukan sekadar permainan rekreasi keluarga. Sejarah tenis meja menunjukkan olahraga ini kompleks, penuh strategi, dan dipertandingkan secara serius. Jadi, tidak mengherankan kalau tenis meja disukai banyak orang.