Akhirnya! Owi/Butet Dipastikan Jadi Ganda Nomor Satu Dunia

Dalam tiga minggu terakhir, telah terjadi beberapa kali perubahan peringkat satu dunia dalam daftar ranking Badminton World Federation (BWF) yang dirilis pada hari Kamis setiap minggunya. Seperti Srikanth Kidambi dan Akane Yamaguchi yang untuk pertama kalinya berhasil menjadi pebulutangkis nomor satu dunia. Keduanya diuntungkan karena adanya perubahan jadwal turnamen di tahun 2018.
Kurang dari satu minggu, kabar menggembirakan ini juga akan segera dialami oleh pasangan ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Dengan minimal mencapai babak perempatfinal di Kejuaraan Asia 2018, Owi/Butet dipastikan akan menjadi pasangan peringkat satu dunia pada ranking yang akan dirilis hari Kamis (3/5) mendatang.
1. Penantian selama hampir 8 tahun

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pertama kali dipasangkan di turnamen Macau Open 2017. Keduanya langsung menjadi juara di turnamen tersebut dengan mengalahkan Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa.
Seminggu setelahnya, Owi/Butet kembali bertemu Hendra AG/Vita Marissa di final Taipei Open. Kali ini giliran lawannya tersebut yang meraih kemenangan. Berkat hasil positif di dua turnamen pertama yang diikuti keduanya, Owi/Butet pun dipatenkan untuk menjadi ganda campuran andalan Indonesia.
Beberapa tahun setelahnya, kedua pemain ini telah berhasil mendapatkan sejumlah gelar bergengsi, seperti hattrick All England (2012-2014), dua gelar Kejuaraan Dunia (2013 dan 2017), serta medali emas Olimpiade Rio 2016. Namun dengan banyaknya prestasi tersebut, ada satu prestatsi tersendiri yang belum pernah dicicipi oleh Owi/Butet, yakni menjadi pasangan nomor satu dunia.
Namun penantian tersebut akan segera sirna. Sebab setelah hampir 8 tahun keduanya berpasangan, pada hari Kamis (3/5) minggu depan, Owi/Butet akan resmi menjadi ganda campuran nomor satu dunia.
2. Berkali-kali jadi nomor dua

Dalam 7 tahun terakhir, ada suatu masa di mana nomor ganda campuran hanya dikuasai oleh empat pasangan, yakni Zhang Nan/Zhao Yunlei, Xu Chen/Ma Jin, Joachim F. Nielsen/Christinna Pedersen, serta Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Keempat pasangan begitu mendominasi persaingan di nomor ini pada rentang tahun 2011-2016.
Sebab di hampir semua turnamen yang mereka ikuti, keempatnya selalu berhasil mencapai babak semifinal dan selalu saling mengalahkan. Termasuk saat mereka lolos ke babak empat besar Olimpiade London 2012. Keempat pasangan ganda campuran ini mendapatkan julukan "The Big Four" dari para penggemar bulutangkis Tanah Air.
Dari keempat pasangan tersebut, tiga di antaranya pernah menjadi peringkat satu dunia. Hanya Owi/Butet yang belum pernah merasakan predikat tersebut.
Setelah Zhang/Zhao, Xu/Ma, dan Nielsen pensiun pun, Owi/Butet masih belum bisa menjadi ganda nomor satu dunia. Bahkan keduanya "didahului" oleh ganda campuran lain seperti Ko Sung Hyun/Kim Ha Na serta Zheng Siwei/Chen Qingchen dan Wang Yilyu/Huang Dongping. Ketiganya pernah menjadi nomor satu. Sementara Owi/Butet berkali-kali selalu menjadi nomor dua.
3. Diuntungkan karena bongkar-pasang ganda campuran Tiongkok

Sedikit berbeda dengan nasib yang dialami oleh Srikanth dan Yamaguchi yang diuntungkan karena perubahan jadwal turnamen, nasib baik yang dialami oleh Owi/Butet ini sedikit banyak dipengaruhi oleh bongkar-pasang yang dilakukan tim bulutangkis Tiongkok.
Mereka memutuskan untuk membongkar dua ganda campuran terbaiknya, yakni Zheng Siwei/Chen Qingchen dan Lu Kai/Huang Yaqiong usai Zheng/Chen mengalami kekalahan beruntun dari Owi/Butet di final tiga turnamen di tahun 2017 (Indonesia Open, Kejuaraan Dunia, dan French Open).
Zheng kemudian dipasangkan dengan Huang, Chen difokuskan ke ganda putri, dan Lu dipasangkan dengan beberapa pemain muda. Akibat dari hal tersebut, poin ranking Zheng/Chen dan Lu/Huang yang saat itu menempati peringkat satu dan dua dunia, perlahan-lahan semakin berkurang.
Owi/Butet berhasil memanfaatkan kesempatan tersebut dengan tampil gemilang di Kejuaraan Asia. Keduanya sebenarnya hanya perlu mencapai minimal babak perempatfinal agar dapat naik menjadi peringkat satu dunia.
Namun sepertinya Owi/Butet juga tak puas jika hanya mencapai babak delapan besar. Terbukti keduanya berhasil lolos ke babak final usai mengalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan akan melawan ganda Tiongkok lainnya, yakni Wang Yilyu/Huang Dongping.
4. Hitung-hitungan poin ranking Owi/Butet

Di final Kejuaraan Asia 2018, Owi/Butet akan menghadapi pasangan Wang Yilyu/Huang Dongping. Apapun hasil yang diraih, Owi/Butet akan tetap menjadi peringkat satu dunia. Jika juara, Owi/Butet akan mendapatkan tambahan poin sebesar 9200 dan poin rankingnya menjadi 77670. Sementara jika menjadi runner-up, keduanya akan mendapatkan tambahan sebesar 7800 poin dan poinnya menjadi 76270.
Kedua poin tersebut sudah lebih dari cukup untuk mengungguli poin ranking Wang/Huang yang jika juara poinnya akan menjadi 72680. Semoga Owi/Butet dapat menyempurnakan perjalanannya menjadi peringkat satu dunia dengan menjadi juara di Kejuaraan Asia 2018 ini.