Colin Chapman, Insinyur Genius yang Merevolusi Formula 1 

Membuat F1 jadi lebih menarik

Formula 1 identik dengan kecepatan dan teknologi tinggi. Salah satu sosok yang paling berperan dalam perkembangan teknologi mobil F1 adalah Colin Chapman. Dia seorang insinyur dan pengusaha asal Inggris yang mendirikan Lotus Cars pada 1952.

Chapman dikenal sebagai sosok yang visioner dan selalu mencari cara untuk meningkatkan performa mobil balapnya. Inovasi-inovasinya telah membantu Lotus menjadi salah satu tim F1 paling sukses sepanjang masa. Lotus memenangi 7 gelar juara konstruktor dan 6 gelar juara pembalap di bawah kepemimpinan Chapman.

1. Kehidupan Colin Chapman sebelum menjadi insinyur Formula 1

Colin Chapman, Insinyur Genius yang Merevolusi Formula 1 Colin Chapman (kedua dari kiri) saat mengamati mesin bersama para mekaniknya. (motorsport.nda.ac.uk)

Colin Chapman lahir pada 1928 di Richmond, London Barat, dan dibesarkan di Muswell Hill, London Utara. Ayahnya merupakan manajer sebuah hotel di London Utara, tetapi Colin tidak mewarisi jejak Sang Ayah karena memiliki jalan sendiri. Dia belajar teknik struktur di University College of London dan sempat menjadi pilot untuk Royal Air Force. Akhirnya, ia memulai jejaknya sebagai insinyur di British Aluminium.

Chapman membangun mobil balap pertamanya yang dikenal dengan nama Mark 1. Mark 1 merupakan modifikasi dari mobil Austin 7 yang diikutsertakan olehnya dalam balapan lokal. Mobil ini mulai menang dan menghasilkan hadiah berupa uang yang mengilhami lahirnya Mark 2. Dirinya hanya butuh waktu 8 tahun untuk beralih dari Austin yang kemudian memproduksi mobil sendiri.

2. Kesuksesan Colin Chapman mengikuti balapan lokal membawanya membuat tim balap pada 1954

Colin Chapman, Insinyur Genius yang Merevolusi Formula 1 Colin Chapman (tengah baju kuning) berselebrasi saat kemenangan Mario Andretti pada GP Spanyol 1978. (twitter.com/F1)

Pada akhir tahun 1954, Colin Chapman memutuskan keluar dari British Aluminium dan mengabdikan diri sepenuhnya untuk Lotus Engineering dan Lotus Team. Ia mempekerjakan para insinyur terkenal, salah satunya Graham Hill yang nantinya meraih dua juara dunia di Formula 1. Lotus Engineering fokus untuk membuat mobil sport jalan raya dan kompetisi balap yang kemudian turun di F1 pada 1958.

Lotus tampil perdana sebagai tim F1 pada GP Monako 1958. Sejak debut hingga 1961, mereka tidak sekali memenangi balapan meski meraih kesuksesan di Formula 2 dan Formula Junior. Ini disebabkan Chapman sangat fokus dengan desain mobil yang minimalis untuk mengurangi bobot mobil ketimbang menambah tenaga mesin. 

Barulah pada 1963, Lotus berhasil menjuarai Formula 1 untuk pertama kalinya bersama Jim Clark. Mereka mendominasi balapan pada era 1960—1970-an dengan meraih 7 gelar juara konstruktor dan 6 juara dunia. Para pembalap besutan Chapman kemudian menjelma sebagai legenda balap F1, seperti Graham Hill, Jochen Rindt, Emerson Fittipaldi, dan Mario Andretti.

