Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 

Tampak mustahil untuk terulang kembali

Secara logika, mustahil bagi tim baru Formula 1 untuk bisa menjadi juara dunia pada tahun pertamanya. Sebab, tim Formula 1 yang baru dibentuk umumnya masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam aspek sumber daya, finansial, maupun dalam aspek teknis. Mereka tentu butuh waktu lama untuk beradaptasi di ajang kompetisi jet darat tersebut.

Sebagai contoh, lihat saja Mercedes. Tim Formula 1 asal Jerman itu resmi dibentuk pada 2010. Namun, The Silver Arrows baru bisa menjadi juara dunia Formula 1 pada 2014. Kala itu, Mercedes dan Lewis Hamilton berhasil menjadi juara dunia konstruktor sekaligus juara dunia pembalap usai mampu mengakhiri musim di puncak klasemen.

Namun, semua hal tersebut tampaknya tidak berlaku bagi Brawn GP. Pasalnya, Brawn GP bersama pembalapnya, Jenson Button, langsung bisa menjadi juara dunia konstruktor sekaligus juara dunia pembalap pada Formula 1 2009. Padahal, kala itu, Brawn GP berstatus sebagai tim baru yang resmi dibentuk beberapa bulan sebelum Formula 1 2009 resmi dihelat. 

1. Berawal dari Honda yang hengkang dari Formula 1 pada 2008

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 logo Honda (formula1.com)

Kisah sukses Brawn GP di Formula 1 2009 sejatinya bermula pada akhir 2008. Kala itu, tim asal Jepang, Honda, memutuskan untuk hengkang dari Formula 1 lantaran krisis finansial yang sedang melanda dunia. Imbasnya, nasib ratusan karyawan Honda ketika itu berada dalam bahaya. Mereka terancam jadi pengangguran usai Honda hengkang dari Formula 1.

Melihat kondisi tersebut, bos Honda saat itu, Ross Brawn, tidak mau tinggal diam. Ia langsung berinisiatif untuk mencari investor untuk membeli Honda. Itu bertujuan agar ratusan karyawan Honda, termasuk dua pembalap mereka, Jenson Button dan Rubens Barrichello, tidak kehilangangan pekerjaannya.

Namun, ternyata mencari pembeli tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, usai berbulan-bukan mencari, Brawn tidak kunjung mendapatkan pembeli. Jarang sekali ada investor yang ingin membeli tim Formula 1 mengingat kondisi krisis finansial global yang kala itu sedang merebak.

Baca Juga: 6 Tim Formula 1 yang Meraih 100 Pole Position, Red Bull Masuk Daftar

2. Ross Brawn akhirnya membeli Honda dengan harga yang amat murah

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 Ross Brawn (formula1.com)

Usai tak kunjung mendapatkan pembeli, Ross Brawn pun langsung melobi pejabat eksekutif Honda, Hiroshi Oshima, untuk menawarkan sebuah solusi. Kala itu, di tengah nasib Honda yang sudah di ujung tanduk, Brawn membujuk Oshima agar Honda bisa dibeli oleh dirinya dengan harga murah. Itu bertujuan agar Honda bisa tetap berlaga di Formula 1 2009 sehingga nasib karyawan mereka pun terselamatkan.

Singkat cerita, gayung pun bersambut. Oshima menerima tawaran dari Brawn. Oleh karena itu, ia pun langsung membeli Honda dengan harga yang amat murah, yakni 1 pound sterling. Jika dikonversi ke dalam kurs rupiah saat ini, harga tersebut setara dengan Rp20.000. Coba bayangkan, tim Formula 1 mana yang saat ini bisa dibeli dengan harga semurah itu?

Usai pembelian dengan harga tidak masuk akal tersebut, kepemilikan Honda langsung berpindah ke tangan Brawn pada awal 2009. Nasib ratusan karyawan Honda, termasuk Jenson Button dan Rubens Barrichello pun terselamatkan. Sebagai bentuk peresmian, Brawn lantas menamai tim Formula 1-nya itu dengan nama dirinya, yakni Brawn GP. 

3. Brawn GP sempat menghadapi sejumlah kendala pada tahun pertamanya

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 mobil Formula 1 Brawn GP sedang berada di pit stop. (formula1.com)

Brawn GP sempat menghadapi sejumlah kendala jelang keikutsertaannya di Formula 1 2009. Kala itu, mereka kesulitan untuk mendapatkan pemasok mesin. Namun, beruntungnya, Ross Brawn sebagai bos tim bisa mengatasi masalah tersebut. Ia berhasil menggaet Mercedes untuk menjadi pemasok mesin Brawn GP.

Namun, masalah tidak selesai sampai di situ. Brawn GP masih harus menghadapi tantangan selanjutnya, yakni tantangan dalam pembuatan mobil. Dengan segala keterbatasan yang mereka punya, sulit bagi Brawn GP untuk membuat mobil yang mampu tampil kompetitif di Formula 1 2009. 

