5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 

Membuat balapan menjadi lebih seru dan aman

Formula 1 dikenal sebagai olahraga termahal di dunia. Salah satu faktor yang membuatnya menjadi yang termahal yaitu biaya pengembangan mobil yang bisa menelan ratusan miliar rupiah. Bisa dibilang, mobil F1 adalah mobil dengan teknologi termutakhir dan menjadi pelopor teknologi yang diaplikasikan ke dalam mobil yang sering digunakan sehari-hari.

Sebagai salah satu olahraga paling inovatif, perkembangan mobil F1 dari tahun ke tahun menghadirkan performa otomotif terbaik. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kinerja dan keterampilan pengemudi agar olahraga ini lebih aman bagi pembalap dan menarik untuk ditonton. Meski banyak inovasi memiliki masa pakai yang terbatas karena adanya pembaharuan regulasi, ada inovasi-inovasi yang tergolong sangat revolusioner bagi balap F1. Apa saja?

1. Tata letak mesin yang semula di depan diubah menjadi di belakang pembalap

5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 Penerapan tata letak mesin di belakang pembalap di mobil pertama F1. (redbull.com)

Pada masa awal balap F1, semua mobil menempatkan mesinnya di bagian depan seperti mobil pada umumnya. Namun, hal tersebut ternyata tidak cocok diaplikasikan pada mobil balap karena menyebabkan understeer di kecepatan tinggi. Barulah pada 1957, tim F1 Cooper menempatkan mesin di belakang pembalap, tetapi letaknya masih di depan gandar roda belakang.

Perubahan tersebut ternyata berpengaruh secara signifikan pada performa mobil. Laju mobil menjadi lebih stabil karena distribusi bobot yang lebih merata, cengkeraman ban jadi lebih baik karena bertambahnya bobot mobil di belakang, dan mengurangi hambatan udara di bagian depan mobil. Jack Brabham yang saat itu membalap di tim Cooper menjadi juara dunia berturut-turut pada tahun 1959 dan 1960. Semua tim pun mulai meniru konsep tata letak mesin di belakang pembalap sejak saat itu.

Baca Juga: Sejarah Penerapan Safety Car dan Perkembangannya dalam Formula 1 

2. Desain monokok F1 yang terinspirasi dari kokpit pesawat

5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 Desain kokpit mobil F1 dulu dan sekarang (redbull.com)

Desain kokpit F1 model sasis satu panel baru diciptakan pada 1962 oleh pendiri tim F1 Lotus, Colin Chapman, yang terbuat dari bahan aluminium yang lebih ringan daripada rangka baja. Terinspirasi dari desain kokpit pesawat terbang, bahannya yang ringan ini mampu mengurangi bobot mobil secara signifikan sehingga menghasilkan akselerasi dan kecepatan lebih tinggi, mengurangi degradasi ban, dan menghemat bahan bakar. Hasilnya, pada musim 1962, Lotus yang saat itu dikendarai oleh Jim Clark berhasil meraih posisi kedua, kemudian semusim berselang menjadi juara dunia.

Konsep monokokpit mencapai puncaknya pada tahun 1981, di mana McLaren memperkenalkan model sasis dengan bahan karbon yang jauh lebih ringan dari aluminium. Bekerja sama dengan British Aerospace, McLaren membutuhkan waktu hampir 2 tahun untuk menyempurnakan sasis monokokpit berbahan karbon dan baru diperkenalkan di balapan GP Argentina. Dengan diluncurkannya McLaren MP4/1 sasis polimer yang diperkuat serat karbon, semua tim mulai meniru konsep yang diciptakan pabrikan asal Inggris itu.

3. Sistem active suspension yang kini dilarang karena dianggap menghilangkan daya tarik balapan

5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 Mobil F1 Williams FW15C yang saat itu masih menggunakan teknologi Active Suspension. (formula1.com)

Bisa dibilang, teknologi active suspension adalah teknologi elektronik pertama yang diterapkan di F1 sebagai alat bantu pembalap. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982 oleh Peter Wright yang saat itu menjabat sebagai kepala engineer di tim Lotus. Teknologi active suspension baru dikenal pada musim 1987 saat Ayrton Senna, yang saat itu membalap di tim Lotus-Honda, berhasil meraih kemenangan pertamanya di GP Monako.

