PBSI Degradasi Enam Atlet dari Pelatnas Cipayung

- Enam atlet didegradasi dari Pelatnas PBSI Cipayung
- Keputusan degradasi berdekatan dengan keputusan empat elite PBSI untuk keluar dari pelatnas
- Degradasi bukan akhir perjalanan, PBSI masih memberikan ruang bagi para atlet untuk berkembang di luar pelatnas
Jakarta, IDN Times - PP PBSI mendegradasi enam atlet dari Pelatnas PBSI Cipayung. Keputusan ini diambil usai melakukan evaluasi kepada seluruh penghuni pelatnas Cipayung.
PBSI menegaskan keputusan ini bagian dari proses pembinaan yang berjalana. Pengumuman ini dikeluarkan di pekan yang sama setelah empat elite PBSI memutuskan keluar dari pelatnas.
1. Sebanyak enam atlet didegdradasi

Sebanyak enam atlet Pelatnas PBSI didegradasi dan dikembalikan ke klub asalnya. Sebanyak tiga atlet berasal dari PB Djarum, dua atlet dari PB Exist, dan satu atlet dari PB Jaya Raya. Seluruhnya merupakan atlet pratama PBSI.
Adapun mereka yang terkena degradasi, yakni Jessica Maya Rismawardani (PB Djarum), Zaidan Arrafi Awal Nabawi (PB. Exist), Deswanti Hujansih Nurtertiati (PB. Exist), Jonathan Farrell Gosal (PB. Jaya Raya), Muhammad Al Farizi (PB. Djarum), dan Patra Harapan Rindorindo (PB. Djarum). Selain itu, ada satu nama lain yang memutuskan mundur dari Pelatnas.
“Sementara itu Muhammad Reza Al Fajri (PB.Exist) memutuskan untuk mengundurkan diri dari Pelatnas PBSI,” ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Eng Hian dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10/2025).
2. Berdekatan dengan empat elite yang mundur

Pengumuman ini dikeluarkan berdekatan dengan keputusan empat elite PBSI untuk keluar dari Pelatnas Cipayung. Mereka adalah Rinov Rivaldy, Pitha Haningtyas Mentari, Lisa Ayu Kusumawati, dan Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan. Keempatnya resmi tak lagi menjadi penghuni Pelatns Cipayung per 18 Oktober 2025.
“Kami menghormati dan memahami keputusan Yere, Rinov,Pitha dan Lisa untuk mengakhiri kebersamaan di Pelatnas dan melanjutkan karier sebagai atlet profesional. Selama menjadi bagian dari Pelatnas, yang bersangkutan telah memberikan kontribusi bagi prestasi olahraga Indonesia,” ujar Eng Hian dalam keterangan tertulis pada 18 Oktober 2025.
Sementara, keputusan soal enam atlet yang degradasi serta satu yang memutuskan keluar disebut PBSI merupakan hasil keputusan per 17 Oktober 2025.
“Kami telah melakukan evaluasi rutin terhadap seluruh atlet pelatnas berdasarkan aspek performa, progres latihan dan pencapaian KPI (Key Performance Indicators Achievement) yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, per tanggal 17 Oktober 2025 kami memutuskan untuk melakukan penyesuaian komposisi atlet pelatnas dan melakukan degradasi terhadap beberapa nama atlet,” tulis Eng Hian.
“Keputusan ini merupakan bagian dari proses pembinaan yang berkelanjutan dan objektif, dengan tujuan menjaga kualitas dan efektivitas program pelatnas,” sambung dia.
3. Bukan akhir perjalanan

Dalam keterangannya, PBSI menegaskan, degradasi dari Pelatnas bukan akhir perjalanan karier seorang pebulu tangkis. PBSI masih memberikan ruang untuk para atlet bisa mentas di panggung internasional.
“PBSI tetap memberikan ruang bagi setiap atlet untuk berkembang di luar pelatnas, berkompetisi di berbagai turnamen nasional maupun internasional, dan membuktikan diri untuk mendapatkan kesempatan kembali ke pelatnas di masa mendatang,” ujar Eng Hian.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada para atlet yang terdampak atas dedikasi, kerja keras, dan kontribusi mereka selama berada di pelatnas,” sambung dia.