Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tim Voli Putra yang Pernah Terdegradasi dari VNL, Terbaru Belanda

ilustrasi voli (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi voli (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Intinya sih...
  • Korea Selatan terdegradasi dari VNL 2018 setelah finis di dasar klasemen dengan hanya 1 kemenangan dan 14 kekalahan.
  • Portugal tersingkir dari VNL 2019 meskipun bukan tim terburuk, mereka terdegradasi karena China merupakan tim core yang tidak dapat terdegradasi.
  • Australia merasakan pahitnya degradasi di VNL 2022 setelah mendekam di dasar klasemen akhir fase grup dengan hanya 2 poin dari 1 kemenangan dan 14 kekalahan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Volleyball Nations League atau VNL 2025 telah menyelsaikan fase grup untuk sektor putra. Ini berarti, satu tim yang terdegradasi sudah dapat diketahui. Pada edisi kali ini, tim voli putra Belanda yang terdegradasi. Ini menjadi kali pertama mereka terdegradasi sejak debut pada 2021.

Belanda sendiri merupakan tim voli putra kelima yang terdegradasi dari VNL. Sebelumnya, ada empat tim yang sudah merasakan hal tersebut. Siapa saja mereka? Termasuk Belanda, berikut daftar lima tim voli putra yang pernah terdegradasi dari VNL.

1. Korea Selatan teregradasi di VNL 2018

Tim voli putra pertama yang terdegradasi dari VNL adalah Korea Selatan. Skuad yang dilatih Kim Ho Chul itu langsung terdegradasi pada penampilan perdananya di edisi perdana VNL, yakni 2018. Mereka dipastikan terlempar dari VNL setelah finis di dasar klasemen akhir fase grup dengan 6 poin dari 1 kemenangan dan 14 kekalahan. Satu-satunya kemenangan mereka didapat saat bersua China. Mereka menang 3 set langsung dengan skor 25-21, 25-21, dan 25-22.

Sayangnya, sejak terdegradasi Korea Selatan belum pernah kembali ke VNL. VNL 2018 masih menjadi partisipasi pertama dan satu-satunya mereka. Meski begitu, mereka masih menjadi salah 1 dari 5 tim voli putra terbaik di Asia.

2. Portugal tersingkir di VNL 2019 meskipun bukan tim terburuk

Portugal tampil di VNL untuk pertama kalinya pada edisi 2019 dengan menggantikan Korea Selatan. Sayangnya, mereka langsung terdegradasi pada saat itu. Sejatinya, mereka bukan tim terburuk yang menghuni dasar klasemen. Mereka finis di peringkat 15 dari 16 tim dengan total 12 poin dari 2 kemenangan dan 13 kekalahan. Hasil itu lebih baik dibanding China yang menghuni dasar klasemen yang hanya bermodalkan 9 poin dari 1 kemenangan dan 14 kekalahan.

Meskipun bukan tim terburuk, skuad asuhan Hugo Silva itu tetap terdegradasi karena China merupakan salah satu tim core atau inti yang tidak dapat terdegradasi. Sejak saat itu, Portugal kesulitan untuk kembali ke VNL. Edisi tersebut masih menjadi edisi pertama dan terakhir mereka.

3. Australia terdegradasi di VNL 2022

Tim voli putra berikutnya yang pernah terdegradasi dari VNL adalah Australia. Australia sendiri merupakan salah satu tim yang sudah berpartisipasi sejak edisi pertama VNL. Sayangnya, mereka harus merasakan pahitnya degradasi di partisipasi keempatnya, tepatnya di VNL 2022.

Skuad Negeri Kanguru terlempar dari VNL setelah mendekam di dasar klasemen akhir fase grup VNL 2022. Mereka hanya mampu mengoleksi 2 poin dari 1 kemenangan dan 14 kekalahan. Kemenangan pertama dan satu-satunya mereka diraih atas Iran lewat duel 5 set dengan skor 25-23, 25-22, 23-25, 18-25, dan 15-12. Sejak terdegradasi, penampilan tim voli putra Australia terus merosot. Hal itu membuat mereka belum bisa kembali mentas di VNL.

4. China terlempar dari VNL pada edisi 2023

Tim voli putra China terdegradasi di VNL 2023. Awalnya, mereka merupakan salah satu tim core yang kebal degradasi. Namun, pada edisi 2021, mereka mundur dari gelaran VNL karena keterbatasan finansial serta pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19. Hal itu membuat status tim core mereka hilang yang berujung membuat mereka terdegradasi saat tampil buruk di VNL 2023. Mereka berakhir di klasemen terbawah VNL 2023 dengan mengoleksi 6 poin dari 2 kemenangan dan 10 kekalahan. Dua kemenangan mereka diraih saat bertemu Jerman dan Bulgaria.

Meskipun terdegradasi, China tidak butuh waktu lama untuk kembali merasakan panggung VNL. Mereka resmi comeback di VNL 2025 setelah memenangkan Challenger Cup 2024. Penampilan mereka juga sedikit membaik di VNL 2025. Mereka lolos dari ancaman degradasi setelah finis di peringkat 17 dari 18 tim. Meskipun termasuk salah satu yang terendah, mereka dipastikan lolos ke fase gugur lewat jalur tuan rumah.

5. Belanda terdegradasi di VNL 2025

Tim voli putra Belanda menjadi tim teranyar yang terdegradasi dari VNL. Skuad yang ditukangi Joel Banks itu harus merasakan pahitnya degradasi di VNL 2025. Mereka tersingkir setelah mendekam di dasar klasemen akhir fase grup dengan 5 poin dari 1 kemenangan dan 11 kekalahan. Satu-satunya kemenangan mereka didapat saat berjumpa Turki lewat duel 4 set dengan skor 21-25, 25-23, 25-22, dan 25-23.

Belanda sendiri pertama kali tampil di VNL pada edisi 2021. Saat itu, mereka debut dengan menggantikan China yang mengundurkan diri. Penampilan mereka di VNL edisi-edisi sebelumnya tidaklah buruk. Bahkan, mereka sempat lolos ke fase gugur di VNL 2022. Sayangnya, performa mereka menurun drastis di VNL tahun ini. Absennya sang mesin pencetak poin, Nimir Abdel Aziz, menjadi salah satu faktor buruknya penampilan mereka di VNL 2025.

Jika diperhatikan, tim voli putra yang pernah terdegradasi dari VNL mempunyai kecenderungan untuk gagal kembali ke VNL. Sejauh ini, baru China yang berhasil comeback. Akankah Belanda juga berhasil comeback layaknya China atau justru kesulitan seperti empat tim lainnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Kidung Swara Mardika
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us