5 Pembelian Paling Flop dalam Sejarah Tottenham Hotspurs, Gagal Total

Pada awal musim 2013/2014, Roberto Soldado didatangkan oleh Tottenham Hotpurs dengan biaya 27 juta pounds atau sekitar Rp521,4 miliar. Spurs berharap Soldado bisa menjadi pengganti sepadan dari Gareth Bale yang hijrah ke Real Madrid. Apalagi, di musim terakhirnya bersama Valencia, Soldado tampil ganas dengan catatan 30 gol dari 46 laga di semua ajang.

Soldado tiba di Inggris pada puncak kariernya sebagai pesepak bola, yakni di usia 28 tahun. Namun, Premier League sangat jauh berbeda dengan LaLiga. Terlebih lagi bahasa menjadi kendala utama bagi Soldado di Inggris.

Di musim pertamanya bersama Tottenham Hotspur, Soldado berhasil mencetak 11 gol dan 5 assist dalam 36 penampilan di semua kompetisi. Fans Spurs masih bersabar karena menganggap penyerang asal Spanyol ini butuh waktu untuk adaptasi di Inggris.

Namun, nyatanya musim keduanya malah tidak sebaik musim pertama. Tampil dalam 40 pertandingan di semua kompetisi bersama Spurs, Soldado hanya mampu menciptakan 5 gol saja.Tak puas dengan kinerjanya, Spurs lalu menjualnya ke Villarreal dengan harga murah.

Beberapa tahun silam nama Vincent Jansen sempat menjadi incaran klub-klub top Eropa. Penampilannya yang gemilang bersama AZ Alkmaar dengan torehan 32 gol dari 49 pertandingan cukup untuk menyematkan predikat penyerang muda potensial di bahunya.

Tottenham Hotspurs datang di musim panas 2016 dengan membayarkan mahar senilai 19,8 juta pounds atau sekitar Rp382,4 miliar. Namun, penyerang berkaki kiri itu kesulitan untuk tampil di Inggris. Dia banyak membuang peluang dan sering gagal dalam mencetak gol.

Selama di Spurs, penyerang asal Belanda hanya mampu membuat 6 gol saja dari 42 pertandingan yang ia mainkan. Tak puas dengan kinerjanya, Spurs akhirnya melego Jansen ke Monterrey pada 2019.

Buat kamu yang sering menonton LaLiga atau Serie A, pasti familiar dengan pemain bernama Federico Fazio ini. Ia merupakan bek tengah yang solid kala bermain untuk Sevilla dan AS Roma. Namun, tahukah kamu jika bek asal Argentina ini juga pernah memperkuat Spurs di Premier League?

Spurs membeli Fazio dari Sevilla pada tahun 2014 dengan biaya 9 juta pounds atau sekitar Rp173,8 miliar. Pemain asal Argentina itu sempat menjadi andalan di lini belakang Sevilla selama bertahun-tahun dan juga mampu menghasilkan gol-gol penting. Namun, Fazio gagal menyesuaikan diri dengan intensitas permainan Premier League. 

Hanya setahun sejak kedatangan Fazio, Spurs menggaet bek tengah baru, Toby Alderweireld dan Kevin Wimmer, yang berarti tidak ada peluang bagi mantan bek tengah Sevilla itu. Ia hanya bertahan semusim saja di Spurs dengan memainkan 32 laga di berbagai kompetisi.

Sempat dipinjamkan ke Sevilla pada 2016 dan AS Roma pada 2017, Fazio resmi cabut dari Spurs setelah AS Roma membelinya secara permanen pada 1 Juli 2017.

Kala masih aktif bermain, David Bentley merupakan gelandang sayap kanan yang memiliki potensi besar. Ia berbahaya di dalam kotak penalti dan memiliki kemampuan memeberikan umpan silang yang akurat.

Dengan kemampuan yang dimilikinya, Spurs tak ragu untuk mendatangkan Bentley dari Blackburn Rovers pada Juli 2008. Sama-sama memiliki nama depan David, Bentley diharapkan mampu meniru gaya permainan seperti David Beckham yang terkenal lewat crossing-nya.

Namun, dalam tiga tahun di klub London utara, Bentley tidak memberikan banyak kontribusi, baik gol maupun assist. Mantan pemain Arsenal ini hanya mencatatkan 5 gol dan 11 assist dalam 62 pertandingan di berbagai ajang.

Bentley menjalani beberapa kali masa peminjaman di beberapa klub Inggris, mulai dari Birmingham, West Ham, hingga Blackburn Rovers. Dia akhirnya pensiun dari sepak bola pada tahun 2013 saat masih berusia 29 tahun.

Manajer Tottenham Hotspurs saat itu, Glenn Hoddle, terkesan dengan gaya bermain penyerang muda asal Portugal, Helder Postiga. Tak mau kehilangan momentum, Spurs berhasil mendapatkan jasa Postiga pada 1 Juli 2003.

Tapi, Postiga sepertinya terlalu cepat untuk bermain di kompetisi seperti Premier League. Kala usianya baru 21 tahun, Postiga sudah diplot sebagai penyerang utama klub asal London Utara itu. Fans Spurs juga berharap banyak pada Postiga.

Hasilnya penyerang asal Portugal gagal membayar kepercayaan itu. Penampilan Postiga jauh menurun jika dibandingkan dengan musim terakhirnya di FC Porto. Untuk Spurs, Postiga hanya mengoleksi 2 gol saja dalam 24 laga. Ia lalu dijual ke mantan klubnya, FC Porto pada Juli 2004.

Nama-nama di atas merupakan kesalahan yang pernah dibuat oleh Tottenham Hotpurs dalam hal pembelian pemain. Bukannya mendapatkan pemain yang memberikan banyak kontribusi, pemain yang dibeli Spurs malah tampil flop. 

Siapa lagi pembelian gagal Spurs menurut kamu yang luput dari pengamatan penulis? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!