Baca Juga: 6 Pembalap Ferrari yang Pernah Menjuarai Formula 1 GP Amerika Serikat

3. Inovasi Colin Chapman telah mengubah Formula 1 menjadi lebih menarik

Colin Chapman, Insinyur Genius yang Merevolusi Formula 1 Mobil Lotus 79 pada musim 1978 (formula1.com)

Prestasi yang diraih Colin Chapman saat memimpin tim Formula 1 Lotus mengilhami banyak tim lain untuk mengikuti dan mengadopsi inovasinya. Latar belakangnya di industri kedirgantaraan memberikan inspirasi untuk menerapkan konsep-konsep revolusioner ini pada mobil balapnya sendiri. Berikut sejumlah inovasi Chapman yang mengubah wajah dunia balap Formula 1:

  • Desain monokokpit: Chapman membuat sasis satu panel pada 1962 yang terbuat dari bahan aluminium yang lebih ringan untuk mengurangi bobot mobil secara signifikan sehingga menghasilkan akselerasi dan kecepatan lebih tinggi, mengurangi degradasi ban, dan menghemat bahan bakar.
  • Aerodinamika: Chapman membawa fitur sayap depan dan belakang pada mobil F1 pada 1968 yang mengadopsi prinsip daya angkat sayap pesawat dan membalikkannya untuk menghasilkan downforce (gaya tekan ke bawah).
  • Active suspension: Berfungsi untuk mengontrol downforce dengan mendeteksi kontur jalan dan menyesuaikan suspensi di keempat roda. Meski teknologi ini sudah tidak diterapkan untuk mobil F1, tetapi inovasinya sudah diterapkan di hampir semua kendaraan roda empat sebagai salah satu komponen keselamatan.
  • Ground effect: Inovasi yang memanfaatkan prinsip aerodinamis pada lekuk bodi mobil untuk menciptakan downforce. Sempat dilarang pada 1988, kini digunakan kembali dalam balap F1 sejak 2021.

Selain inovasinya dalam desain mobil F1, dirinya menjadi orang pertama yang memanfaatkan peluang sponsor di olahraga tersebut. Timnya mendaftarkan Imperial Tobacco sebagai sponsor Lotus pada 1968. Sejak itulah sponsor rokok bertebaran di livery mobil dan menjadi sangat populer hingga 2005. Inilah yang membuat olahraga Formula 1 menjadi salah satu olahraga elite dengan berbagai sponsor perusahaan multinasional yang besar.

4. Meski dianggap sebagai inovator besar, Colin Chapman juga tidak luput dari kontroversi

Colin Chapman, Insinyur Genius yang Merevolusi Formula 1 Colin Chapman (kemeja putih) bersama Jim Clark (dalam kokpit) di Indianapolis Motor Speedway pada 1962. (facebook.com/imsmuseum)

Kesuksesan Lotus pada era 1960—1970-an bukan berarti tanpa pengorbanan. Obsesinya terhadap desain mobil yang minimalis dan ringan membuatnya sering dikecam karena desainnya yang rapuh dan mengabaikan keselamatan pembalap. Sejumlah pembalap top mengalami luka parah, bahkan kehilangan nyawa saat mengendarai mobilnya.

Sebut saja nama-nama terkenal, seperti Jim Clark, Alan Stacey, dan Ronnie Peterson yang meninggal saat membalap untuk Lotus. Jochen Rindt menjadi yang paling menyedihkan karena satu-satunya pembalap yang dinobatkan sebagai juara dunia F1 secara anumerta pada 1970. Graham Hill dan Stirling Moss bisa dibilang lebih beruntung dibandingkan rekan-rekan pembalap lainnya meski harus mengalami patah tulang di kedua kakinya.

Meski dengan segala kontroversinya, rekam jejak Colin Chapman sebagai insinyur pionir mobil balap tidak perlu dipertanyakan lagi. Dirinya telah mengubah wajah Formula 1 menjadi olahraga yang lebih kompetitif dan menghibur. Ia tidak takut untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru yang telah membantu mengubah Formula 1 menjadi olahraga yang kita kenal dan sukai saat ini.

Baca Juga: 5 Pembalap Formula 1 yang Meraih 50 Kemenangan Selama Kariernya

Widyo Andana Pradiptha Photo Verified Writer Widyo Andana Pradiptha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Gagah N. Putra

Berita Terkini Lainnya