Kisah Fung Permadi, Aktor di Balik Suksesnya PB Djarum

Simak wawancara khusus IDN Times bersama Koh Fung!

Jakarta, IDN Times - Legenda tunggal putra Indonesia, Fung Permadi punya kisah menarik dalam kariernya di bulu tangkis. Betapa tidak, pria yang akrab disapa Koh Fung itu pernah membelot dan memilih untuk membela negara lain.

Koh Fung pernah membela Australia, namun tak sampai melepas statusnya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Namun, pada 1994, dia terpaksa menyandang status warga negara Taiwan.

Ada alasan khusus yang buat Koh Fung mengambil keputusan sulit itu. Pilihan itu diambil karena ketatnya persaingan di pelatnas, untuk membela Indonesia di ajang besar.

Koh Fung berada di Taiwan 11 tahun lamanya. Kesempatannya untuk mengikuti panggung internasional yang besar pun terbuka lebar. Bahkan pria kelahiran Purwokerto 1968 itu pernah menjuarai US Open, Korea Open dan Kejuaraan Dunia.

Setelah lama membela Taiwan, Koh Fung akhirnya kembali mengabdi untuk Indonesia, sejak 2007 silam. Dia menjadi aktor di balik suksesnya PB Djarum dalam melahirkan talenta hebat bulu tangkis tanah air.

Banyak hal lain yang dibicarakan Koh Fung dalam wawancara khusus bersama IDN Times. Simak selengkapnya, biar makin kenal sama Koh Fung.

Apasih yang buat Koh Fung akhirnya membela negara lain?

Sebenarnya, awalnya cuma sebagai sparring, lalu main di Korea Open, eh malah masuk final. Mulai dari situ saya diminta main terus untuk Taiwan.

Saya dapat persaingan yang sangat ketat di Indonesia. Waktu itu angkatan saya ada Alam, Hermawan Susanto, Joko Supranto, Marleve Mainaky dan beberapa pemain muda.

Nah, saya, untuk saat itu, mentok di peringkat lima, enam, seperti itu terus. Jadi, kesempatan untuk bertanding di event-event besar hampir dikatakan tidak ada buat saya.

Baca Juga: Kenji, Atlet Difabel yang Menginspirasi di Audisi PB Djarum 2023!

Sebelum ke Taiwan, Koh Fung sempat ke Australia. Itu pindah kewarganegaraan juga?

Di Australia itu belum tidak sampai pindah warga negara. Karena, di sana saya sangat singkat, kayaknya cuma 3-4 bulan saja.

Kalau di Taiwan, ya pada akhirnya saya harus pindah kewarganegaraan. Karena memang ada tuntutan untuk itu. Tapi, akhirnya kan saya kembali lagi sejak 15 tahun yang lalu.

Kenapa pilih Taiwan ketimbang Australia?

Di Australia itu sulit, karena tidak ada instansi atau badan yang bisa menanggung saya. Istilahnya kan saya butuh pendapatan, tapi di sana tidak ada yang bisa memberikan semacam gaji atau uang saku secara bulanan.

Jadi, saya merasa kesulitan di Australia karena semua harus keluar dari biaya sendiri. Untuk mencari sponsor di Australia juga sulit, makanya saya kembali ke Indonesia dulu kemudian pergi ke Taiwan.

Enakan main di Indonesia atau di negara lain?

Tentu enakan di Indonesia. Jadi, kalau kita di pelatnas itu semuanya sudah disiapkan, entah itu fasilitas latihan, atau saat mau bertanding di luar negeri. Itu semuanya sudah disiapkan.

Sedangkan, kalau di luar negeri, kita harus pesan tiket pesawat dan hotel sendiri. Bahkan, urusan makan itu harus kita yang urus sendiri. Segala sesuatu di sana dituntut untuk bisa lebih mandiri. Jadi, menurut saya, ya perbedaannya di situ.

Baca Juga: PBSI: Tim Beregu Tak Bisa Atasi Tekanan di Asian Games 2022

Nah, setelah kembali ke Indonesia, Koh Fung jadi aktor di balik layar PB Djarum. Itu kunci suksesnya apa?

Ya, saya hanya berusaha semaksimal mungkin saja dalam semua yang saya lakukan. Artinya saya memberikan semua kemampuan saya, saya tumpahkan semua pengetahuan saya di PB Djarum ini.

Karena, sejak kecil, atau boleh dibilang seumur hidup juga saya nyemplungnya di dunia bulu tangkis. Jadi, apa yang saya tahu hanya bulu tangkis, di luar itu saya kurang menguasai. Nah, apa yang saya kuasai, saya berikan seluruhnya untuk BP Djarum

Siapa rekrutmen terbaik selama Koh Fung di PB Djarum?

Kalau angkatan terbaik atau rekrutmen terbaik, sementara ini ya Kevin Sanjaya. Sementara Kevin, karena prestasinya paling tinggi.

Tapi, ada juga Mohammad Ahsan, Praveen Jordan, Debby Susanto, Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir. Tapi, Kevin jadi lebih spesial karena benar-benar murni saya yang pantau dari proses audisi umum.

Menurut Koh Fung, kenapa bulu tangkis bisa jadi cabang olahraga paling berprestasi di Indonesia?

Untuk saat ini, di tingkat pemula dan usia dini itu memang tidak terlalu sulit, ya, kalau mencari bakatnya. Karena atmosfer dan ekosistem perbulu tangkisan untuk usia-usia dini yang mau mulai itu saya rasa sekarang sudah cukup baik dan ramai sekali adik-adik atlet ini.

Dan para orang tua yang mendorong anak-anaknya untuk bermain bulu tangkis dan saya rasa itu suatu perkembangan yang baik ya

Berbeda dengan pada waktu pertama kali saya menangani BP Djarum. Itu keadaannya tidak seramai ini (Audisi Umum PB Djarum 2023), apalagi jaman waktu saya masih kecil, beda sekali.

Apa pengembangan usia dini yang bagus itu jadi salah satu faktor bulu tangkis jadi cabor terbaik di Indonesia?

Betul, karena kita, seperti kita tahu kan waktu selalu berjalan terus dan seorang pemain bulu tangkis, sejago apapun dia, akan bertambah usianya. Jadi kita selalu perlu pelapis.

Dan untuk pelapis ini, regenerasi ini harus kita siapkan sedini mungkin. Jadi kalau di usia dini dan pemula ini kita pelapisnya banyak pilihan, kita bisa selalu menjaga prestasi bulu tangkis Indonesia.

Baca Juga: Coret 40 Peserta, PB Djarum Dapat 11 Atlet Baru

Topik:

  • Dwifantya Aquina
  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya