Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Xavi Hernandez saat melatih Al-Sadd di Liga Qatar. (marca.com)

Jakarta, IDN Times - Seseorang boleh saja menjadi legenda klub sebagai pemain. Namun, ketika dia kembali ke klub tersebut sebagai manajer, kesuksesan belum tentu mengiringi. Hal itu berpotensi dialami oleh Xavi Hernandez di Barcelona.

Xavi baru saja diresmikan menjadi pelatih baru Barcelona, mengisi kursi kosong usai Ronald Koeman dipecat. Dengan segudang pengalamannya kala menangani Al-Sadd, Xavi dipercaya dapat membuat Barcelona kuat lagi seperti dulu. Apalagi, Al-Sadd juga banyak meraih prestasi bersama Xavi di Qatar.

Namun, tetap saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Xavi. Banyak legenda yang pada akhirnya gagal meraih prestasi, ketika kembali ke klubnya.

1. Frank Lampard dipecat oleh Chelsea

Default Image IDN

Sebagai pemain, Frank Lampard sudah memberikan segalanya buat Chelsea. Trofi Premier League dan Liga Champions mendarat ke Stamford Bridge semasa dia bermain untuk The Blues. Atas dasar status legenda ini, Lampard dikontrak sebagai manajer oleh Chelsea pada awal musim 2019/20.

Sayang, ketika kembali sebagai manajer, Lampard tidak bisa mempersembahkan banyak hal untuk Chelsea. Satu-satunya kebanggaan yang bisa diberikan kepada Chelsea adalah membawa tim asal London itu jadi runner-up Piala FA dan finis di posisi keempat Premier League 2019/20.

Pada musim 2020/21, tekanan mulai menghampiri Lampard sebagai manajer. Alhasil, setelah serangkaian hasil buruk, hubungan antara Chelsea dan Lampard sebagai manajer tuntas. Di media sosial pribadinya, Lampard sempat mengungkapkan kekecewaannya usai dipecat.

"Saya kecewa karena musim ini tidak punya kesempatan dan waktu untuk membawa tim melangkah lebih jauh. Saya belum membawa tim ini ke level yang lebih tinggi," ujar Lampard.

2. Ole Gunnar Solskjaer yang kini jadi bulan-bulanan

Editorial Team

Tonton lebih seru di