Performa Chelsea Melorot, Penyakit Lama Ini Diduga Penyebabnya
Frank Lampard dalam sorotan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Chelsea tengah limbung. Hasil imbang dalam laga pekan 16 Premier League melawan Aston Villa menjadi satu dari sekian tanda bahwa 'Si Biru' sedang tidak baik-baik saja.
Bayangkan saja, setelah menang lawan Leeds United pada awal Desember, Chelsea seolah sulit meraih kemenangan. Dalam enam laga terakhir di semua ajang, Chelsea hanya menang sekali melawan West Ham. Sisanya, kalah tiga kali dan imbang sekali.
Performa buruk tersebut membuat Chelsea tertahan di peringkat enam klasemen sementara Premier League 2020/21 dengan raihan 26 poin dari 16 laga, hasil dari 7 kali menang, 5 kali seri, dan 4 kali kalah.
Jadi, apa yang sebenarnya membuat Chelsea jadi lemah seperti ini?
Baca Juga: Chelsea Gagal Menang Lagi, Posisi Frank Lampard Semakin Terancam
1. Penyakit lama Chelsea yang kembali lagi
Frank Lampard, manajer Chelsea, pernah menyoroti satu penyakit di dalam timnya. Penyakit itu adalah kebobolan lewat serangan balik cepat, akibat terlalu fokus menyerang dan menaikkan garis pertahanan setinggi mungkin.
Nah, hal itu kerap tampak dalam beberapa laga yang dilalui Chelsea. Ketika kalah dari Wolves, dua gol yang bersarang ke gawang mereka hampir semuanya berawal dari skema serangan cepat.
Saat kalah dari Arsenal, penyakit itu muncul kembali. Chelsea kerepotan menghadapi permainan "direct" Arsenal yang digawangi oleh trio Emile Smith Rowe, Bukayo Saka, dan Gabriel Martinelli. Banyak ruang yang bisa dieksploitasi lawan di lini pertahanan Chelsea.
Akibat penyakit lama yang kembali ini, gawang Chelsea jadi rentan kebobolan lawan. Total, dari enam laga terakhir yang dilalui Chelsea di semua ajang, mereka kebobolan 8 gol.
Baca Juga: Newcastle Dihajar Chelsea 0-2, F. Lampard Puji Pemain