Teknologi active suspension memungkinkan pembalap untuk mengontrol daya tekan bawah (downforce) mobil jauh lebih baik dengan mendeteksi kontur lintasan dan menyesuaikan suspensi pada keempat roda. Namun, teknologi ini dilarang digunakan di F1 pada 1994 karena meningkatkan akselerasi mobil hingga 4 detik lebih cepat dan dianggap menghilangkan keseruan balapan. Meski hingga kini F1 masih melarang penggunaan active suspension, teknologi ini telah diterapkan secara luas dalam berbagai jenis kendaraan roda empat.

4. Sayap depan dan belakang F1 yang mampu mengatur aerodinamika mobil

5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 Desain sayap depan unik mobil tiap tim F1 (formula1.com)

Inovasi aerodinamika pada dekade 60-an masih menjadi hal yang sulit dilakukan oleh para tim F1 saat itu. Fitur sayap depan dan belakang pada mobil balap diciptakan oleh pembalap dan perancang mobil asal Amerika Serikat, Jim Hall, yang mengadopsi prinsip daya angkat sayap pesawat dan membalikkannya untuk menghasilkan downforce. Barulah pada musim 1968, Colin Chapman membawa fitur tersebut ke F1 untuk tim Lotus.

Sejak saat itu, para insinyur balap mobil mulai terobsesi dengan inovasi sayap depan dan belakang F1 secara masif, bahkan cenderung aneh. Sebut saja desain sayap nyentrik berbentuk X yang digunakan oleh beberapa tim pada tahun 1998, konsep "menara kembar" BMW Sauber pada tahun 2006, dan sayap belakang ekstra lebar Ferrari pada tahun 1982. Akibat desain sayap yang makin tidak terkontrol, F1 akhirnya melarang inovasi berlebihan dan menerapkan regulasi lebih ketat untuk desain pada bagian sayap mobil.

5. Halo sebagai salah satu komponen revolusioner dalam keselamatan pembalap

5 Inovasi Revolusioner yang Mengubah Desain Mobil Formula 1 Tampilan HALO di mobil F1 Ferrari. (fia.com)

Halo menjadi salah satu fitur keselamatan terbaru yang diperkenalkan dalam dunia balap Formula 1 pada musim 2018. Ide untuk menciptakan halo muncul setelah insiden tragis yang menimpa pembalap Jules Bianchi pada GP Jepang tahun 2014 yang menyebabkannya kehilangan nyawa. Pelindung yang dipasang di bagian depan mobil balap yang memiliki struktur melengkung berbentuk seperti tapal kuda dan terbuat dari titanium ini dianggap sebagai salah satu komponen terkuat dalam mobil balap yang mampu menahan beban hingga 12 ton. Beban tersebut setara dengan berat sebuah bus.

Pada awal kemunculannya, banyak pembalap yang mengeluhkan keberadaan halo karena hanya menambah berat mobil dan mencibirnya karena desainnya yang mirip dengan sandal jepit. Namun, fitur tersebut telah menyelamatkan banyak pembalap F1, seperti insiden terbakarnya mobil Romain Grosjean pada GP Bahrain 2020, Lewis Hamilton yang tertimpa mobil Max Verstappen pada GP Italia 2021, terbaliknya mobil Zhou Guanyu pada GP Inggris 2022, dan masih banyak lagi. Tak heran jika halo termasuk salah satu inovasi paling revolusioner di ajang balap F1.

Dalam dunia Formula 1 yang penuh inovasi, perubahan revolusioner telah menjadi tonggak penting dalam perkembangan olahraga ini. Dari penempatan mesin yang dulu di depan hingga perkenalan halo sebagai komponen keselamatan pembalap, setiap inovasi telah membawa dampak besar pada kinerja, keselamatan, dan daya tarik balapan. Meskipun beberapa dari inovasi ini telah dilarang atau digantikan oleh teknologi yang lebih mutakhir, mereka tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan evolusi Formula 1.

Baca Juga: Rekor Kemenangan Beruntun Terbanyak untuk Tim Formula 1

Widyo Andana Pradiptha Photo Verified Writer Widyo Andana Pradiptha

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya