Pertama! Orang Indonesia Finis di Ultra Marathon Gurun Sahara

Ultra Marathon des Sables menguji ketahanan fisik dan mental

Jakarta, IDN Times Seorang pria asal Indonesia, Omar Agoes, telah mencatatkan prestasi gemilang dalam perlombaan ekstrem Marathon des Sables di Gurun Sahara, 1 hingga 11 Oktober 2021. Dia menjadi orang Indonesia pertama yang menyelesaikan lomba ketahanan fisik dalam kondisi ekstrem itu.

Selama 11 hari, Omar diminta untuk melintasi jarak 250 kilometer di Gurun Sahara. Fisiknya dikuras dengan berlari dan berjalan, melintasi salah satu gurun terpanas di dunia itu.

"Tahun ini menjadi yang paling ekstrem. Tercatat, suhunya menyentuh 52 derajat celsius. Menjadi yang tertinggi, meski sebenarnya ajang ini biasanya digelar pada April setiap tahunnya. Tapi, karena pandemik COVID-19 digeser," ujar Omar kepada IDN Times, Selasa (12/10/2021).

1. Bermula dari rasa penasaran

Pertama! Orang Indonesia Finis di Ultra Marathon Gurun SaharaPelari Indonesia, Omar Agoes, di Ultra Marathon Sahara (dok. Pribadi/Agoes Omar)

Omar sebenarnya sudah mendengar lomba ini sejak lama. Bahkan, di 2016 silam dia pernah mendaftarkan diri untuk ikut lomba yang sudah berusia 35 tahun tersebut, hingga akhirnya mundur karena muncul rasa ragu dan takut.

"Saat itu saya dengar dari teman, 'Mar, itu belum ada orang Indonesia yang ikut'. Marathon saja saat itu saya belum menyelesaikannya. Saya juga berpikir, ini orang pada sinting kali ya, lari 250 kilometer di gurun. Tapi kepikiran terus," kata Omar.

Hingga akhirnya, pada 2018, Omar bercerita kepada seorang temannya terkait keinginannya ikut dalam Ultra Marathon ini. Sang teman akhirnya memberikan petuah kepada Omar.

"Jadi di Singapura itu saya punya teman sekamar. Dia seorang biksu. Saya cerita ke dia tentang keinginan ini. 'Kalau kamu punya niat dan tak dilakukan, seumur hidup dihantui loh'. Akhirnya saya putuskan ikut," ujar Omar.

Dia akhirnya mendaftarkan diri, namun lomba harus ditunda karena pandemik. Baru pada 2021, Omar akhirnya ikut dalam lomba.

Omar mengaku sebenarnya sudah menyiapkan diri sejak 2016. Jadi, ketika sudah muncul niat ikut Marathon des Sables ini di Gurun Sahara, dia sudah mulai berlatih.

"Tapi, kalau dibilang intensif dengan pelatih, mungkin baru dua tahun belakangan ini," ujar Omar.

Baca Juga: Iluni FEB UI Gelar Ultra Marathon 18-19 April, Total Hadiah Rp150 Juta

2. Marathon yang ekstrem

Pertama! Orang Indonesia Finis di Ultra Marathon Gurun SaharaPelari Indonesia, Omar Agoes, di Ultra Marathon Sahara (dok. Pribadi/Agoes Omar)

Marathon des Sables memang cukup berbeda dengan lainnya. Lomba ini sebenarnya dikombinasikan pula dengan kemampuan para pesertanya untuk bertahan dalam menghadapi situasi alam yang ekstrem.

Para peserta, dijelaskan Omar, tak terus berlari sejauh 250 kilometer selama 11 hari. Ada kalanya mereka berjalan, istirahat, dan mendirikan tenda.

Kemampuan mempertahankan diri pun diuji. Sebab, tak cuma cuaca yang jadi tantangan, tapi gangguan dari binatang buas seperti ular juga mengancam.

"Kami bangun tenda kalau malam. Saya memang cuma berempat dari Asia, tiga sisanya orang Jepang. Tapi, saya sempat satu tenda dengan orang Afrika, Amerika, dan lainnya. Tas saya itu isinya air, perlengkapan bertahan hidup, bahkan ada juga alat-alat menangkal ular berbisa. Memang, di sini bukan berlomba sebenarnya, tapi bagaimana cara kami, para peserta membangun solidaritas. Jadi, bukan lomba untuk cari pemenang," kata dia.

Omar menyatakan, sebenarnya ada 672 orang yang start di perlombaan ini. Namun, yang finis hanya sekitar 351 orang saja.

"Sisanya mundur. Disayangkan pula, ada yang meninggal dalam penyelenggaraan kali ini. Saya bersyukur bisa menyelesaikan lomba ini. Bisa dibilang, saya ini cukup tua ya, 49 tahun. Tapi, masih bisa melakukan hal-hal seperti ini. Dibilang lega, iya, karena keinginan sejak lama," ujar Omar.

Lomba ini sebenarnya sudah menerapkan standar keamanan yang tinggi. Omar mengaku harus memberikan hasil EKG dalam kurun waktu tiga bulan.

"Formulir juga harus tanda tangan asli, kasih alamat, persetujuan. Jadi, jaga-jaga kalau ada apa-apa jasadnya dikirim ke mana," kata Omar.

3. Bawa misi sosial

Pertama! Orang Indonesia Finis di Ultra Marathon Gurun SaharaPelari Indonesia, Agoes Omar, di Ultra Marathon Sahara (dok. Pribadi/Agoes Omar)

Berlari di Gurun Sahara, Omar ternyata juga membawa misi sosial. Dia bersama SOS Children Village Indonesia, mengusung misi donasi pula untuk memberikan bantuan kepada anak-anak yatim piatu.

Misi sosial ini jadi salah satu motivasi buat Omar. Bertajuk Run To Care Omar for Children, aksi ini telah menyita perhatian publik.

Pantauan IDN Times dari situs Kita Bisa, aksi Omar telah berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp35.977.886.

"Tak mungkin saya berlari ini cuma mengikuti ego sendiri. Saya juga harus punya motivasi. Saya ingin membantu anak-anak yatim piatu. Apalagi, dari data Kementerian Sosial, 25.202 anak telah kehilangan orang tua selama pandemik COVID-19. Kehilangan orang tua pastinya jadi momen paling berat. Jadi, saya ingin mencoba membantu mereka. Saya bersyukur, bisa menyelesaikan balapan. Artinya, membuktikan kalau apa saja bisa dilakukan," ujar Omar.

Efek lain yang dirasakan Omar dari ikut lomba ini adalah, jadi lebih bersyukur akan hidupnya. Dia mengaku dengan ikut berlomba di Gurun Sahara, matanya lebih terbuka atas berbagai nikmat hidup yang diterimanya selama ini.

"Saya bersyukur masih bisa diberikan kemampuan berjalan, lalu dapat melakukan segalanya. Banyak orang patah semangat dengan pandemik COVID-19. Banyak yang kehilangan pekerjaan pula, saya pun merasakannya. Tapi, lomba ini mengajarkan kepada saya untuk tetap bersyukur atas apa yang diberikan kepada Allah kepada kita sebagai manusia," ujar Omar.

Baca Juga: Teknik dan Jenis Start Lari yang Perlu Kamu Tahu

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya