5 Wonderkid Jebolan La Masia yang Gagal saat Bermain di Barcelona

Tidak semua jebolan akademi Barcelona, La Masia, memiliki karier yang sukses. Meski mampu tampil luar biasa di level junior, sebagian lulusan La Masia malah flop ketika tampil di tim senior Barcelona. Bahkan, hengkang ke klub lain pun tidak mampu memperbaiki nasib mereka.
Lima wonderkid lulusan La Masia ini gagal memenuhi potensi terbaik mereka saat berseragam Barcelona. Padahal, kelima pemain ini bermain impresif saat masih berada di tim muda. Berbagai faktor menjadi penyebab kegagalan lima mantan wonderkid ini.
1. Lee Seung Woo terbebani dengan julukan Korean Messi
Lee Sung Woo mencuri perhatian penggemar sepak bola Korea Selatan sejak usianya masih berusia 12 tahun. Ia tampil memukau dengan kemampuan olah bola dan insting mencetak gol saat berpartisipasi dalam turnamen Danone Nations Cup 2010. Pencari bakat Barcelona yang melihat aksi Lee mengajaknya bergabung dengan tim muda Barcelona. Lee akhirnya masuk ke akademi La Masia pada Juli 2011.
Ia bermain impresif dengan mencetak 39 gol dari 29 pertandingan untuk Barca U-13. Lee berhasil memecahkan rekor Lionel Messi berkat torehan tersebut sehingga media menyebutnya sebagai The Next Messi. Sayangnya, Barcelona terkena hukuman karena melanggar aturan FIFA terkait perekrutan pemain di bawah usia 18 tahun. Alhasil, Lee tidak bisa memperkuat tim utama Barcelona sebelum berusia 18 tahun.
Kondisi kian parah setelah Lee menunjukkan sikap yang kurang baik saat membela Timnas Korea Selatan di Piala Dunia U-17 2015. Ia dinilai tidak menghormati rekan satu timnya dan menendang papan sponsor ketika gagal memaksimalkan peluang mencetak gol. Perjalanan karier Lee juga tidak terlalu bagus.
Ia gagal tampil maksimal saat memperkuat Hellas Verona dengan catatan 2 gol dan 3 assist dalam 43 pertandingan di seluruh kompetisi pada periode 2017—2019. Lee sempat tidak memiliki klub setelah kontraknya diputus oleh Sint-Truiden pada November 2021. Ia kini bergabung dengan Suwon FC sejak Januari 2022.
2. Isaac Cuenca kariernya berakhir dengan tragis

Isaac Cuenca sempat digadang-gadang memiliki masa depan cerah bersama Barcelona. Ia berhasil menembus skuad utama Barcelona asuhan Pep Guardiola pada paruh kedua 2011/2012. Cuenca beberapa kali bermain bersama para seniornya, seperti Lionel Messi, Pedro Rodriguez, dan Xavi Hernandez. Sayangnya, ia tidak mendapatkan tempat di tim utama setelah Guardiola meninggalkan Barcelona pada musim panas 2012.
Cuenca sempat menjalani masa peminjaman bersama Ajax Amsterdam pada 2012/2013. Akan tetapi, ia mengalami cedera lutut yang cukup parah sehingga performanya merosot ketika kembali bermain. Barcelona memilih untuk melepasnya secara gratis kepada Deportivo La Coruna pada 2014/2015. Cuenca tercatat beberapa kali berganti klub dengan status bebas transfer sejak saat itu.
Cuenca sempat bermain di J-League bersama Sagan Tosu dan Vegalta Sendai. Sayangnya, ia tidak bisa tampil maksimal akibat cedera kambuhan yang masih menghantuinya. Cuenca akhirnya pensiun di usia 32 tahun pada Oktober 2023.
3. Andreu Fontas gagal memaksimalkan bakatnya

Andreu Fontas bergabung dengan akademi La Masia dari tim muda Girona pada 2006. Ia sempat dianggap memiliki prospek menjanjikan untuk mengisi lini belakang Barcelona di masa depan. Fontas kemudian menembus skuad utama Barcelona ketika bermain selama 6 menit dalam pertandingan LaLiga Spanyol melawan Sporting Gijon pada Agustus 2009.
Sayangnya, ia kesulitan bersaing di tim utama Barcelona sehingga ia dipinjamkan ke RCD Mallorca selama satu musim pada 2012/2013. Fontas lalu dilepas kepada Celta Vigo pada musim panas 2013. Awalnya, Fontas berhasil menjadi bek tengah utama Celta Vigo pada dua musim pertama.
Akan tetapi, ia mengalami cedera tendon achilles pada 2015/2016. Performanya kian menurun sejak saat itu. Fontas akhirnya meninggalkan Celta Vigo dan bergabung dengan klub Major League Soccer (MLS), Sporting Kansas City, pada Agustus 2018. Sejauh ini, ia total telah tampil dalam 121 pertandingan di seluruh kompetisi bersama Sporting Kansas City.
4. Sergi Samper kontraknya diputus oleh Barcelona
Sergi Samper pernah disebut-sebut sebagai suksesor Xavi Hernandez. Pasalnya, ia memiliki teknik dan visi yang menyerupai seniornya itu. Akan tetapi, kariernya tidak pernah mencapai puncak karena sering mengalami cedera.
Akibatnya, kontrak Samper bersama Barcelona berakhir dengan keputusan bersama pada Maret 2019. Ia lalu melanjutkan kariernya di J-League bersama Vissel Kobe tidak lama setelah meninggalkan Barcelona. Samper kini kembali ke Spanyol dengan memperkuat FC Andorra sejak Juli 2023.
5. Carles Alena tersingkir dari skuad utama setelah kehadiran Frenkie de Jong
Carles Alena sempat disebut-sebut sebagai calon pilar utama Barcelona di masa depan setelah menjalani debut di skuad utama pada 2016/2017. Akan tetapi, ekspektasi tinggi serta ketatnya persaingan di lini tengah skuad utama Barcelona membuatnya sulit mendapatkan menit bermain. Alhasil, ia dipinjamkan kepada Real Betis dan Getafe.
Alena kemudian memilih pindah secara permanen kepada Getafe pada musim panas 2021. Ia mengungkapkan salah satu alasannya meninggalkan Barca karena kehadiran Frenkie de Jong. Pasalnya, manajer Barcelona saat itu, Ronald Koeman, berencana mengandalkan de Jong di lini tengah bersama Sergio Busquets. Alena total tampil dalam 44 pertandingan dan hanya menorehkan 3 gol serta tanpa assist di seluruh kompetisi bersama Barcelona. Sementara itu, ia memiliki karier yang lebih baik bersama Getafe dengan catatan 102 penampilan dan mencetak 6 gol serta 8 assist di seluruh kompetisi pada periode 2020—2023.
Kelima pemain di atas membuktikan bahwa untuk meraih bermain untuk Barcelona bukan hal yang mudah meski pernah menimba ilmu di La Masia. Berbagai faktor, seperti cedera, sikap, dan ketatnya persaingan, menjadi alasan kegagalan lima pemain tersebut di Barcelona. Bahkan, karier pemain seperti Seung Woo, Cuenca, Fontas, dan Samper tidak kunjung membaik ketika bermain untuk klub lain. Hanya Alena yang memiliki rekam jejak karier yang lebih baik.