Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lari Jarak Pendek: Sejarah,Teknik Dasar, dan Peraturan

lari jarak pendek (unsplash.com/Jonathan Chng)
lari jarak pendek (unsplash.com/Jonathan Chng)

Lari jarak pendek merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menegangkan dan penuh aksi. Tiap pelari harus mengerahkan seluruh tenaga dan kecepatannya sejak start hingga garis finis tanpa boleh kehilangan ritme sedikit pun. Tak heran nomor ini selalu jadi sorotan di berbagai ajang olahraga, mulai dari tingkat sekolah hingga olimpiade.

Di balik keseruannya, lari jarak pendek bukan hanya soal siapa yang paling cepat, melainkan juga soal teknik, kekuatan, dan strategi. Sebenarnya, seperti apa lari jarak pendek itu? Olahraga ini juga punya sejarah, teknik, dan peraturan yang berbeda dengan olahraga lain. Berikut penjelasan lengkapnya!

1. Lari jarak pendek dikenal sebagai sprint

Lari jarak pendek, yang juga dikenal sebagai sprint, adalah cabang olahraga atletik yang mengutamakan kecepatan maksimal dari awal hingga akhir lintasan. Salah satu atlet nasional yang dikenal sebagai sprinter adalah Lalu Muhammad Zohri, yang berhasil meraih posisi ketiga dalam nomor lari 100 meter di Golden Grand Prix Osaka 2019 Jepang. Dalam kategori ini, pemenang ditentukan berdasarkan waktu tercepat yang dicapai oleh pelari. Sprint sendiri terdiri dari beberapa nomor perlombaan, yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, yang masing-masing menuntut kombinasi kecepatan, teknik yang presisi, serta strategi yang matang untuk mencapai hasil terbaik.

Lari adalah salah satu bentuk gerakan tubuh yang memiliki fase melayang, yaitu ketika kedua kaki tidak menyentuh tanah secara bersamaan. Hal ini menjadi pembeda utama antara lari dan berjalan, karena dalam berjalan, setidaknya satu kaki selalu berpijak ke permukaan. Selain itu, dalam lari jarak pendek, pelari meningkatkan frekuensi langkah dengan cepat sehingga pada titik tertentu tubuhnya tampak melayang, dengan hanya satu kaki yang berfungsi sebagai penopang di tanah.

2. Lari jarak pendek sudah ada sejak abad ke-7 SM

Lari jarak pendek sudah dari zaman Yunani Kuno. Berdasarkan catatan sejarah, olahraga ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-7 SM dan menjadi salah satu cabang utama dalam olimpiade kuno. Awalnya, perlombaan lari digunakan sebagai bagian dari latihan militer untuk meningkatkan kecepatan dan daya tahan prajurit.

Seiring perkembangan zaman, lari jarak pendek mulai dipertandingkan secara resmi di berbagai kompetisi atletik internasional. Pada 1912, dibentuklah organisasi International Association of Athletics Federations (IAAF), yang kini dikenal sebagai World Athletics, untuk mengatur dan mengawasi standar perlombaan lari di seluruh dunia. Hingga saat ini, lari jarak pendek tetap menjadi salah satu cabang olahraga yang paling populer dalam olimpiade dan kejuaraan dunia.

3. Ada sejumlah teknik dalam lari jarak pendek yang wajib dikuasai

Sebelum menguasai teknik lari cepat, seorang pelari harus memahami terlebih dahulu dasar-dasar dari lari jarak pendek. Terdapat beberapa aspek fundamental yang perlu dipahami oleh seorang sprinter. Beberapa hal itu, di antaranya:

  • Saat berlari, posisi tubuh sedikit condong ke depan, dengan sudut kedua lengan membentuk sekitar 90 derajat, diayunkan ke arah yang sama secara teratur.
  • Otot-otot bagian depan dan kedua lengan harus tetap rileks untuk menghindari ketegangan yang berlebihan.
  • Kaki yang digunakan untuk menolak harus ditekankan dengan kuat hingga lurus, sedangkan pengangkatan kaki ke depan sebaiknya dilakukan hingga sejajar dengan permukaan tanah.
  • Posisi pinggang harus tetap stabil pada ketinggian yang sama selama berlari untuk menjaga keseimbangan.
  • Saat mendekati garis finis, tubuh harus dicondongkan ke depan secara serentak agar dada dapat menyentuh pita terlebih dahulu.

Setelah memahami teknik dasar, penting juga untuk mempelajari teknik lebih lanjut. Ini agar dapat memaksimalkan performa dalam lari jarak pendek. Berikut adalah beberapa teknik yang perlu diperhatikan:

1. Teknik start dalam lari jarak pendek

Sebelum start, seorang pelari jarak pendek pemula harus melakukan pemanasan terlebih dahulu. Terdapat tiga jenis teknik start dalam lari jarak pendek, yaitu:

  • Start pendek (bunch start): Kaki kiri diletakkan di depan, sementara lutut kaki kanan berada sejajar di samping kaki kiri dengan jarak sekitar satu kepalan tangan. Jari-jari tangan rapat dengan ibu jari sedikit terpisah, diletakkan di belakang garis start.
  • Start menengah (medium start): Posisi kaki kiri tetap di depan, sedangkan lutut/ kaki kanan berada di sebelah kanan dan sejajar dengan tumit kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Jari-jari tangan tetap dalam posisi yang sama seperti pada start pendek.
  • Start panjang (long start): Sama seperti dua teknik sebelumnya, tetapi pada teknik ini kaki kiri berada di depan dengan lutut kaki kanan yang ditempatkan lebih jauh di belakang kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Jari-jari tangan juga tetap diletakkan di belakang garis start.

Selain itu, terdapat tiga tahapan dalam melakukan start lari jarak pendek, yaitu:

  • Aba-aba "bersedia"
    Ketika aba-aba "bersedia" diberikan, pelari harus menempatkan kedua kakinya pada blok start yang telah dipersiapkan. Lutut kaki belakang menyentuh tanah dengan posisi sejajar dengan kaki depan dan terpisah selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik di belakang garis start, sementara kepala harus sejajar dengan punggung dan pandangan tetap lurus ke bawah.
  • Aba-aba "siap"
    Setelah mendengar aba-aba "siap" diberikan, baiknya posisi tubuh mulai berubah dengan sedikit condong ke depan. Pinggang sedikit diangkat lebih tinggi dari bahu agar posisi bahu lebih maju dibandingkan kedua tangan. Lutut kaki depan membentuk sudut sekitar 90 derajat, sedangkan kaki belakang membentuk sudut antara 120 hingga 140 derajat.
  • Aba-aba "yaak"
    Pada aba-aba "yaak", pelari harus segera mengerahkan seluruh tenaganya. Tubuh diluruskan dan diangkat, sementara kaki bertumpu kuat pada blok start untuk menghasilkan dorongan maksimal. Kedua tangan diangkat dari tanah dan mulai diayunkan seiring dengan gerakan lari. Kaki belakang harus mendorong dengan kuat, sedangkan kaki depan mulai bergerak sedikit demi sedikit hingga akhirnya kaki belakang diayunkan ke depan dengan cepat. Posisi tubuh tetap condong ke depan dengan sudut sekitar 45 derajat terhadap tanah saat akhir dorongan.

2. Teknik berlari dalam lari jarak pendek

Pada tahap ini, seorang pelari harus mengerahkan daya dan kecepatan sesuai dengan teknik yang telah dipelajari. Ada dua fase utama dalam lari cepat atau sprint. Mereka terdiri dari:

Fase topang

Fase ini untuk mengurangi hambatan saat menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase topang dibagi menjadi dua, yaitu topang depan dan topang dorong, dengan teknik sebagai berikut:

  • Mendarat dengan telapak kaki.
  • Lutut kaki topang harus sedikit menekuk untuk mengurangi tekanan.
  • Kaki ayun harus bergerak cepat, sementara pinggang, sendi lutut, dan mata kaki dari kaki topang harus diluruskan dengan kuat saat bertolak.
  • Paha kaki ayun harus terangkat dengan cepat hingga mencapai posisi horizontal.

Fase layang

Fase ini bertujuan untuk mempertahankan kecepatan dan mempersiapkan penempatan kaki yang tepat saat menyentuh tanah. Teknik dalam fase ini meliputi:

  • Mengayunkan lutut kaki dengan gerakan ke depan dan ke atas.
  • Saat fase pemulihan, lutut kaki topang sedikit menekuk, sementara ayunan lengan tetap aktif namun dalam kondisi rileks.
  • Kaki topang kemudian bergerak ke belakang sebagai persiapan untuk langkah berikutnya.

3. Teknik melewati garis finis

Salah satu faktor penentu kemenangan dalam lari jarak pendek adalah teknik melewati garis finis. Seorang pelari dinyatakan telah melewati garis finis jika bagian tubuhnya, seperti kepala, leher, lengan, atau kaki, telah melampaui garis yang telah ditentukan. Ada tiga teknik utama dalam melewati garis finis, yaitu:

  • Mendorong dada ke depan dan sedikit menjatuhkannya.
  • Menjatuhkan salah satu bahu ke depan.
  • Berlari dengan kecepatan penuh hingga beberapa meter setelah melewati garis finis.

Teknik kedua sering digunakan dalam kompetisi, terutama saat ada persaingan ketat antara pelari. Pelari yang berhasil membuat bagian tubuhnya menyentuh pita atau garis terlebih dahulu akan keluar sebagai pemenang.

4. Terdapat beberapa peraturan dalam lari jarak pendek

Induk organisasi atletik seperti IAAF (International Association of Athletics Federations) di tingkat internasional dan PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia) di tingkat nasional telah menetapkan aturan resmi untuk perlombaan lari jarak pendek. Peraturan ini bertujuan untuk menjaga keadilan dan sportivitas dalam setiap kompetisi. Semua peserta wajib memahami dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan agar tidak terkena sanksi atau diskualifikasi. Apa saja peraturan dalam lari jarak pendek?

1. Peraturan perlombaan

Garis start dan garis finis dalam lari jarak pendek memiliki lebar 5 cm, dengan batas tepi dalam lintasan sebagai acuan ukuran jarak lomba. Posisi awal pelari ditentukan oleh garis start, sedangkan titik akhir perlombaan ditandai oleh garis finis. Selama perlombaan berlangsung, setiap peserta harus tetap berada di lintasan masing-masing tanpa mengganggu peserta lain.

Aba-aba yang digunakan dalam perlombaan terdiri dari tiga tahap, yaitu "bersedia," "siap," dan "ya" atau bunyi pistol sebagai tanda mulai. Setelah aba-aba terakhir diberikan, semua peserta harus segera memulai lari dengan maksimal. Pelari yang gagal merespons aba-aba dengan baik berisiko melakukan kesalahan start, yang bisa berakibat pada sanksi.

Setiap pelari diberi kesempatan hingga tiga kali apabila melakukan kesalahan saat start. Jika kesalahan terjadi lebih dari tiga kali, peserta akan dikenakan sanksi diskualifikasi. Dalam kompetisi besar, perlombaan lari jarak pendek umumnya dibagi ke dalam beberapa tahap, yaitu babak penyisihan awal, babak lanjutan, babak semifinal, dan babak final. Jika jumlah peserta terlalu banyak, maka babak pertama akan dilakukan untuk menyaring peserta terbaik. Biasanya, pelari yang meraih posisi pertama dan kedua dari setiap heat akan lolos ke babak selanjutnya.

2. Diskualifikasi dan pelanggaran

Agar perlombaan tetap berjalan secara adil, setiap peserta diwajibkan untuk mematuhi aturan yang berlaku. Segala bentuk kecurangan atau pelanggaran dapat mengganggu jalannya pertandingan dan merugikan peserta lain. Oleh karena itu, panitia akan memberikan sanksi tegas bagi pelari yang melanggar peraturan.

  • Seorang peserta dapat didiskualifikasi apabila melakukan pelanggaran berikut:
  • Melakukan kesalahan start lebih dari tiga kali.
  • Berlari keluar dari lintasan atau memasuki lintasan pelari lain.
  • Mengganggu atau berbuat curang terhadap peserta lain.
  • Terbukti menggunakan doping atau zat terlarang untuk meningkatkan performa.

3. Lintasan

Lintasan lari jarak pendek berada di stadion atletik dan memiliki delapan jalur. Lebar setiap jalur adalah 1,22 meter, yang dirancang agar setiap pelari memiliki ruang yang cukup untuk berlari tanpa saling mengganggu. Setiap pelari harus tetap berada di jalurnya masing-masing sepanjang perlombaan untuk menghindari risiko diskualifikasi.

4. Peralatan

Agar perlombaan berjalan dengan lancar, setiap peserta harus menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan standar kompetisi. Peralatan yang digunakan telah disesuaikan dengan kebutuhan atlet agar dapat berlari secara optimal dan aman. Setiap alat juga berperan dalam memastikan keakuratan hasil perlombaan. Peralatan yang digunakan dalam perlombaan lari jarak pendek meliputi:

  • Sepatu spikes: sepatu ini befungsi untuk meningkatkan daya cengkeram di lintasan.
  • Start block: start block sebagai pijakan awal saat start jongkok.
  • Tiang finis: Tiang ini merupakan tiang yang menandai garis akhir perlombaan.
  • Stopwatch: stopwatch dalam lari jarak pendek digunakan untuk mencatat waktu lari peserta.
  • Bendera start atau pistol: bendera start dan pistol sebagai tanda dimulainya perlombaan.

5. Kategori jarak lari

Dalam dunia atletik, lari dibagi berdasarkan jarak tempuhnya, yang mempengaruhi strategi dan teknik yang digunakan. Setiap kategori memiliki tantangan tersendiri yang menuntut persiapan fisik dan teknik yang berbeda. Oleh karena itu, seorang pelari harus memahami karakteristik setiap kategori sebelum bertanding. Perlombaan lari terbagi dalam beberapa kategori berdasarkan jarak tempuhnya, yaitu:

  • Lari jarak pendek: kurang lebih 100 meter hingga 400 meter. Teknik lari ini mengandalkan kecepatan maksimal mulai dari start, saat sprint, hingga melewati garis finis. Start yang digunakan dalam lari jarak pendek umumnya adalah start jongkok.
  • Lari jarak menengah: kurang lebih 800 meter hingga 1.500 meter.
  • Lari jarak jauh: kurang lebih 3.000 meter hingga 42,195 kilometer (maraton). Karena jaraknya lebih panjang, teknik yang digunakan berbeda, dengan strategi pengaturan tenaga yang lebih matang. Start yang digunakan pada kategori ini adalah start berdiri.

5. Lari jarak pendek bermanfaat untuk kesehatan mental tidak cuma kesehatan fisik

Lari jarak pendek memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Secara fisik, olahraga ini membantu meningkatkan kekuatan otot, terutama pada bagian kaki, paha, dan pinggul, karena gerakan eksplosif yang dilakukan saat berlari. Selain itu, lari jarak pendek juga efektif dalam meningkatkan kapasitas kardiovaskular, memperkuat jantung, dan meningkatkan sirkulasi darah. Dengan latihan rutin, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat, yang berdampak positif pada pembakaran kalori dan pengelolaan berat badan. Kecepatan dan ketahanan tubuh pun meningkat, membuat tubuh lebih gesit dan responsif dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Selain manfaat fisik, lari jarak pendek juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Aktivitas ini mampu memicu pelepasan endorfin, hormon yang dapat mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Fokus dan konsentrasi juga terasah melalui latihan lari jarak pendek, karena pelari perlu mengatur teknik dan strategi dalam waktu singkat. Selain itu, keberhasilan mencapai target waktu tertentu memberikan rasa percaya diri dan kepuasan tersendiri.

6. Nomor lari jarak pendek ditentukan oleh jarak tempuhnya

Lari merupakan salah satu olahraga paling sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain itu, lari juga termasuk dalam nomor perlombaan di cabang olahraga atletik yang sering dipertandingkan di berbagai tingkat, mulai dari daerah, nasional, hingga ajang internasional. Kecepatan dan daya tahan tubuh menjadi faktor utama dalam menentukan performa seorang pelari di berbagai kategori lomba.

Cabang olahraga atletik sendiri terbagi menjadi beberapa nomor, seperti jalan cepat, lari, lompat, dan lempar. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lari memiliki beberapa kategori berdasarkan jarak tempuhnya, yaitu lari jarak pendek (sprint), lari jarak menengah, lari jarak jauh, serta marathon. Untuk kategori lari jarak pendek, terdapat beberapa nomor yang diklasifikasikan berdasarkan jaraknya, antara lain lari 50 meter, 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Lari jarak pendek bukan cuma soal siapa yang paling cepat, tapi juga bagaimana seorang pelari bisa mengoptimalkan teknik dan strateginya. Jadi, kalau kamu penasaran dengan dunia sprint dan ingin tahu lebih banyak soal teknik serta aturan yang berlaku, memahami pengertian lari jarak pendek jadi langkah awal yang penting. Semoga informasi tentang lari jarak pendek ini bermanfaat buat kamu, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
Jumawan Syahrudin
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us