6 Pemain Unggulan Kalah pada Laga Perdana BWF World Tour Finals 2025

BWF World Tour Finals 2025 resmi bergulir di Hangzhou, China, pada 17–21 Desember 2025. Turnamen yang setara dengan level Super 1000 ini hanya diikuti delapan pemain terbaik sepanjang musim di setiap sektor sehingga kualitas pertandingan sudah tinggi sejak hari pertama. Babak penyisihan grup menjadi fase awal yang krusial sebelum para pemain bersaing memperebutkan tiket ke semifinal.
Setiap grup dihuni empat pemain yang saling berhadapan, membuat semua hasil pertandingan memiliki pengaruh besar terhadap klasemen. Meski berstatus unggulan dan datang dengan catatan performa impresif sepanjang tahun, tidak semua pemain mampu mengawali turnamen dengan mulus. Lalu, siapa saja pemain unggulan yang justru kalah pada laga perdana babak penyisihan grup di BWF World Tour Finals 2025?
1. Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong (Korea Selatan/2) kalah dari rekan senegara
Pasangan ganda putri unggulan kedua, Kim Hye Jeong/Kong Hee Yong, harus menerima hasil kurang memuaskan pada laga perdana fase grup B. Mereka kalah dari rekan senegara, Baek Ha Na/Lee So Hee, dalam dua game langsung dengan skor 15-21 dan 12-21 selama 55 menit pertandingan. Hasil ini cukup mengejutkan mengingat Kim/Kong unggul head to head 4-2 dari enam pertemuan, meski pada pertemuan terakhir mereka juga harus mengakui keunggulan Baek/Lee.
2. Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran (Thailand/1) kalah dari pasangan Jepang
Kejutan lain datang dari sektor ganda campuran yang melibatkan unggulan pertama asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran. Mereka takluk dari pasangan Jepang, Hiroki Midorikawa/Natsu Saito, lewat pertarungan dua game langsung dengan skor ketat 19-21 dan 18-21 dalam durasi 43 menit. Secara rekor pertemuan, pasangan Jepang memang lebih unggul dengan head to head 3-1 atas Dechapol/Supissara dan keunggulan tersebut kembali terbukti pada laga ini.
3. Anders Antonsen (Denmark/4) harus mengakui keunggulan tunggal putra Prancis
Di sektor tunggal putra, unggulan keempat asal Denmark, Anders Antonsen, juga gagal mengamankan kemenangan pada laga pembuka Grup A. Ia harus mengakui keunggulan wakil Prancis, Christo Popov, lewat duel tiga gim dengan skor 13-21, 21-12, dan 19-21 yang berlangsung selama 1 jam 18 menit. Kemenangan tersebut membuat rekor pertemuan Antonsen dan Popov kini menjadi imbang 2-2.
4. Li Shi Feng (China/2) gagal mengatasi perlawanan rekannya sendiri
Dari Grup B tunggal putra, unggulan kedua asal China, Li Shi Feng, juga belum mampu membuka turnamen dengan hasil positif. Ia kalah dari rekan senegaranya, Shi Yu Qi, dalam dua game langsung dengan skor 13-21 dan 21-23 selama 57 menit pertandingan. Hasil ini membuat Shi Yu Qi semakin memperlebar keunggulan head to head menjadi 6-2 atas Li Shi Feng.
5. Chou Tien Chen (Taiwan/3) takluk dari tunggal putra Jepang
Unggulan ketiga asal Taiwan, Chou Tien Chen, juga harus menelan kekalahan pada laga pembuka penyisihan Grup B. Ia takluk dari tunggal putra Jepang, Kodai Naraoka, dalam dua game langsung dengan skor 17-21 dan 18-21 selama 55 menit pertandingan. Hasil ini menjadi kekalahan pertama Chou dari Naraoka setelah sebelumnya selalu menang dalam lima pertemuan terakhir mereka.
5. Man Wei Chong/Kai Wun Tee (Malaysia/4) kalah dari pasangan Indonesia
Dari sektor ganda putra, unggulan keempat asal Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, juga gagal meraih kemenangan pada laga pembuka Grup A. Mereka ditaklukkan pasangan Indonesia, Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani, dalam dua game langsung dengan skor 19-21 dan 21-23 selama 43 menit. Kekalahan ini membuat rekor pertemuan keduanya kini menjadi 5-1 untuk keunggulan pasangan Indonesia.
Serangkaian kekalahan yang dialami para pemain unggulan tersebut menunjukkan ketatnya persaingan di BWF World Tour Finals 2025. Dengan format penyisihan grup, setiap hasil pertandingan langsung memengaruhi peluang lolos ke babak semifinal. Situasi ini membuat sisa laga grup menjadi krusial bagi para unggulan yang masih berupaya menjaga asa melaju ke fase gugur.
Turnamen ini pun kembali menegaskan bahwa tidak ada laga mudah di level tertinggi bulu tangkis dunia. Semua pemain dituntut tampil konsisten hingga pertandingan terakhir fase grup.











