Alarm Keras Usai Timnas U-22 Gagal di SEA Games 2025

- Kegagalan di SEA Games 2025 jadi fase terburuk Indra Sjafri setelah meraih perak pada 2019 dan emas pada 2023.
- Penetapan target emas tak sejalan dengan persiapan yang ideal, kontradiksi kebijakan yang harus dipertanggungjawabkan.
- Evaluasi mulai dari pelatih, pemain, manajer, hingga penanggung jawab tim untuk menemukan akar masalah sebenarnya.
Jakarta, IDN Times - Pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali, menyebut kegagalan Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 harus jadi momentum PSSI berbenah. Hal itu juga berlaku bagi Zainudin Amali dan Indra Sjafri.
Akmal menilai, sosok yang jadi Wakil Ketua Umum (Waketum) PSSI dan pelatih Timnas U-22 itu jadi pihak yang harus turut bertanggung jawab atas kegagalan di SEA Games 2025 dan tak boleh lepas tangan.
1. Fase terburuk Indra Sjafri

Akmal menyebut, kegagalan di SEA Games 2025 jadi fase terburuk Indra. Pada 2019, dia membawa Garuda Muda meraih perak, berlanjut pada raihan emas di SEA Games 2023.
"Setiap orang ada zamannya. Kini, sepertinya kita memasuki era kegelapan bagi Indra Sjafri setelah sekian lama penuh bintang prestasi. Ini bukan kalah biasa, ini alarm keras," ujar Akmal dalam keterangannya.
2. Target emas yang tak dibarengi persiapan

Akmal menyebut, selain kepada Indra, sorotan juga wajib dialamatkan kepada Amali. Dia melihat, penetapan target emas yang dicanangkan tak sejalan dengan persiapan yang ideal.
"Target emas dicanangkan, tapi fondasi persiapannya jauh dari ideal. Ini kontradiksi kebijakan yang harus dipertanggung jawabkan," ujar Akmal.
3. Evaluasi memang harus dilakukan menyeluruh

Akmal mendorong evaluasi menyeluruh mulai dari pelatih, pemain, manajer, hingga penanggung jawab tim, untuk menemukan akar masalah sebenarnya. Selain filosofi yang harus lebih jelas, dia ingin agar kegagalan ini jadi pelajaran.
"Sekarang waktunya berbenah dan mengambil hikmah dari kegagalan Timnas U-22 di SEA Games 2025. Habis gelap, terbitlah terang. Tapi terang itu hanya datang jika kita berani jujur dan bertanggung jawab," ujar Akmal.


















