Nikola Jokic, Pemain Posisi Center Rasa Point Guard di NBA

Nikola Jokic pada usia 18 tahun di-draft oleh Denver Nuggets. Jokic mendapatkan draft pada urutan ke-41 pada putaran kedua. Ada sebuah cerita unik ketika Jokic mendapatkan draft, pada saat itu ia malah sedang tertidur dan yang memberitahu ia terpilih di NBA draft adalah kakaknya melalui telepon.

Jokic baru melakukan debutnya bersama Denver Nuggets pada musim 2015-2016 di mana ia mencetak rataan 10 poin, 7 rebounds, serta 2,4 assists. Jokic mempunyai kebiasaan yang buruk yaitu ia selalu meminum soda setiap hari sebanyak 3 liter yang berakibat pada berat badannya. Jokic sudah menghentikan kebiasaan buruknya tersebut pada tahun 2017.

Nikola Jokic mempunyai nama panggilan Joker pada tahun 2017. Nama Joker tersebut diberikan oleh rekan satu timnya yaitu Mike Miller saat melakukan latihan bersama Denver Nuggets.

Alasan Mike Miller memberikan julukan tersebut karena Jokic dianggap sebagai pribadi yang selalu mengejutkan dan pribadi yang susah ditebak baik di dalam lapangan ataupun di luar lapangan. Julukan Joker tersebut mengacu pada karakter pada komik dan film Batman.

Pada tahun 2019 Kobe Bryant memberikan tantangan kepada banyak pemain bintang, tantangan tersebut bernama Mamba Mentality Challenge. Kobe memberikan tantangan kepada banyak bintang seperti Paul George, John Wall, Giannis Antetokounmpo, Nikola Jokic dan banyak pemain lainnya. Tantangan tersebut mulai dari menjadi MVP, menjuarai liga, menjadi pemain bertahan terbaik dan lainnya.

Nikola Jokic mendapatkan tantangan untuk menjadi seorang MVP. Jokic baru menyelesaikan misinya dua tahun kemudian karena ia berhasil memenangkan MVP tetapi yang sangat disayangkan adalah Kobe tidak bisa menyaksikan prestasi yang dicapai oleh Jokic tersebut.

Nikola Jokic selama bermain di NBA merupakan sosok yang berprestasi. Jokic pada musim rookie tahun 2016 masuk kedalam NBA All-Rookie First Team. Prestasi dari Jokic tidak berhenti di situ saja, berkat penampilan gemilangnya ia sampai masuk ke dalam NBA All-Star sebanyak tiga kali. Prestasi tertingginya di NBA adalah saat musim 2020-2021 karena ia terpilih sebagai MVP dan menjadi pemain dengan posisi center yang memenangkan gelar tersebut setelah terakhir dimenangkan Shaquille O'neal pada musim 1999-2000.

Pada level tim nasional Jokic juga seorang pemain kunci. Pada tahun 2016 Jokic terpilih dalam skuat tim nasional Serbia yang berkompetisi di Olimpiade. Pada olimpiade Jokic mencetak rataan poin 9,1 serta 6 rebounds, dan mencetak 2,4 assists. Jokic berhasil mendapatkan medali perak setelah kalah dari tim nasional Amerika Serikat di partai final.

Nikola Jokic merupakan contoh center modern karena ia tidak hanya mencetak melalui rebound dan mencetak poin di bawah ring saja. Jokic bisa mencetak poin melalui tembakan 3 angka dan sering kali ikut mengatur serangan serta memberi assist yang seharusnya menjadi tugas seorang point guard.

Jokic adalah salah satu pemain NBA yang cerdas. Melihat cara Jokic mengumpan bola kepada rekan satu timnya sangatlah menarik, ia bisa membaca jalannya pertandingan dan memprediksi strategi lawan sehingga bisa memberi umpan kepada rekannya.

Nikola Jokic adalah pemain kunci bagi Denver Nuggets sekarang ini, dengan kemampuan yang komplet. Jokic akan menjadi ancaman bagi lawan-lawannya dan tidak heran jika suatu saat Jokic bisa menjadi juara di NBA.