Agustin Cerita Perjuangan Timnas Basket Putri hingga Bisa Ukir Sejarah

Berbagi pengalaman hingga bisa meraih emas di SEA Games 2023

Jakarta, IDN Times - Pemain Timnas Basket Putri Indonesia, Agustin Elya Gradita Retong, menceritakan perjuangan keras timnya untuk meraih medali emas di SEA Games 2023 Kamboja.

Siapa sangka, banyak pengorbanan yang dilakukan para pemain untuk bisa mengukir sejarah. Mereka harus "berdarah-darah" hingga sukses mempersembahkan medali emas pertama untuk basket putri Indonesia. 

Sebelum berjuang di ajang tersebut, Timnas Basket Putri ternyata harus ditempa dalam latihan selama 10 bulan tanpa libur.

"Kita TC (training center) itu 10 bulan dan itu benar-benar gak ada libur. Lebaran, Natal, Paskah itu kita gak pulang. Jadi 10 bulan di Surabaya kita gak ke mana-mana," kata Agustin saat memberikan coaching clinic kepada para pebasket cilik di homebase Rodatama Satria Timur Jakarta di Tifosi Sport Center, Jakarta Timur pada Rabu, 31 Mei 2023.

"Dan kita Timnas Basket Putri satu minggu itu 11 kali latihan. Disamakan semua, karena kita sudah punya satu visi, target emas, jadi semua harus dikorbankan," lanjut dia.

1. Timnas Basket Putri jalani latihan lebih awal

Agustin Cerita Perjuangan Timnas Basket Putri hingga Bisa Ukir SejarahPemain Timnas basket putri Indonesia, Agustin Elya Gradita Retong saat memberikan coaching clinic di homebase Rodatama Satria Timur Jakarta, Rabu (31/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Agustin mengatakan, sejak ditargetkan meraih medali emas untuk SEA Games 2023, sang manajer Christopher Tanuwidjaja langsung menggelar pemusatan latihan (TC) lebih awal. Maklum, para pemain tak bisa mendapatkan jam terbang dalam kompetisi.

Kompetisi basket putri harus terhenti sejak Pandemik COVID-19 melanda tanah air. Maka dari itu, Timnas Basket Putri akhirnya ditempa dalam TC berat selama 10 bulan.

Tak sampai di situ, masalah lain juga muncul selama masa persiapan menuju SEA Games ke-32 ini. Timnas Basket putri nyatanya tak mendapat dukungan anggaran dari pemerintah. Sebab, mereka tak masuk kategori cabor prioritas dari Kemenpora. 

Namun, hal itu tak menjadi beban para pemain. Mereka tetap fokus menjalani latihan, sedangkan manajer berusaha mencarikan solusi dengan merogoh kocek dana pribadi dan mencarikan sponsor untuk biaya TC. 

"Di TC SEA Games 2023 ini kita gak ada pembiayaan dari pemerintah, pembiayaan cuma pas berangkat saja. Semua TC ditanggung sama manajer. Makanya, setelah SEA Games 2021 itu, puji Tuhan kita komposisi pemain dan manajer masih sama, jadi kita benar-benar punya semangat dua kali lipat," ujar Agustin.

2. Tak punya waktu main-main

Agustin Cerita Perjuangan Timnas Basket Putri hingga Bisa Ukir SejarahPemain Timnas basket putri Indonesia, Agustin Elya Gradita Retong saat memberikan coaching clinic di homebase Rodatama Satria Timur Jakarta, Rabu (31/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Selama menjalani latihan, Agustin mengaku dirinya dan tim tak diberikan waktu bermain-main. Selama enam hari dalam satu minggu, timnya harus berlatih sejak pukul 7 pagi hingga 6 sore.

"Jadi kita benar-benar gak ada waktu untuk main atau pergi-pergi ke mal, gak ada. Libur kita cuma Rabu dan Sabtu sore. Dan jam malam dibatasi hingga pukul 10. Minggu libur full, bisa dipakai untuk ke gereja atau khusus ibadah," kata Agustin.

Baca Juga: Bintang Timnas Basket Putri Tagih Kompetisi Usai Juara SEA Games 2023

3. Kena 'PHP' gak bisa pulang ke rumah selama berlatih

Agustin Cerita Perjuangan Timnas Basket Putri hingga Bisa Ukir SejarahPemain Timnas basket putri Indonesia, Agustin Elya Gradita Retong saat memberikan coaching clinic di homebase Rodatama Satria Timur Jakarta, Rabu (31/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Agustin mengatakan, selama berlatih 10 bulan, timnya kerap kali dijanjikan waktu libur satu minggu untuk pulang ke rumah menemui keluarga. Namun, janji itu tak pernah dipenuhi. Akhirnya, Timnas basket putri harus menahan rindu dengan keluarga selama 10 bulan.

Meski begitu, Agustin mengaku dirinya tak merasa jenuh selama latihan intensif hampir satu tahun. Seiring berjalannya waktu dan semakin dekat menuju SEA Games 2023, semangatnya untuk mengharumkan nama Indonesia di Kamboja semakin berkobar.

"Aku pribadi SEA Games ini gak jenuh. Karena setiap bulan semakin dekat, makin semangat. Karena balik lagi, saya ada di sini tujuannya untuk apa?" beber dia.

Perjuangan Agustin dan kolega pun berbuah manis. Timnas Basket Putri bisa meruntuhkan dominasi Filipina dan Malaysia. Mereka bisa mengakhiri penantian 64 tahun, untuk meraih medali emas di pesta olahraga Asia Tenggara ini.

4. Merasa bersyukur dipertemukan dengan basket

Agustin Cerita Perjuangan Timnas Basket Putri hingga Bisa Ukir SejarahPemain Timnas basket putri Indonesia, Agustin Elya Gradita Retong bersama klub Rodatama Satria Timur Jakarta, Rabu (31/5/2023). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Dalam coaching clinic itu, Agustin memberikan motivasi kepada para pemain cilik untuk serius menekuni olahraga basket. Dia kemudian menceritakan awal mulanya bisa mencintai olahraga tersebut.

Saat masih duduk di sekolah dasar (SD), Agustin ternyata belum bermain basket. Dia lebih dulu berlatih taekwondo. Namun, di tengah jalan dia tak melanjutkan olahraga bela diri tersebut.

Kemudian, ayahnya mendorong Agustin memulai berlatih basket. Perlahan, dia mulai jatuh cinta pada olahraga tersebut dan serius menekuninya. 

Dia pun memutuskan untuk ikut ekstrakulikuler basket di sekolah. Guna menempa kemampuannya, dia juga berlatih di salah satu klub di luar sekolah. Rodatama Satria Timur Jakarta adalah klub basket yang turut mengantar perjalanan kariernya hingga bisa sesukses ini. 

"Secara tidak langsung basket itu mengajarkan banyak hal, bagaimana kita bekerja sama, cara beradaptasi dengan lingkungan. Yang tadinya gak kenal jadi banyak teman. Dan di dunia kerja, basket itu sangat membantu. Karena kita punya kemudahan untuk adaptasi dengan lingkungan," ujar Agustin Elya Gradita Retong.

Baca Juga: 3 Fakta Menarik Usai Basket Putri Ukir Sejarah di SEA Games 2023

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya