Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Musim saat AC Milan Jadi Juara Supercoppa Italiana

ilustrasi trofi (pixabay.com/andrzejrembowski)
ilustrasi trofi (pixabay.com/andrzejrembowski)
Intinya sih...
  • AC Milan berpeluang meraih trofi Supercoppa Italiana 2024/2025.
  • Sejak 1989, AC Milan telah menjuarai kompetisi ini sebanyak tujuh kali.
  • Ide menggelar Supercoppa Italiana datang dari Sampdoria yang ingin meniru Community Shield di Inggris.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pada, Senin (6/1/2025), AC Milan berpeluang meraih trofi pertama mereka untuk musim 2024/2025. Rossoneri akan menghadapi rival sekota, Inter Milan, di final Supercoppa Italiana. Laga akan berlangsung di Al-Awwal Park, Riyadh, Arab Saudi.

Sejak Supercoppa Italiana digelar pada 1989, AC Milan sudah menjuarai kompetisi ini sebanyak tujuh kali. Mereka masih kalah dari Juventus yang sudah mengoleksi 9 gelar dan Inter Milan dengan 8 gelar. Berikut detail dari tujuh gelar juara Supercoppa Italiana milik AC Milan.

1. Jadi juara edisi perdana (1989)

Ide untuk menggelar Supercoppa Italiana datang dari Sampdoria yang merupakan juara Coppa Italia 1987/1988. Mereka ingin mengikuti sepak bola Inggris yang memiliki Community Shield sebagai ajang pertarungan antara juara liga dan Piala FA. Proposal ini pun diterima. Otomatis, AC Milan sebagai juara Serie A Italia pada musim yang sama menjadi lawan bagi Sampdoria.

Pertandingan di antara keduanya direncanakan untuk digelar sebelum musim 1988/1999 dimulai. Namun, pada musim panas 1988 sedang berlangsung Olimpiade di Korea Selatan. Demi tidak kehilangan perhatian, edisi perdana Supercoppa Italiana pun diundur 1 tahun.

Pada 14 Juni 1989, pertandingan pertama Supercoppa Italiana resmi dilaksanakan. AC Milan sebagai juara Serie A Italia mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah di San Siro. Debut dari kompetisi anyar ini disaksikan sekitar 20 ribu orang.

Hasilnya, AC Milan menang dengan skor 3-1 meski sempat tertinggal lebih dahulu. Gianluca Vialli membawa Sampdoria memimpin pada menit 14. AC Milan berhasil membalikkan keadaan lewat gol dari Frank Rijkaard (18'), Graziano Mannari (72'), dan Marco van Basten (90' penalti).

2. Menang atas Parma pada 1992

AC Milan kembali bermain di Supercoppa Italiana pada 30 Agustus 1992. Lawan yang mereka hadapi adalah Parma. Seperti sebelumnya, AC Milan memegang status sebagai juara Serie A Italia. Pada 1991/1992, mereka bahkan meraih scudetto tanpa merasakan kekalahan.

Pada pertandingan Supercoppa Italiana 1992 yang berlangsung di San Siro, AC Milan yang dilatih oleh Fabio Capello mampu meredam kejutan dari Parma. Mereka menang dengan skor 2-1 melalui gol dari Marco van Basten (14') dan Daniele Massaro (70'). Sementara, satu gol balasan dari Parma yang dilatih oleh Nevio Scala dibuat oleh Alessandro Melli (45').

3. Jadi juara Supercoppa Italiana 1993 di Amerika Serikat

AC Milan berhasil memertahankan gelar Serie A Italia pada 1992/1993. Mereka pun kembali bermain di Supercoppa Italiana. AC Milan berhadapan dengan Torino yang baru saja menyudahi paceklik gelar sejak 1976.

Pada 1993, untuk pertama kalinya Supercoppa Italiana digelar di luar Italia. AC Milan dan Torino bertanding di RFK Stadium Washington, Amerika Serikat, pada 21 Agustus 1993. Selain untuk memeriahkan Piala Dunia 1994, penyelenggara juga berharap langkah untuk menggelar Supercoppa Italiana di luar negeri bisa meningkatkan pamor kompetisi ini.

Sayangnya, tujuan tersebut tidak tercapai. Jumlah kehadiran penonton tercatat hanya ada di angka 25.268 orang. Bagi AC Milan, setidaknya mereka mampu membawa pulang trofi. Mereka menang dengan skor 1-0 berkat gol Marco Simone (4').

4. Kalahkan Sampdoria lewat adu penalti pada 1994

Pada 28 Agustus 1994, AC Milan bermain di Supercoppa Italiana untuk ketiga kalinya secara beruntun. Mereka kembali berhadapan dengan Sampdoria. Seperti pertemuan terakhir di kompetisi ini (1989), keduanya memegang status yang sama di mana AC Milan sebagai juara Serie A Italia dan Sampdoria sebagai kampiun Coppa Italia.

Hasil pertandingan ini harus ditentukan lewat adu penalti. AC Milan menjadi juara setelah Alberico Evani dan Sinisa Mihajlovic gagal mencetak gol pada babak tos-tosan. Pada waktu normal, kedua tim bermain imbang 1-1. Mihajlovic sempat membuat Sampdoria memimpin (36') hingga Ruud Gullit menyamakan kedudukan (83').

5. Andriy Shevchenko cetak hattrick di Supercoppa Italiana 2004

Perlu waktu yang lama bagi AC Milan untuk bisa kembali mengangkat trofi Supercoppa Italiana. Mereka baru bisa melakukannya pada 21 Agustus 2004. Saat itu, AC Milan sukses membantai Lazio dengan skor 3-0.

Andriy Shevchenko yang menjadi top skor Serie A Italia 2003/2004 dengan 24 gol menunjukkan ketajamannya. Tiga gol AC Milan ke gawang Lazio berasal dari kepala dan kaki bintang yang berasal dari Ukraina tersebut (36', 43', 77'). Pada Desember 2004, Shevchenko bahkan terpilih sebagai pemenang Ballon d'Or.

6. Kalahkan Inter Milan di China pada Supercoppa Italiana 2011

Setelah di Amerika Serikat pada 1993, AC Milan kembali merasakan mengangkat piala Supercoppa Italiana di luar Italia pada 2011. Itu terjadi di National Stadium, Beijing, China, pada 6 Agustus 2011. AC Milan mengalahkan rival sekotanya, Inter Milan.

Inter Milan yang berstatus sebagai juara Coppa Italia sebetulnya sempat unggul lebih dahulu melalui gol Wesley Sneijder pada menit 22. Namun, pada babak kedua, AC Milan yang dilatih oleh Massimiliano Allegri bangkit. Mereka mencetak dua gol dalam waktu yang berdekatan, yaitu melalui Zlatan Ibrahimovic pada menit 60 dan Kevin-Prince Boateng pada menit 69.

7. Menang atas Juventus di Qatar pada 2106

Trofi Supercoppa Italiana terakhir milik AC Milan diraih pada 2016. Saat itu, mereka mengalahkan Juventus lewat adu penalti. Pertandingan berlangsung di Khalifa International Stadium, Doha, Qatar, pada 23 December 2016.

Kedua tim bermain imbang 1-1 pada waktu normal. Giorgio Chiellini membawa Juventus unggul pada menit 18. Namun, Giacomo Bonaventura menyamakannya pada menit 37.

Pada babak adu penalti, AC Milan sebetulnya kembali tertinggal setelah penendang pertama mereka, Gianluca Lapadula, gagal mencetak gol. Di sisi lain, Claudio Marchisio sebagai penenang pertama Juventus sukses. Namun, Mario Mandzukic yang maju sebagai eksekutor Juventus setelah Lapadula nyatanya gagal.

Skor pun kembali imbang setelah Bonaventura mencetak gol. Kemudian, AC Milan mendapat peluang untuk memenangkan pertandingan ketika Paulo Dybala sebagai penendang kelima Juventus gagal mencetak gol. Mario Pasalic pun memastikan kemenangan AC Milan setelah melakukan eksekusi yang sempurna.

Sebagai catatan, pada edisi Supercoppa Italiana 2016, AC Milan sebetulnya lolos bukan karena berhasil menjadi juara Serie A Italia maupun Coppa Italiana. Untuk musim 2015/2016, kedua kompetisi tersebut dimenangkan oleh Juventus. Namun, sesuai ketentuan, AC Milan yang berstatus sebagai runner-up Coppa Italia pada musim yang sama berhak untuk menjadi lawan Juventus.

Selain ketujuh gelar juara di atas, AC Milan sebetulnya mencatatkan lima penampilan lain di partai puncak Supercoppa Italiana. Itu terjadi pada 1996, 1999, 2003, 2018, dan 2022. Namun, pada lima kesempatan tersebut, mereka menelan kekalahan. Hasil apa yang akan diraih oleh AC Milan pada edisi 2024?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us