Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Klub Ini Paling Sering Gagal di Final Liga Champions, Ada Liverpool

Jordan Henderson, Virgil van Dijk, Sadio Mane, dan Thiago Silva di final Liga Champions 2022 melawan Real Madrid pada Minggu (29/05/2022). (twitter.com/SquawkaNews)

Final Liga Champions Eropa 2022 berakhir dengan keluarnya Real Madrid sebagai juara. Mereka sukses naik ke podium setelah menekuk Liverpool dengan skor tipis 1-0.

Kekalahan di final Liga Champions sendiri telah dirasakan banyak klub sejak turnamen dimulai pada 1955/1956. Beberapa klub bahkan menumpuk kekalahan di partai puncak kompetisi paling bergengsi di Eropa itu, termasuk Liverpool yang kalah dua kali dari Real Madrid.

1. Juventus (7 kali)

Juventus memiliki jumlah scudetto terbanyak dibandingkan klub Serie A lainnya. Mereka telah mengantongi 36 gelar juara sejauh ini.

Saingan terdekat Sang Nyonya Tua hanyalah duo Milan, AC Milan dan Inter Milan. Keduanya sama-sama mengoleksi sembilan belas gelar juara.

Meski begitu, kesuksesan Juventus di liga domestik tidak sejalan dengan nasibnya di Liga Champions. Il Bianconero sudah melakoni sembilan final sepanjang keikutsertaannya di Liga Champions. Namun, mereka hanya berhasil mengangkat Si Kuping Besar sebanyak dua kali.

Tujuh kali runner-up membuat Juventus menjadi klub paling sering gagal pada laga puncak Liga Champions. Terakhir kali Juventus mencicipi kemenangan di final ialah pada 1995/1996.

2. Bayern Munich (5 kali)

Daniel van Buyten dan Mark van Bommel di final Liga Champions 2010 melawan Inter Milan. (tagesspiegel.de)

Kedigdayaan Bayern Munich di Jerman sama halnya dengan Juventus di Italia. Klub asal Munich itu sudah juara Bundesliga sebanyak 32 kali. Namun, kehebatan itu tidak membuat Die Roten melangkah dengan mudah di final Liga Champions.

Pada gelaran elite Eropa tersebut, Bayern Munich hanya berhasil mengonversi setengah keikutsertaannya di final menjadi trofi Liga Champions. Gelaran 2019/2020 adalah musim terakhir FC Hollywood merayakan gelar juara. Mereka saat itu sukses setelah menaklukkan Paris Saint Germain 1-0 di Estadio da Luz, Lisbon, Portugal.

Sementara itu, lima kekalahan Bayern Munich di final berasal dari lima klub berbeda. Mereka adalah Aston Villa, FC Porto, Manchester United, Inter Milan, dan Chelsea.

3. Benfica (5 kali)

Jorge Jesus setelah kekalahan tim asuhannya di final Liga Eropa 2014 melawan Sevilla. (goal.com)

Klub dengan julukan Si Elang ini merupakan klub tersukses di Portugal. Mereka punya total tujuh puluh gelar juara.

Benfica sendiri berhasil menjuarai 2 Piala Eropa (nama lama dari Liga Champions) secara berturut-turut pada 1961 dan 1962. Mereka mendapatkannya karena mengalahkan dua raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid.

Kehebatan Benfica dalam meraih Piala Eropa tidak terlepas dari tangan dingin pelatih mereka saat itu, Bela Guttmann. Namun, perselisihan mengenai gaji pelatih asal Hungaria tersebut membuat mereka berpisah jalan pada 1962.

Kejadian itu berujung kepada kutukan yang dikenal para pencinta sepak bola sebagai "Kutukan Guttmann". Benfica dikutuk tidak akan juara di Eropa dalam 100 tahun.

Kutukan itu terjadi pertama kali pada 1963, saat Benfica kembali masuk final Piala Eropa. Mereka sempat unggul lebih dahulu dari lawannya, AC Milan, tetapi kalah 1-2 pada akhir pertandingan.

Secara total, sudah ada lima kekalahan di final Piala Eropa/Liga Champions yang Os Encarnados rasakan. Ketidakmujuran Benfica juga terjadi di Liga Eropa. Mereka kalah pada tiga final yang dilakoni tahun 1983, 2013, dan 2014.

4. AC Milan (4 kali)

Skuad AC Milan yang bertanding di final Liga Champions 2005 melawan Liverpool. (twitter.com/goal)

AC Milan dikenal sebagai pemilik trofi Liga Champions terbanyak setelah Real Madrid. Mereka mengoleksi tujuh trofi saat ini. Namun, klub asal Milan tersebut juga mendapatkan kekalahan yang cukup banyak di final kompetisi bergengsi Eropa tersebut.

Empat kekalahan AC Milan terjadi pada 1957/1958, 1992/1993, 1994/1995, dan 2004/2005. Kekalahan di final Liga Champions paling menyakitkan terjadi saat mereka bertemu Liverpool.

Keunggulan tiga gol AC Milan pada babak pertama harus dibayar dengan comeback Liverpool. Final itu lantas menjadi final terbaik sepanjang digelarnya Liga Champions. Kejadian di Stadion Ataturk Olympic itu dikenang di kepala penggemar sepak bola, terutama fans Liverpool, dengan nama Miracle of Istanbul.

5. Liverpool (4 kali)

Kekalahan yang baru saja dialami Liverpool di final Liga Champions 2021/2022 menambah jumlah kegagalan mereka menjadi empat kali. The Reds juga sempat kalah dari Real Madrid pada final 2017/2018.

Dua kekalahan lain di final Liga Champions berasal dari dua raksasa Italia, Juventus dan AC Milan. Melawan Juventus, Liverpool kalah karena gol tunggal dari titik putih yang dilesakkan gelandang Juventus asal Prancis, Michel Platini.

Sedangkan, melawan AC Milan di Athena pada 2007, Liverpool harus puas dengan skor 1-2. Sang Setan Merah dari Italia itu memang tengah berjaya.

Meski Liverpool menderita kekalahan sebanyak itu di final, mereka masih lebih banyak menikmati sensasi juara dengan total enam trofi Liga Champions. Fakta tersebut mendukung Liverpool untuk menjadi klub Inggris paling sukses di Eropa.

Pada setiap kompetisi, kemenangan di final merupakan hal yang paling krusial. Sebab, pada akhirnya, hanya sang pemenang yang diingat dan tercatat dengan bangga dalam sejarah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satrio Wahyu
EditorSatrio Wahyu
Follow Us