Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fabio Quartararo (instagram.com/yamahamotogp)

Rekam jejak pabrikan Yamaha di Sirkuit Termas de Rio Hondo terbilang cukup mentereng. Sejak pertama MotoGP diselenggarakan di Sirkuit Termas de Rio Hondo pada 2014, mereka tidak pernah absen menempatkan pembalapnya di atas podium.

Podium tertinggi diraih Valentino Rossi pada 2015 dan Maverick Vinales pada 2017. Sayangnya, MotoGP Argentina absen dari agenda MotoGP pada 2 tahun ke belakang akibat pandemik COVID-19.

Di sisi lain, juara dunia 2021, Fabio Quartararo, mulai menemukan kembali performa terbaiknya usai podium kedua di MotoGP Indonesia. Hasil tersebut membuat pembalap berjuluk El Diablo itu termotivasi mengulang penampilan apiknya di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina.

Fabio Quartararo tidak memiliki rekaman baik di Argentina. Bahkan, pada 2018, ia hancur lebur. Seperti apa kiat sukses Fabio Quartararo menghadapi seri ketiga MotoGP di Sirkuit Termas de Rio Hondo yang digelar pada 1—3 April 2022?

1. Fabio Quartararo Finis di urutan ke-22 di Argentina

Fabio Quartararo (instagram.com/fabioquartararo20)

Tidak ada yang menyangka bahwa juara dunia MotoGP tahun lalu pernah merasakan pahitnya lintasan Termas de Rio Hondo. Pada 2018, Fabio Quartararo masih berstatus pembalap Moto2.

Fabio Quartararo memulai start di grid ke-28 dan finis di urutan ke-22. Bahkan, pada tahun itu, ia hanya mampu bercokol di urutan ke-10 klasemen akhir Moto2. Momen itu bertolak belakang dengan saingan terberatnya musim lalu dalam perebutan gelar juara dunia kelas utama MotoGP, Francesco Bagnaia, yang menjadi juara dunia kelas Moto2.

2. Jadi momen refleksi Fabio Quartararo

Fabio Quartararo (instagram.com/fabioquartararo20)

Pengalaman pahit di Sirkuit Termas de Rio Hondo pada 2018 menjadi momen kontemplasi bagi Fabio Quartararo. Pada saat itu, ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada kariernya di MotoGP.

Baginya, balapan itu merupakan balapan terburuk yang pernah ia jalani. Empat tahun berselang sejak pengalaman itu, Fabio Quartararo kini kembali dengan gelar ke Sirkuit Termas de Rio Hondo, yaitu juara bertahan MotoGP 2021.

“Empat tahun lalu saya berada di grid ke-28, itu merupakan rekam karier terburuk saya. Balapan itu mengubah saya, melihat momen luar biasa itu, akhirnya saya bisa menertawakannya,” ujar Quartararo dikutip Speedweek.

3. Fabio Quartararo terus berbenah diri

Fabio Quartararo (instagram.com/fabioquartararo20)

Setahun berselang dari momen itu, Fabio Quartararo merupakan pembalap Petronas Yamaha SRT. Kala itu, ia bertandem dengan Franco Morbidelli sebagai rekan satu tim.

Pada tahun itu, kondisinya sudah berbeda, sebab pembalap bernomor 20 itu mampu finis di urutan ke-8. Pengalaman buruk sebelumnya di kelas Moto2 menjadi motivasi yang membakar semangatnya.

4. Mengalami perubahan gaya balap

Fabio Quartararo (instagram.com/yamahamotogp)

Fabio Quartararo merasakan beberapa perbedaan menjelang seri ketiga MotoGP di Sirkuit Termas de Rio Hondo. Quartararo melihat perbedaan signifikan data berkendara dan motor pada balapan 2019.

Melihat perbedaan dengan gaya balapnya saat ini, ia tidak terlalu menghiraukannya. Menurutnya, hal utama saat ini adalah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk bersaing di grup terdepan.

Pandangan lain disampaikan oleh rekan satu timnya, Franco Morbidelli. Menurutnya, pengalaman Fabio Quartararo menggunakan motor dan bagaimana dia mencari pengaturan terbaik membuktikan perbedaan antara Morbidelli dengan Quartararo.

5. Persiapan Fabio Quartararo menjelang MotoGP Argentina 2022

Fabio Quartararo (instagram.com/fabioquartararo20)

Kendala teknis yang dialami seluruh tim di Argentina tentu memberikan efek domino. Keterlambatan kargo berdampak pada perubahan agenda seri ketiga MotoGP di sana.

Melihat kondisi itu, Fabio Quartararo pun merasa kebingungan. “Sejujurnya, ini adalah kondisi di mana kita tidak bisa melakukan persiapan apa pun,” ujar Quartararo dikutip Motorsport.

Quartararo kini akan terus belajar. Pengalaman buruk yang dirasakannya pada 2018 telah menjadi guru yang berharga. Apa yang akan terjadi kepadanya di Argentina tahun ini? Layak dinantikan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team