Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal Musim

MotoGP 2022 masih panjang

Ducati tak bisa tampil maksimal pada awal musim 2022. Saat balapan di Qatar dan Indonesia, kedua pembalap tim pabrikan terlempar dari posisi podium.

Memasuki pekan balapan seri ketiga di Argentina, pabrikan asal Borgo Panigale bertekad meraih hasil optimal di MotoGP. Paolo Ciabatti, Sporting Director Ducati Corse, yakin dengan kemampuan pembalap dan performa mesin mereka.

1. Hasil buruk pada awal musim karena kesalahan strategi

Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal MusimPaolo Ciabatti (motogp.com)

Paolo Ciabatti mengakui ada sedikit kesalahan pada seri pertama balapan. Tim pabrikan Ducati Lenovo menggunakan paket mesin yang belum sepenuhnya siap.

Ducati menghomologasi tiga versi mesin. Satu mesin tahun 2021 untuk beberapa tim satelit serta dua versi berbeda dari mesin 2022 untuk beberapa pembalap tim satelit dan pabrikan.

Tim pabrikan menggunakan GP22 versi hibrida, mesin yang belum sepenuhnya diuji coba pada tes pramusim. Namun, mesin ini diakui lebih cocok dengan Francesco Bagnaia dan Jack Miller.

“Di Qatar, kami telah membuat hidup kami lebih rumit. Kami membawa sistem yang belum 100 persen siap dalam latihan sampai hari Sabtu pagi. Saat kamu kehilangan perasaan (pada mesinmu), kamu akan sulit untuk segera menemukannya,” kata Paolo Ciabatti dilansir Corsedimoto.

2. Ducati Desmosedici GP22 pada akhirnya akan jadi sempurna

Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal MusimFrancesco Bagnaia memacu Ducati Desmosedici GP22. (motogp.com)

Ducati Desmosedici GP22 versi terbaru belum menunjukkan kekuatannya. Dalam dua seri balapan pertama, hasil terbaik yang diraih adalah podium ke-3 di GP Indonesia. Itu pun dari pembalap tim satelit Pramac Racing, Johann Zarco.

Kendati demikian, tidak ada keraguan pada potensi Desmosedici GP22, baik versi awal atau hibrida. Jelang GP Argentina, Paolo Ciabatti yakin dengan performa motor dan pembalapnya.

“Pada level yang sama, aku akan mengatakan bahwa kenyataannya, (GP22) itu lebih baik daripada GP21. Francesco Bagnaia yang aku lihat di sini, di Argentina, terlihat telah mengisi kembali semangatnya dan sangat yakin dengan kemampuan balap dan motornya,” ungkap Ciabatti.

Baca Juga: Ultimatum Francesco Bagnaia: Ducati Juara Lagi di Musim 2022

3. Pembalap Ducati memimpin klasemen, tetapi bukan pembalap tim pabrikan

Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal MusimEnea Bastianini dari tim Gresini Racing (motogp.com)

Francesco Bagnaia baru mengumpulkan satu poin. Sementara Jack Miller sedikit lebih baik dengan mengoleksi tiga belas poin. Meski begitu, perolehan poin yang minim membuat mereka keluar dari posisi atas klasemen.

Pemimpin klasemen saat ini masih dipegang Enea Bastianini, salah satu pembalap Ducati. Sayangnya, Bastianini berasal dari tim satelit Gresini Racing. Ia pun mengendarai Desmosedici GP21, bukan motor terbaru atau hibrida yang digunakan tim pabrikan.

Untungnya, hasil buruk pada awal musim tak menyurutkan harapan tim asal Borgo Panigale. Ducati tetap membidik gelar juara dunia yang terakhir kali mereka raih pada 2007 silam.

4. Target Ducati adalah merebut gelar juara dunia MotoGP

Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal MusimJack Miller dan Francesco Bagnaia (motogp.com)

Target Ducati musim ini tentu saja merebut gelar juara dunia. Pada musim lalu, pabrikan asal Italia ini sudah begitu dekat dengan target yang mereka ingin capai. Francesco Bagnaia menjadi runner-up kejuaraan setelah tampil apik pada paruh terakhir musim.

“Kejuaraan dunia masih panjang. Dan beruntungnya, tidak ada pembalap yang membuat (selisih poin) yang penting. Namun, mulai sekarang kami harus menampilkan (performa terbaik),” kata Paolo Ciabatti dikutip Corsedimoto.

5. Kesempatan menang pada 2022 masih terbuka lebar

Ducati Optimis Raih Gelar Juara meski Tampil Buruk pada Awal MusimFrancesco Bagnaia dan Jack Miller (motogp.com)

MotoGP 2022 terdiri dari 21 balapan. Masih ada belasan balapan yang bisa dimenangi Francesco Bagnaia atau Jack Miller.

Jika menilik performa Ducati pada tahun lalu, masih besar kemungkinan bagi Bagnaia untuk merangsek ke posisi atas klasemen. Pada paruh terakhir 2021, Bagnaia sempat mendominasi balapan. Pembalap bernomor 63 ini bisa juara 4 kali dari 6 balapan terakhir.

Ducati sempat digadang-gadang menjadi tim yang paling ditakuti musim ini. Pembalapnya pun diprediksi bisa bersaing ketat di puncak klasemen. Kenyataannya, pada awal musim, mereka tampil jeblok. Bisakah Francesco Bagnaia dan Jack Miller membuktikan kehebatan Ducati?

Baca Juga: Resmi, Francesco Bagnaia Bakal Perkuat Ducati hingga Musim 2024

Ryan Budiman Photo Verified Writer Ryan Budiman

Hola... jadipunya.id

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya