TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menyelisik Lebih Dalam Penyebab Terpuruknya Ajax Amsterdam

Faktor di dalam dan luar lapangan menjadi alasan

Ekspresi kekecewaan para pemain Ajax Amsterdam. (english.ajax.nl)

Ajax Amsterdam tengah mengalami periode mengecewakan di Eredivisie Belanda 2023/2024. De Godenzonen terjerembap di zona degradasi dengan mengumpulkan lima poin. Dari enam kali bertanding, tim besutan Maurice Steijn hanya mampu menang sekali. Sisanya berakhir dengan 3 kekalahan dan 2 hasil imbang.

Sebagai salah satu klub elite di Eropa, hal ini merupakan anomali yang mengejutkan. Fenomena kejatuhan yang mereka alami bukan hanya disebabkan performa buruk di atas lapangan. Sederet faktor dari manajemen juga memengaruhi tim sehingga terjebak dalam krisis.

Apa yang sebenarnya menjadi penyebab terpuruknya Ajax Amsterdam?

1. Penurunan performa Ajax sudah terjadi sejak awal 2022

Ekspresi kekecewaan para pemain Ajax Amsterdam. (english.ajax.nl)

Ajax Amsterdam merupakan salah satu klub langganan juara di liga domestik Belanda. De Godenzonen merupakan pemilik trofi terbanyak Eredivisie. Mereka mengoleksi 35 gelar juara, unggul jauh dari PSV Eindhoven yang baru 24 kali meraih titel tersebut. Kali terakhir Ajax berhasil menjadi juara adalah pada 2021/2022 lalu.

Raihan juara pada 2021/2022 itu juga diperoleh dengan susah payah. Ajax harus bermain hingga laga terakhir untuk bisa memastikan gelar juara. Mereka total mengumpulkan 83 poin di klasemen akhir. Mereka hanya unggul dua poin dari pesaing terdekat, yakni PSV Eindhoven. Hal itu sejatinya menjadi penanda menurunnya performa tim secara perlahan.

Baca Juga: 5 Gelandang yang Dijual Ajax ke Klub EPL sebelum Mohammed Kudus

2. Mundurnya Marc Overmars sebagai direktur sepak bola Ajax akibat skandal

Marc Overmars (english.ajax.nl)

Awal mula kejatuhan Ajax Amsterdam terjadi pada Februari 2022 ketika skandal Direktur Sepak Bola Marc Overmars muncul ke permukaan. Sejumlah pekerja perempuan di klub melaporkan perlakuan tidak pantas darinya. Ia telah mengirimkan pesan tak senonoh dengan indikasi mengarah kepada pelecehan seksual. Tuduhan tersebut tidak dibantah. Ia mengakui perilakunya telah melewati batas.

Overmars kemudian menyatakan mundur dari jabatannya sebagai direktur sepak bola Ajax pada 6 Februari 2022. Sebagai informasi, ia sudah menduduki posisi tersebut selama sedekade. Ia berperan penting dalam keberlangsungan tim selama periode 2012–2022. Jika menilik dari hasil kerjanya, skandalnya ini berdampak besar terhadap performa tim di atas lapangan.

Kinerjanya sebagai direktur sepak bola Ajax dinilai sebagai salah satu yang terbaik di Eropa. Hal itu diungkapkan Ketua Dewan Pengawas Klub, Leen Meijaard, dan diamini CEO Ajax saat itu, Edwin van der Sar. Namun, perilaku Overmars tidak bisa dibenarkan meski pekerjaannya baik. Berkat hasil kerjanya itu juga, Ajax dikenal sebagai salah satu penghasil pemain muda hebat selama beberapa musim terakhir.

3. Hengkangnya Erik ten Hag pada musim panas 2022 ke Manchester United

Erik ten Hag (english.ajax.nl)

Mundurnya Marc Overmars sebagai direktur sepak bola Ajax benar-benar berdampak buruk. Erik ten Hag memutuskan untuk menerima tawaran melatih Manchester United pada April 2022. Ia mulai bergabung setelah berakhirnya musim 2021/2022. Padahal, performa sang pelatih terbilang konsisten di klub yang berbasis di Amsterdam ini. Namun, ketidakcocokan menjadi alasan mengapa ia memutuskan hengkang dari klub.

Selama 3 tahun melatih Ajax, Erik ten Hag mampu membawa tim mendominasi Eredivisie. Ia menjuarai liga 3 musim beruntun. Salah satu pencapaian gemilangnya adalah membawa De Godenzonen menembus semifinal Liga Champions Eropa 2018/2019. Ia juga mengorbitkan banyak pemain muda yang kini menjadi bintang top di klub lain. Beberapa di antaranya seperti Matthijs de Ligt, Mohammed Kudus, hingga Frenkie de Jong.

Kepergian Erik ten Hag diikuti para pemain pada bursa transfer musim panas 2022. Banyak nama-nama andalan memutuskan pergi, seperti Lisandro Martinez, Ryan Gravenberch, Antony, Nicolas Tagliafico, hingga Sebastian Haller. Hal itu memengaruhi ruang ganti, di mana perginya para pemain berpengalaman membuat kekompakan tim menghilang.

4. Musim 2022/2023 menjadi mimpi buruk Ajax Amsterdam dari segala lini

ekspresi kekecewaan para pemain Ajax Amsterdam (english.ajax.nl)

Musim 2022/2023 seperti mimpi buruk bagi Ajax Amsterdam. Setelah mundurnya Marc Overmars, manajemen menjajaki opsi untuk mencari pengganti di posisi itu. Namun, mereka tidak menemukan sosok yang tepat. Segala urusan mengenai kebijakan klub, terutama terkait transfer, ditangani sementara oleh Klaas-Jan Huntelaar dan Gerry Hamstra pada periode tersebut.

Manajemen kemudian menunjuk Alfred Schreuder sebagai pelatih pengganti Erik ten Hag pada musim panas 2022. Pemilihannya tersebut berdasarkan prestasinya setelah membawa Club Brugge menjuarai Liga Belgia 2021/2022. Sayangnya, ia gagal beradaptasi dan kesulitan bersaing di papan atas. Pada 26 Januari 2023, pelatih berusia 50 tahun itu dipecat setelah serangkaian hasil buruk di liga.

John Heitinga kemudian ditunjuk sebagai pengganti sementara untuk sisa musim 2022/2023. Namun, performa Ajax tetap tak berubah dan hanya bisa mengakhiri musim di posisi ketiga. Mereka gagal lolos ke Liga Champions Eropa 2023/2024 dan untuk pertama kalinya tak mentas di ajang itu sejak 2009. Pemilik empat trofi Si Kuping Besar ini terpuruk dengan cepat hanya dalam kurun waktu setahun.

Baca Juga: 5 Mantan Pemain Ajax yang Membela Manchester United pada 2023/2024

Verified Writer

Khasan Rochmad

Be curious

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya