Perang Mental di Final Thomas Cup: Indonesia vs China

Kekuatan Indonesia dan China merata

Jakarta, IDN Times - Final Thomas Cup 2024 akan menjadi arena perang yang sengit. Sebab, dua kekuatan bulu tangkis dunia, Indonesia dan China, harus berdule di partai puncak, Minggu (4/5/2024).

Pengamat bulu tangkis nasional, Daryadi, menjelaskan pertandingan ini akan menjadi sangat sengit. Sebab, secara peta kekuatan, Indonesia dan China cukup seimbang.

"Dengan materi sekarang, mungkin makin percaya diri. Terutama, ketika kita melihat grafiknya Jojo (Jonatan Christie), yang terus menanjak. Pilihan di ganda juga makin variatif," ujar Daryadi kepada IDN Times, Sabtu (4/5/2024).

1. Mental jadi kuncinya

Perang Mental di Final Thomas Cup: Indonesia vs ChinaFajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di Thomas Cup 2024 (dok. PP PBSI)

Daryadi menuturkan, pencapaian Indonesia di Thomas Cup memang sudah menjadi hal yang wajar. Sebab, materi pemain Indonesia begitu menjanjikan.

Tapi, China juga tak kalah menyeramkan. Mereka memiliki kualitas merata di segala sektor. Kini, menurut Daryadi, Indonesia versus China akan berkutat pada perang mental.

"Bertanding di China selalu jadi PR tersendiri. Kita memang pernah menang atas China di final, tapi tempatnya netral, Denmark. Nah, ini akan jadi perang mental buat mereka," kata Daryadi.

Baca Juga: Ada Keberuntungan di Balik Tembusnya Indonesia ke Final Uber Cup

2. Uber Cup, ada Dewi Fortuna yang mengiringi

Perang Mental di Final Thomas Cup: Indonesia vs ChinaTim beregu putri Indonesia ke final Uber Cup 2024 (dok. PP PBSI)

Sementara, terkait pencapaian Indonesia di Uber Cup, Daryadi mengakui ada keberuntungan yang menaungi. Melaju ke final, sudah menjadi hal luar biasa karena target awalnya hanya empat besar.

Daryadi mencontohkan ketika undian, Indonesia hanya jumpa dengan Thailand. Mereka terhindar dari lawan-lawan kuat seperti Jepang, China, hingga Korea Selatan di perempat final.

Pada akhirnya, Indonesia jumpa dengan Thailand, yang kekuatannya paling lemah ketimbang Jepang, China, dan Korea Selatan. Momentum tercipta ketika Gregoria Mariska Tunjung berhasil menang atas Ratchanok Intanon. Padahal, sebelumnya Ratchanok menjadi momok menakutkan bagi Gregoria.

"Nah ternyata ketemu sama Thailand, yang paling lemah di antara tiga lainnya. Keberuntungan kedua juga datang. Ketika semifinal, An Se young gak main karena cedera. Kemudian, Korea Selatan juga gak diperkuat sama Kim Ga Eun. Ini menguntungkan buat kita. Bicara di ganda, Korea Selatan memang susah ditembus. Tapi, kita berhasil ambil di sektor tunggal," ujar Daryadi.

3. Kuncinya main lepas di Uber

Perang Mental di Final Thomas Cup: Indonesia vs ChinaGregoria Mariska Tunjung di babak penyisihan grup C Uber Cup 2024 melawan Jepang (dok. PP PBSI)

Perjalanan Indonesia di Uber Cup memang luar biasa. Hanya saja, Daryadi mengingatkan tantangan di final akan semakin berat. Sebab, lawannya adalah China yang diperkuat pemain-pemain di posisi 10 besar dunia. Meski begitu, Daryadi menyatakan kejutan Tim Uber bukan tak mungkin berlanjut.

"Kuncinya cuma satu, main nothing to lose. Sebenarnya, ini sudah pencapaian buat Tim Uber Indonesia. China diperkuat pemain yang posisinya semua di 10 besar. Jadi, jangan main dengan beban. Jika nantinya main tanpa beban, bukan tak mungkin kembali menciptakan kejutan," ujar Daryadi.

Baca Juga: Jonatan Christie Pastikan Indonesia ke Final Thomas Cup 2024

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya