Jepang merupakan salah satu kekuatan Asia di kancah bola basket. Mereka kerap kali menjadi langganan peserta Piala Dunia dan Olimpiade. Beberapa pemain Jepang bahkan bisa menembus NBA, kompetisi bola basket terbesar di dunia.
Dalam sejarahnya, Jepang setidaknya memiliki lima pemain NBA. Dua di antaranya masih aktif bermain di sana saat ini. Mereka adalah Rui Hachimura dan Yuta Watanabe. Meski begitu, keduanya bukan pemain Jepang pertama di NBA. Pemain Jepang pertama di NBA adalah Yuta Tabuse.
Yuta Tabuse sempat disebut-sebut sebagai Michael Jordannya Jepang. Dia bermain di Amerika Serikat bersama tim kampus BYU-Hawaii. Namun, dia tidak bersinar di Negeri Paman Sam.
Tabuse memulai karier profesional bersama Toyota Alvark di Liga Jepang pada 2002. Dia kemudian kembali ke Amerika Serikat dengan menjajal NBA Summer League. Sayangnya, kiprahnya pada musim panas itu tidak membuatnya menarik perhatian klub-klub NBA.
Tabuse baru bermain di NBA setelah mengikuti pemusatan latihan bersama Phoenix Suns pada 2004. Dia bahkan sempat tampil pada musim reguler empat kali sepanjang November—Desember tahun itu. Sayangnya, kebersamaannya dengan Suns hanya berlangsung sebentar. Mereka berpisah pada akhir tahun.
Pemain Jepang pertama di NBA itu kemudian mengembara ke beberapa klub di luar NBA sampai kembali ke Liga Jepang. Saat ini, Tabuse membela Utsunomiya Brex, satu tim dengan pemain Indonesia, Brandon Jawato. Ia masih memimpin Brex sebagai kapten di usia 41 tahun.
Nick Fazekas membela tim nasional Jepang di Piala Dunia 2019. Dia menjadi kekuatan tambahan bersama Rui Hachimura dan Yuta Watanabe.
Fazekas sebenarnya bukan orang Jepang. Negeri Matahari menaturalisasinya pada 2019 untuk memperkuat timnas mereka. Fazekas sendiri lahir di Amerika Serikat dari orangtua keturunan Hungaria. Dia bahkan sempat ingin membela Hungaria, tetapi akhirnya memutuskan menjadi warga negara Jepang.
Keputusan menjadi warga negara Jepang itu bulat setelah bertahun-tahun bermain di Liga Jepang. Fazekas membela Kawasaki Brave Thunder sejak 2012. Sebelumnya, dia melanglang buana ke beberapa klub di berbagai negara. Salah satunya NBA.
Pemain kelahiran Arvada, Colorado, Amerika Serikat, 17 Juni 1985 itu masuk ke NBA lewat NBA Draft 2007. Dallas Mavericks memilihnya pada urutan ke-34. Namun, pada Februari 2008, mereka berpisah. Fazekas memilih bergabung dengan Los Angeles Clippers sampai akhir musim 2007/2008.
Setelah gagal bertahan di NBA, Fazekas memulai perjalanannya ke luar negeri. Dia sempat menjajal Eropa dan Filipina sampai mendarat ke Jepang seperti sekarang ini.
Sama seperti Nick Fazekas, JR Sakuragi juga seorang pemain naturalisasi. Nama aslinya JR Henderson. Dia mengubah namanya menjadi Sakuragi begitu menjadi warga negara Jepang. Nama itu terinspirasi dari nama Hanamichi Sakuragi, karakter utama manga bola basket legendaris berjudul Slam Dunk karya Takehiko Inoue.
JR Sakuragi merupakan jebolan kampus ternama di Amerika Serikat, yakni University of California, Los Angeles (UCLA). Dia sempat bermain di bawah Kepala Pelatih Jim Carrick. Bersama pelatihnya itu, Sakuragi ikut mengantarkan UCLA menjadi juara Divisi I NCAA pada 1995.
Sakuragi kemudian bermain di NBA pada 1998/1999. Usianya saat itu baru 22 tahun. Dia membela Vancouver Grizzlies (kini Memphis Grizzlies) dalam 30 pertandingan reguler, tetapi tidak pernah tampil sebagai starter. Sakuragi selalu masuk sebagai pemain cadangan.
Setelah masa baktinya berakhir, pemain asal East Bakersfield itu melanglang buana sampai ke Jepang. Dia pertama kali bermain di Liga Jepang bersama Aisin Seahorses (sekarang Seahorses Mikawa). Bahkan, dia menjadi Most Valuable Player (MVP) di Jepang tiga kali beruntun.
Meski begitu, Sakuragi sempat keluar-masuk Seahorses tiga kali. Penampilan terakhirnya bersama klub Jepang itu terjadi pada 2020 lalu.
Sakuragi juga sempat membela timnas Jepang pada 2007, saat resmi menjadi pemain naturalisasi. Kini, tempatnya sudah tergantikan Nick Fazekas.
Yuta Watanabe mengikuti NBA Draft 2018. Sayangnya, dia tidak terpilih saat itu. Meski begitu, Watanabe sukses menembus NBA lewat jalur lain: NBA Summer League.
Watanabe membela Brooklyn Nets pada turnamen musim panas. Oleh karena penampilannya saat itu, dia sukses menarik perhatian Memphis Grizzlies. Klub asal Tennessee tersebut kemudian mengontraknya dengan two-way contract, kerja sama yang membuat Watanabe bermain di dua tempat berbeda, yaitu NBA dan NBA G League. Selain bermain untuk Grizzlies, dia bermain untuk tim satelit Memphis Hustle.
Sampai 2020, Watanabe masih membela Grizzlies. Namun, kerja samanya berakhir pada jeda musim. Dia pun mendekati Toronto Raptors untuk mendapatkan tempat di skuad utama dengan kontrak exhibit 10. Dengan kontrak itu, Raptors bisa saja melepasnya menjelang musim reguler.
Watanabe lantas bekerja keras menarik perhatian Raptors pada pramusim 2020. Kerja keras itu ternyata membuahkan hasil. Dia sukses mendapatkan two-way contract.
Oleh karena kehadirannya yang berguna bagi Raptors, kontrak Watanabe berubah menjadi kontrak penuh. Dia bakal bekerja sama dengan Raptors sampai 2022 mendatang.
Sayangnya, Watanabe beberapa kali mengalami cedera sehingga harus menonton pertandingan di luar lapangan. Bahkan, dia sempat cedera pada awal musim 2021/2022 dan baru tampil tujuh kali sejauh ini.
Rui Hachimura merupakan rekan setim Yuta Watanabe dan Nick Fazekas di timnas Jepang. Namun, mereka tidak pernah satu tim di NBA. Hachimura bermain untuk Washington Wizards ketika Watanabe kini membela Toronto Raptors. Di sisi lain, karier Fazekas di NBA tidak satu zaman dengan Hachimura.
Hachimura sendiri masuk ke NBA lewat NBA Draft 2019. Wizards merekrutnya pada urutan ke-9. Dia pun menjadi pemain Jepang pertama dalam sejarah yang terpilih lewat NBA Draft.
Pemain kelahiran Toyama, Jepang, 8 Februari 1998 itu lahir dengan darah campuran Jepang/Benin. Oleh karena itulah dia tidak terlihat seperti orang Jepang pada umumnya. Namun, jati dirinya tetap Jepang. Apalagi dia menghabiskan masa mudanya di sana, sebelum berkelana ke Amerika Serikat untuk menimba ilmu di Gonzaga University.
Kiprahnya bersama Gonzaga di Divisi I NCAA membuat namanya mekar. Pencari bakat pun mengendus bakatnya. Mereka mengincarnya agar bisa bermain di NBA.
Wizards menjadi klub yang berkesempatan untuk menggunakan jasanya. Mereka telah memilihnya lewat NBA Draft, bahkan langsung menjadikannya starter bersama pemain bintang sekelas Bradley Beal. Hachimura dkk. sampai saat ini masih menjadi pilar penting Wizards. Dia tengah berusaha meloloskan klubnya ke playoff.
Hachimura sendiri sempat tampil di Olimpiade 2020 Tokyo bersama Watanabe dan Fazekas pada pertengahan 2021 ini. Mereka memang gagal menjadi juara, tetapi Jepang tetap menjadi salah satu tim kuat di Asia.
Ketiganya bisa saja tampil di FIBA Asia Cup 2022 Jakarta. Mereka juga punya kesempatan tampil di Piala Dunia 2023 yang berlangsung di tiga negara: Filipina, Jepang, dan Indonesia.