John Elkann turut menyinggung masalah kerja sama tim yang dipandang menjadi kunci keberhasilan Ferrari pada ajang balap WEC. Di sisi lain, Elkann juga meminta Charles Leclerc dan Lewis Hamilton untuk tak banyak bicara dan berfokus pada balapan. Ini justru menggambarkan situasi yang kontradiktif karena kontribusi pembalap bukan hanya sekadar menyetir mobil mengelilingi sirkuit.
Leclerc dan Hamilton punya hak menyuarakan kekurangan terhadap performa mobil SF-25 maupun tim secara keseluruhan. Itu semata-mata demi meraih hasil terbaik dan kembali bersaing dalam perebutan gelar juara. Akan tetapi, hal tersebut belum tampak dalam skuad Ferrari.
Formula 1 melansir, Hamilton membuat dokumen berisi cara yang bisa diterapkan Ferrari agar kembali tampil kompetitif sekaligus memutus kekeringan gelar juara yang telah berlangsung selama 17 tahun. Adapun salah satu acuan yang dipakai adalah pengalaman Hamilton ketika merengkuh gelar juara saat memperkuat McLaren dan Mercedes. Pembalap asal Inggris itu telah menyusunnya sejak awal musim.
Namun, usaha Hamilton tersebut kini menimbulkan pertanyaan. Sejumlah pihak menduga dokumen yang digarap Hamilton tak diterima dengan baik oleh orang-orang di Ferrari. Salah satu yang mempertanyakan hal demikian adalah Ted Kravitz yang notabene adalah reporter Sky Sports F1.
"Mari kita pikirkan tentang dokumen yang Hamilton buat, semacam cetak biru dari hal-hal yang dirinya pelajari selama di McLaren serta saat menjadi pembalap Mercedes selama 12 tahun. Apakah Ferrari tersinggung oleh dokumen-dokumen tersebut? Apakah mereka berpikir, 'Terima kasih banyak, tetapi kamu hanya tinggal mengemudi saja'? Jika Hamilton menulis semua itu, berapa kali Ferrari perlu mendengarnya dan mengapa mereka tidak mendengarkannya?" ujar Ted Kravitz dikutip Crash.
Apabila ketersinggungan itu benar adanya, maka ucapan Elkann yang menekankan pentingnya kerja sama dalam tim seolah menjadi paradoks. Jika terus dibiarkan, maka Ferrari bisa kembali mengulangi kondisi saat Fernando Alonso dan Sebastian Vettel memperkuat tim. Dua pembalap peraih gelar juara Formula 1 itu tak mampu meraih titel prestisius saat bersama Ferrari. Ini dapat menjadi cerminan Ferrari yang kolot dan tidak belajar dari hal yang pernah terjadi pada waktu lampau.
Ferrari harus segera berbenah jika ingin bangkit dari capaian kurang mengesankan. Apalagi, mereka bakal menghadapi regulasi baru di Formula 1 2026. Apabila tak segera ambil tindakan strategis, Ferrari akan semakin sulit bertarung di barisan depan pada waktu mendatang.