4 Alumni Piala Dunia U-17 2009 yang Menjadi Juara Piala Dunia

Piala Dunia U-17 2009 yang diselenggarakan di Nigeria memunculkan banyak pemain muda berbakat. Pada edisi tersebut, Swiss keluar sebagai juara usai mengalahkan tuan rumah, Nigeria, di final dengan skor tipis 1-0. Sementara Spanyol mendapat medali perunggu setelah menumbangkan Kolombia dengan skor 1-0 di perebutan tempat ketiga.
Menariknya, terdapat alumni Piala Dunia U-17 2009 yang pada akhirnya menjadi juara Piala Dunia bersama negaranya masing-masing. Hal ini menunjukkan jika Piala Dunia U-17 2009 mampu menempa bakat-bakat pesepak bola hebat.
1. Mario Goetze menjadi pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014

Jerman memang tak tampil terlalu istimewa di Piala Dunia U-17 2009. Mereka susah payah melewati fase grup dengan menjadi salah satu peringkat ketiga terbaik. Langkah mereka kemudian terhenti di babak 16 besar dari sang juara, Swiss.
Meski begitu, salah satu punggawa Jerman yang tampil solid adalah Mario Goetze. Pada babak grup, Goetze mencetak dua gol masing-masing ke gawang Nigeria dan Argentina. Ia menambah satu gol ketika Jerman kalah 3-4 dari Swiss di babak 16 besar.
Usai Piala Dunia U-17 2009, karier Goetze melejit bersama Borussia Dortmund. Ia kemudian dipanggil Joachim Loew untuk Piala Dunia 2014. Meski tak selalu menjadi pilihan utama, Goetze mampu tampil apik dengan menyumbang dua gol.
Salah satu golnya bahkan tercipta di laga final melawan Argentina. Goetze yang masuk dari bangku cadangan pada menit ke-88 berhasil menjebol gawang Sergio Romero usai menerima umpan manis dari Andre Schuerrle. Gol tersebut sekaligus memastikan langkah Jerman menjadi juara Piala Dunia 2014.
2. Shkodran Mustafi turut membantu Jerman menjuarai Piala Dunia 2014

Shkodran Mustafi merupakan pilihan utama pelatih Jerman U-17, Marco Pezzaiuoli, untuk mengawal lini belakang Jerman di Piala Dunia U-17 2009. Ia selalu tampil penuh sejak fase grup hingga babak 16 besar. Bahkan, Mustafi sempat mencetak satu gol ketika Jerman menahan imbang Nigeria 3-3 di fase grup.
Mustafi kemudian menjadi bagian dari Jerman di Piala Dunia 2014 untuk mengisi sektor bek kanan. Pada fase grup, Mustafi dua kali diturunkan dari bangku cadangan ketika Jerman menghadapi Portugal dan Ghana. Ia akhirnya turun dari menit awal di babak 16 besar ketika melawan Aljazair. Sayang, itu menjadi pertandingan terakhirnya di Piala Dunia 2014 karena Mustafi mengalami cedera.
3. Nicolas Tagliafico tampil penuh di final Piala Dunia 2022

Nicolas Tagliafico merupakan salah satu punggawa Argentina yang menjadi juara Piala Dunia 2022. Bersama dengan Marcos Acuna, Tagliafico bergantian menjaga sisi kiri pertahanan Argentina. Ia selalu diturunkan Lionel Scaloni kecuali pada laga melawan Meksiko di fase grup. Tagliafico bahkan tampil penuh di laga final menghadapi Prancis.
Sebelum menjadi juara Piala Dunia 2022, Tagliafico pernah menjadi bagian Argentina di Piala Dunia U-17 2009. Sama seperti Jerman, langkah Argentina juga terhenti di babak 16 besar setelah takluk 2-3 dari Kolombia. Tagliafico tampil dalam dua pertandingan kontra Nigeria di fase grup dan Kolombia di babak 16 besar.
4. Emiliano Martinez menyabet Golden Glove Piala Dunia 2022

Emiliano Martinez menjadi sosok penting bagi Argentina di Piala Dunia 2022. Ia tampil solid dalam mengawal gawang Argentina dari serangan berbahaya tim lawan. Martinez dua kali menjadi pahlawan dalam adu penalti kontra Belanda di fase perempat final dan Prancis di laga puncak. Berkat penampilan apiknya tersebut, Martinez dianugerahi Golden Glove.
Martinez juga menjadi penjaga gawang utama Argentina di Piala Dunia U-17 2009. Ia hanya sekali dicadangkan ketika Argentina berhadapan dengan Nigeria di laga terakhir fase grup. Sayang, Martinez ketika itu gagal membawa Tim Tango tampil sebagai juara.
Keempat pemain tersebut memang gagal membawa negaranya melangkah lebih jauh di Piala Dunia U-17 2009. Namun, mereka menebusnya dengan gelar Piala Dunia di level senior.