Meski begitu, Brawn dan beberapa insinyurnya berhasil menemukan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka menemukan celah di regulasi Formula 1 2009 yang membuat Brawn GP bisa membangun mobil yang kompetitif dengan dana terbatas. Dengan celah regulasi tersebut, Brawn GP berhasil membuat mobil dengan konsep double diffuser.

4. Konsep double diffuser membuat mobil Brawn GP melesat kencang di tes pramusim

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 mobil Formula 1 Brawn GP (formula1.com)

Double diffuser sendiri merupakan salah satu konsep aerodinamis yang ada pada mobil Formula 1. Konsep ini diterapkan dengan membuat dua lubang udara di bagian bawah belakang mobil. Kedua lubang tersebut berfungsi untuk meningkatkan downforce sehingga akselerasi mobil saat berada di trek balap bisa meningkat. Dengan konsep tersebut, Brawn GP memprediksi bahwa mobil mereka akan sedikit lebih cepat saat tes pramusim tiba.

Prediksi tersebut ternyata benar adanya. Dilansir Formula 1, pada tes pramusim Formula 1 2009 yang dihelat di Barcelona, Spanyol, Jenson Button mampu mencatatkan waktu tercepat. Pencapaian itu sontak membuat beberapa insinyur Brawn GP senang sekaligus bingung. Sebab, mereka sama sekali tidak mengira bahwa mobil yang mereka bangun bakal secepat itu.

5. Langsung tampil mengesankan pada sesi kualifikasi dan sesi balapan di GP Australia

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 mobil Formula 1 Brawn GP (formula1.com)

Penampilan di luar nalar Brawn GP pun berlanjut di GP Australia. Kala itu, kedua pembalap Brawn GP, Jenson Button dan Rubens Barrichello, mampu mencatatkan waktu tercepat pada sesi kualifikasi. Oleh karena itu, Button dan Barrichello berhasil memulai balapan di posisi pertama dan kedua.

Pada sesi balapan pembuka yang dihelat pada 29 Maret 2009, Brawn GP kembali menampilkan performa gemilang. Sebab, Button berhasil memenangi balapan yang dihelat di Sirkuit Albert Park tersebut. Kemenangan Button tersebut sekaligus menjadi kemenangan perdana bagi Brawn GP yang saat itu berstatus sebagai tim baru. Adapun Barrichello berhasil mengakhiri balapan di posisi ke-2. 

6. Brawn GP berhasil memenangi 8 dari 17 balapan yang ada di Formula 1 2009

Kilas Balik Kisah Sukses Brawn GP di Formula 1 2009 Rubens Barrichello (tengah) sedang berada di podium usai memenangi balapan Formula 1 GP Italia 2009 yang dihelat pada 13 September 2009. (formula1.com)

Dengan performa mobil yang amat moncer, Brawn GP berhasil memenangi 8 dari 17 balapan yang ada di Formula 1 2009. Sebanyak enam balapan berhasil dimenangi Jenson Button di GP Australia, GP Malaysia, GP Bahrain, GP Spanyol, GP Monako, dan GP Turki. Sementara itu, dua di antaranya berhasil dimenangi Rubens Barrichello di GP Eropa dan di GP Italia.

Berkat pencapaian tersebut, Brawn GP mampu merebut titel juara dunia konstruktor di akhir musim Formula 1 2009. Mereka berhasil mengakhiri musim di puncak klasemen dengan total 172 poin. Sementara itu, Red Bull dan McLaren mengekornya di posisi ke-2 dan ke-3 dengan masing-masing 153,5 poin dan 71 poin. 

Selain titel juara dunia konstruktor, Brawn GP juga berhasil merebut titel juara dunia pembalap. Sebab, Jenson Button berhasil mengakhiri musim Formula 1 2009 di puncak klasemen dengan total 95 poin. Posisinya disusul oleh Sebastian Vettel (Red Bull) dan Rubens Barrichello menyusul di peringkat ke-2 dan ke-3 dengan total poin masing-masing 84 poin dan 77 poin.

Kisah sukses Brawn GP di Formula 1 2009 memang bak dongeng yang tidak mudah terulang kembali. Sebab, pada era modern kini, sangat sulit bagi tim Formula 1 yang baru dibentuk untuk langsung menang balapan dan menjadi juara dunia di tahun pertamanya. Mereka tentu perlu banyak waktu untuk beradaptasi dengan segala aturan yang ada untuk bisa merajai kompetisi jet darat tersebut.

Baca Juga: Toto Wolff: Tak Ada yang Bisa Mengejar Max Verstappen di F1 2024 

Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara Photo Verified Writer Ahmad Dyandra Rama Putra Bagaskara

Mahasiswa Hubungan Internasional yang senang menulis seputar politik dan olahraga.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya