Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polemik Atlet Korea Sebut Juara Olimpiade Sebagai Teroris

Seorang wanita memakai masker ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), berjalan melewati reproduksi medali Olimpiade Tokyo skala besar, di Menara Nihonbashi Mitsui, Tokyo, Jepang, Rabu (14/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/WSJ/djo
Seorang wanita memakai masker ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), berjalan melewati reproduksi medali Olimpiade Tokyo skala besar, di Menara Nihonbashi Mitsui, Tokyo, Jepang, Rabu (14/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/WSJ/djo

Jakarta, IDN Times - Setelah dihebohkan dengan insiden rasisme yang dilakukan televisi Korea Selatan, MBC TV, terhadap sejumlah negara peserta Olimpiade Tokyo 2020, termasuk Indonesia, kali ini kejadian serupa kembali terjadi. Namun, bukan media Korea yang melakukannya, melainkan atletnya.

Adalah penembak Korea, Jin Jong Oh, yang melakukan hal tersebut. Jin melayangkan komentar rasis setelah penembak Iran, Javad Foroughi, memenangkan medali emas dari nomor 10 meter air pistol putra.

"Bagaimana bisa teroris memenangkan Olimpiade. Ini hal yang paling aneh dan konyol," kata Jin dikutip Korea Times.

1. LSM Iran ikut bicara

Logo Olimpiade Tokyo. (Twitter.com/Tokyo2020)
Logo Olimpiade Tokyo. (Twitter.com/Tokyo2020)

Pernyataan Jin muncul setelah Organisasi Hak Asasi Manusia Iran, United for Navid, mengeluarkan pernyataan soal Foroughi. Dalam pernyataannya, Uniter for Navid membuka status Foroughi yang merupakan anggota dari kelompok milisi Islamic Revolutioary Guard Corps (IRGC).

Organisasi ini sudah dicap sebagai teroris oleh Amerika Serikat, tepatnya pada 2019 silam. Hingga akhirnya, orang-orang yang ada di dalamnya juga dinyatakan dengan status serupa.

"Kami melihat penyerahan medali emas kepada penembak Iran, Javad Foroughi, tak cuma menjadi bencana bagi olahraga iran, tapi juga komunitas internasional, terutama menyangkut reputasi IOC. Foroughi, yang berusia 41 tahun, merupakan anggota lama dari kelompok teroris," begitu pernyataan United for Navid.

2. Tagar #SouthKoreaRacist menggema

Sebenarnya, pernyataan Jin menimbulkan polemik di media sosial. Meski sudah ada pernyataan dari United for Navid kalau Foroughi memang anggota IRGC, tapi tetap saja warganet kesal dengan sikap Jin.

Pernyataan Jin dianggap sebagai salah satu tindakan rasis lainnya, setelah insiden MBC TV. Bahkan, tagar #SouthKoreaRacist menggema di media sosial twitter.

"I have no words #SoutKoreaRacist," begitu cuitan @itsurgirlaiii.

"you guys are the loudest shouting 'stop asian hate' but you guys keep being racist towards south east asia! You must be aware that your country is now in the spotlight of the world, be careful what you say! #SouthKoreaRacist" begitu cuitan @Madimilkita.

3. Kasus kedua dalam dua pekan terakhir

Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 (Twitter.com/@Olympics)
Upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 (Twitter.com/@Olympics)

Sebenarnya, Korea Selatan sempat tertimpa masalah rasis dalam pembukaan Olimpiade Tokyo, 23 Juli 2021 lalu. Kala itu, MBC TV menyiarkan upacara pembukaan dengan gaya yang nyeleneh, tapi begitu menyakiti perasaan negara lain.

Berbagai negara mereka perkenalkan dengan menyertakan atribut tak pantas. Indonesia termasuk di dalamnya dengan diperkenalkan sebagai negara dengan GDP rendah, tingkat vaksinasi di bawah rata-rata, dan lainnya.

Lalu, Haiti diperkenalkan sebagai negara yang terkenal karena Presidennya baru saja dibunuh dan Ukraina diingatkan dengan tragedi Chernobyl.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us