Potensi Industri Olahraga Jadi Penggerak Ekonomi Baru Indonesia

- Industri olahraga memberikan dampak besar bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial
- Perputaran uang di industri olahraga Indonesia belum optimal, namun memiliki potensi besar mencapai lebih dari Rp100 triliun
- Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menyebut industri olahraga global bernilai 521 miliar dolar AS, menekankan potensi besar sektor ini bagi ekonomi Indonesia
Jakarta, IDN Times - Industri olahraga dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Besarnya populasi Indonesia yang disertai meningkatnya minat masyarakat terhadap gaya hidup aktif dan sehat membuat sektor ini terus berkembang.
Aktivitas ekonomi dalam industri olahraga mencakup berbagai bidang, mulai dari upaya menjaga kesehatan dan rehabilitasi, wisata olahraga, penjualan dan perdagangan produk olahraga, pembangunan dan pemeliharaan fasilitas olahraga, hingga penyelenggaraan dan pemasaran acara olahraga.
Rantai aktivitas tersebut turut menciptakan beragam peluang kerja dan usaha, termasuk bagi insinyur dan pengembang, pelatih dan dokter olahraga, jurnalis serta komentator olahraga, hingga pedagang eceran perlengkapan olahraga.
1. Dampak besar industri olahraga bagi masyarakat

Dampak dari industri olahraga ini tidak hanya dirasakan secara ekonomi, tetapi juga sosial, seperti peningkatan produktivitas masyarakat, pengembangan kualitas individu, serta penurunan biaya kesehatan dalam jangka panjang.
Selain itu, industri olahraga memiliki keterkaitan erat dengan sektor lain, termasuk pendidikan, real estate, dan pariwisata, sehingga memberikan implikasi luas terhadap perekonomian.
Secara global, industri olahraga menunjukkan tren pertumbuhan yang signifikan. Nilainya diperkirakan meningkat dari 388,28 miliar dolar AS pada 2020, menjadi 440,77 miliar dolar AS pada 2021 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau CAGR sebesar 13,5 persen.
Pasar industri olahraga global bahkan diproyeksikan mencapai 599,9 miliar dolar AS pada 2025 dengan CAGR sekitar 8 persen. Kondisi tersebut mendorong Amerika Serikat, China, Inggris, dan Korea Selatan, menjadikan industri olahraga sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.
2. Perputaran uang di industri olahraga belum tergarap maksimal

Dosen Ilmu Keolahragaan Universitas Muhammadiyah Cirebon, Wahyu Erfandy, menilai perputaran uang di industri olahraga Indonesia telah mencapai angka yang sangat signifikan. Meski demikian, ia menilai potensi besar tersebut belum tergarap secara optimal.
Jika hal industri olahraga ini bisa digarap secara optimal, ia yakin dapat berdampak pada perputaran ekonomi masyarakat di Indonesia, dengan jumlahmencapai lebih dari Rp100 triliun.
“Industri olahraga Indonesia itu mencakup banyak subsektor, mulai dari produk olahraga, jasa, sampai ekonomi kreatif yang berbasis konten dan digital,” ujar Wahyu dalam keterangannya.
Menurut Wahyu, industri olahraga tidak hanya berkaitan dengan pertandingan atau prestasi atlet, tetapi juga berhubungan erat dengan sektor manufaktur dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Produk lokal seperti apparel, sepatu, helm, aksesoris olahraga, hingga makanan sehat dinilai memiliki peluang besar untuk berkembang dan bersaing jika mendapat dukungan kebijakan yang tepat dan berkelanjutan.
“Karena itu, lahirnya Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga di Kemenpora adalah langkah strategis. Negara hadir untuk mengorkestrasi potensi besar ini agar industri olahraga menjadi ekosistem yang terarah dan berkelanjutan,” ujar Wahyu.
3. Sudah digemakan Menpora Erick Thohir

Senada dengan itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir menyebut industri olahraga global saat ini memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dengan proyeksi mencapai 521 miliar dolar AS.
"Industri olahraga sudah bernilai 521 miliar dolar AS. Ini bukan angka kecil. Jika kita pandai mengelola, bisa menjadi sektor yang sangat menguntungkan bagi ekonomi Indonesia," ujar Erick saat Indonesia Sports Summit (ISS) 2025 di Jakarta, beberapa waktu lalu.


















